Reihan terbangun saat bi Inah mengetuk pintu. Hari ini hampir saja Reihan kesiangan. Risma mengajaknya jalan-jalan dan membeli beberapa keperluan pribadinya. Sama seperti kakaknya kalau belanja lupa waktu. Reihan segera ke kamar mandi, sholat subuh dan sarapan. Mengeluarkan motornya dan mulai menembus keramaian pagi.
Setiba dikampus segera ke perpustakaan. Namun tak ada siapapun. Beberapa saat menunggu yang ditunggu tak juga tiba. Diambilnya hp mencoba menghubungi namun tak ada jawaban. Mencoba chat tanda ceklis satu belum berubah. Reihan mulai gelisah.
Tiba-tiba seseorang menepuknya. Spontan Reihan menoleh.
“Kenapa baru datang..? kamu kemana saja Vir..?”.
“Apa … Vir.. ?, kamu janjian sama siapa?”, Risma menatap tajam.
“Kamu Ris… aku pikir kamu Vira”, Jawab Reihan pelan.
“Jadi kamu datang sepagi ini nunggu Vira..?”, Risma cemberut.
“Bukan… aku hanya menebak saja, biasanya yang datang pagi-pagi ke perpustakaan Vira, kamu ngapain ke sini..?”. Reihan berusaha mengalihkan pembicaraan.
“Aku nyari kamu… tadi kebetulan lewat sini”, Suara Risma terdengar kesal.
“Ada apa nyari aku…?”, matanya masih mencari keberadaan Vira.
Risma memperhatikan Reihan. Ada rasa yang tak nyaman ketika Reihan bicara tanpa menatapnya. Apa sebenarnya yang terjadi dengan Vira dan Reihan, mungkinkah ada seseuatu diantara keduanya.
“Gak ada apa-apa…Kamu ada kuliah hari ini Rei..?”, Tanya Risma pelan.
“Ada… nanti jam 9”, Reihan menjawab singkat.
“Sama… aku nunggu disini bareng kamu yah”, Risma duduk di samping Reihan. Reihan hanya terdiam. Sebenarnya dia masih ingin menunggu Vira.
“Jangan disini, di himpunan saja”, ajak Reihan
“Kenapa… ? aku ingin nunggu di sini, sekalian nyari buku..”. Risma meraih tangan Reihan dan mengajaknya masuk.
Vira masuk ke perpustakaan. Berjalan menghampiri Reihan dan Risma. Mengambil beberapa buku tapi sepertinya dia tidak tahu ada Reihan dan Risma di sana. Setelah mendapatkan buku yang dicari Vira segera duduk dan mulai membaca.
Reihan berusaha menghampiri Vira, tapi Risma segera menarik tangannya dan duduk di tempat yang cukup jauh dari Vira.
“Rei… ini buku yang kucari, coba lihat ini akan jadi referensi buat makalah yang akan kita buat”.
Risma Nampak bersemangat dan mulai membuka buku itu. Reihan hanya memandang sekilas. Sesekali melirik ke arah Vira. Gadis itu terlihat asik dengan bukunya.
“Rei … kita ke kelas yuk..!”, Risma menarik tangan Reihan dan mengajaknya ke luar. Mereka berjalan melewati Vira yang sedang asik membaca.
Tiba-tiba Risma berhenti di depan Vira dan menyapa gadis itu dengan ramah.
“Hai Vira… kamu baca buku apa sih? Serius bener..!”.
Vira segera menoleh. Matanya bertatapan dengan mata Reihan. Tatapan yang mampu membuat jantung Reihan berdegup kencang.
“Ya kak… buat referensi untuk presentasi hari ini”, Jawab Vira sambil tersenyum.
“Oh… ya sudah, dilanjut yah, kakak ada kuliah”, Lanjut Risma sambil menarik tangan Reihan menuju penjaga perpustakaan untuk meminjam buku yang sudah dipilihnya.
Vira hanya tersenyum dan kembali melanjutkan bacaannya. Reihan mencoba melepaskan tangan Risma.
“Ris… sebentar, ada yang tertinggal, kamu duluan saja yah”, Reihan berbohong.
“Apa… memangnya kamu bawa apa sampai ketinggalan?”,Risma mengeryitkan dahinya.
“Buku yang mau aku pinjam, tadi belum sempet aku ambil”, Reihan berbalik dan kembali ke perpustakaan.
Risma menatapnya dan mengikuti Reihan. Reihan celingukan mencari Vira. Namun Vira sudah tidak ada. Rupanya Vira juga keluar setelah mereka keluar tadi. Reihan berjalan menghampiri Risma yang berdiri diluar perpustakaan.
“Mana bukunya ..?”, tanya Risma
“Sudah ada yang ambil”, jawab Reihan lesu.
“Aku tahu kamu berbohong, kamu hanya ingin ketemu Vira kan?”, Gumam Risma dalam hati.
Setelah kelas berakhir, Risma mengajak Reihan ke kantin.
“Aku harus buru-buru kasian bi Inah, mamah sama papah lagi keluar kota..”, Reihan menolak.
“Ya sudah aku juga langsung pulang”, Jawab Risma kecewa.
“Maaf yah..”.
“Gak apa-apa, kapan-kapan kita jalan lagi yah…daah”, Risma melambaikan tangannya dan pergi meninggalkan Reihan.
Reihan segera berbalik tergesa-gesa menaiki tangga dan kembali ke kelas. Baru saja beberapa langkah Egi menghentikannya.
