Episode Draft Cover dan Sebuah Petuah Bijak

Cerpen, KMAB, YPTD118 Dilihat
Cover oleh Ajinatha

“Wuadzaaaaau. Hahahah” komentar mas Rizal saat aku mengirimkan draft cover buku yang berisi tentang kisah-kisah penting yang bermanfaat bagiku dari mas Rizal. Ada gambar lelaki gondrong tampak dari samping dengan judul yang membuat aku sendiri heran. Hehehe.

Draft cover buku itu tentu sederhana karena hanya hasil kreativitasku. Bukan karya seorang profesional. Pada akhirnya, cover buku kumintakan kepada profesional —pak Aji namanya— biar keren. Gratis pula. Ah, semoga menjadi amal jariyah pembuat cover yang super keren itu.

Rep nganggo foto mas Rizal ki ra penak.” (Mau pakai foto mas Rizal tapi nggak enak hati).

“Aih. Fotoku gak layaaaak. Hahahah,” komentarnya.

Mas Rizal tak tahu kalau aku membukukan tulisan-tulisan di chatnya dalam bentuk cerpen berseri. Tapi suka-suka aku sajalah. Cerpen-cerpen itu kutulis untuk mengabadikan ilmu dari mas Rizal, sebelum chat darinya ku delete semua.

Menurut mbak Ummu aku tak perlu memberitahu mas Rizal. Dia berpesan, aku malah harus izin sama mas Yan, suamiku.

Bojoku ora ta kandhani. Kan kuwi cerpen fiksi genrene.” Aku ngeyel kan? (Suamiku nggak kuberitahu. Kan itu genre cerpen fiksi).

“Hadeeeh kudu matur mbak, arepo formate fiksi.” (Harus tetap bilang meski bukunya format fiksi, mbak). Begitu nasehat mbak Ummu. Dia memang sahabat yang selalu memberi nasehat biar sobatnya ini berada di jalan yang benar. Aku bersyukur memiliki sahabat sebaik dia.

Aku bercerita kekhawatiranku kalau malah mas Rizal yang nantinya tak berkenan.

“Wkwkwk nek iki ora masalah. Pak Yan wae sing kudu dikandhani mbak,” usul mbak Ummu saat tahu aku khawatir dengan mas Rizal. Hihihiii. (Kalau ini nggak masalah. Pak Yan saja yang harus diberitahu, mbak).

“Iya. Suk nek wis dadi. Ta konne maca.” (Besok kalau bukunya sudah jadi, biar dia baca sendiri buku itu).

“Josss. Harus selalu terbuka sama suami, apapun itu.”

“Iyaaa. Siapppp. Mas Yan bebas nyekel hpku. Wong password HPku we nganggo sidik jarine kono kok.” (Mas Yan bebas pegang HPku. Wong password HPku saja pakai sidik jarinya kok).

“Hehe podo. Mas Heru ya bisa buka kunci hpku. Malah tukang ngublak-ublak lapakku. Jare kae tulisanmu tak jupuk ya buk. Wkwkwk sing plagiat malah bojone dewe.” (Sama dengan mas Heru ya. Bisa buka kunci HPku. Malah tukang ngutak-atik lapakku. Dia bilang, tulisanmu aku ambil ya, Bu. Wkwkwk yang plagiat malah suamiku sendiri).

Aku tertawa membacanya. Tapi kalau misal suami mbak Ummu membuat konten untuk channel YouTube-nya, gaji dari al YouTube kan masuk dompet mbak Ummu juga. Hehehe.

Ah…memang indah persahabatanku dengan mbak Ummu. Kami begitu kompak, meski awalnya hanya mengenal lewat tulisan-tulisan yang dipublikasikan di K.

 

Branjang, 31 Juli 2022

Tinggalkan Balasan