“Rei… mau kemana?”. Egi berlari mengejar Reihan.
“Ikut saja…”, jawab Reihan sambil terus melangkah.
Teman-teman Egi berusaha menghentikannya. Egi memberi isyarat untuk mengikutinya. Merekapun bergegas mengikuti Reihan.
Reihan berhenti di salah satu ruang kelas. Pintunya sedikit terbuka dan Nampak mereka sedang belajar.
“Rei… kamu mau masuk kuliah ini?”, tanya Egi heran.
“Tidak… coba kamu lihat gadis yang duduk di deretan ke-2 paling kanan..!”, Jawab Reihan sambil menunjuk Vira.
“Gadis yang pakai baju kuning itu..?”, Egi dan teman-temannya memperhatikan gadis itu.
“Ada apa dengan gadis itu..?” Tanya Reza.
“Coba lihat wajahnya yang lembut, senyumnya yang manis, dia berbeda dengan gadis yang lainnya”, Jawab Reihan sambil terus menatap Vira.
“Ah… Biasa saja, malah terkesan kuno..” Jawab Rico
“Ya… awalnya aku juga berpikir begitu, tapi kamu belum tahu kalau dia sudah tersenyum, bikin jantung deg-deg-an ..”, Jawab Reihan sambil tersenyum.
“Masih cantikan Risma …”, Kata Egi matanya tak lepas dari Vira.
“Eh… tapi Vira unik pokoknya limited edition deh..”, Reihan terus menatap Vira.
Tiba-tiba Vira memalingkan wajahnya ken arah Reihan. Rupanya dia merasa kalau sedang diperhatikan. Reihan pura-pura melihat ke arah lain dan berbisik kepada Egi untuk pergi dari situ. Mereka segera menuju kantin dan memesan beberapa minuman.
“Rei… kamu tertarik sama gadis itu?”, tanya egi.
“Bukan hanya tertarik tapi aku penasaran, aku ingin lebih dekat tapi Risma nempel terus sama aku?”, jawab Reihan.
“Risma menyukai kamu Rei…!”, Reza ikut bicara
“Aku tahu… tapi aku gak punya perasaan apa-apa sama dia”.
“Aku yakin si Vira itu juga suka sama kamu, Cuma dia jual mahal, atau mungkin dia gak PD deketan sama kamu yang ceweknya banyak…he…he..”, kata Egi.
“Aku gak punya cewek… mereka saja yang ngejar-ngejar aku..!” Reihan membusungkan dada sambil tertawa.
“Rei… gimana kalo kita taruhan, jika kamu menang kamu dapet sepatu cats merk Skechers, yang harganya lumayan lah, jika kalah kamu harus traktir kami selama seminggu..”, kata Egi
“Taruhan apa..?”, Reihan mengeryitkan dahinya.
“Taruhan si Vira itu..”, jawab Egi.
“Maksudnya Vira dijadikan taruhan gitu…? Tidak-tidak aku tidak mau”, Reihan sedikit emosional.
“Jangan marah dulu, kami tahu kamu suka sama gadis itu, aku yakin setelah kamu jalan sama dia, pasti hilang tuh penasaran, percaya deh… kamu cuma penasaran …”, Reza menambahkan.
“Mau gak…? kalau kamu nolak tandanya cemen broo…”, Farhan mengacungkan jari kelilingnya.
Reihan terdiam hatinya mulai tersulut kata-kata Farhan.
“Aku, Rico, Reza dan farhan patungan buat beliin kamu sepatu itu, asalkan kamu tunjukan kalo kamu bisa ngajak dia jalan berdua dalam waktu satu minggu… gimana kamu setuju?”, kata Egi sambil memberi isyarat kepada teman-temanya untuk ikut taruhan.
“Seminggu… cepet amat broo?”. Kata Reihan.
“Ya.. kalau lewat seminggu angus…!”, kata Rico sambil tertawa.
“Baiklah… aku terima tantangan kalian tapi tolong jauhkan Risma ..”, Jawab Reihan semangat.
“Kenapa…?”, jawab mereka hampir bersamaan.
“Ya… kalau ada Risma mana mau Vira jalan sama aku, yang ada dia ill feel sama aku”, Jawab Reihan.
“Siap broo.. yang jelas loe siapkan jurus jitu biar minggu depan sepatu sudah ditangan..!” Kata Egi.
“Oke brooo..”. jawab Reihan sambil mengacungkan minumannya.
“Nah gitu dong, masa seorang Reihan kalah sama gadis biasa?”, kata Reza.
“Eh… jangan bilang gadis biasa, dia istimewa tahu..!”, Reihan membela Vira.
“Ya coba buktikan..!, kita mau tahu apa keistimewaan Vira itu..?”, Kata Rico sambil meneguk minumannya. Bersambung
Penulis,
Yuningsih, S.E
Guru SMPN 2 Pebayuran Bekasi
NPA:10111300311
Terima kasih Bu Guru Yuningsih, SE. telah posting di website YPTD. Ini sudah tulisan ke 10 ya. Kiranya berkenan bergabung di WAG YPTD untuk sarana komunikasi, informasi dan edukasi antar penulis. Hubungi saya di 08159932527
Salam Literasi
Thamrin Dahlan
YPTD
Ya pak, ini tulisan ke-11, sy ikut lomba blog bulan februari bersama PGRI, mohon maaf masih baru belum paham betul cara posting dan editnya …