Episode Satria Polkadot Pink

Cerpen, KMAB, YPTD35 Dilihat
Cover oleh Ajinatha

Menjadi single parent bagi mas Rizal bukanlah hal yang mudah. Kuakui dia termasuk lelaki yang sangat mencintai isterinya. Jadi meski isterinya telah berpulang pada tahun 2013, mas Rizal tak terpikir untuk menikah lagi.

Kebahagiaannya adalah putra-putrinya. Hingga saat bulan Ramadhan, mas Rizal harus rela dan ikhlas jika lek-lekan atau begadang sampai waktu sahur tiba. Demi sahur bersama anak-anak dan simbah putrinya.

Tentu saja dahulu aku sempat terheran-heran, mas Rizal tak seperti lelaki lain. Lelaki lain akan malas berhadapan dengan budidaya tanaman sayur. Sementara mas Rizal malah menikmati.

Mulai dari kangkung hingga cabe dan tomat ditanamnya. Ketahanan pangan benar-benar terkonsep di benak mas Rizal.

Memasak pun bukan menjadi hal tabu baginya. Pernah dia mengulas menu sahur ala dia. Membuat nasi goreng dan diabadikan dalam video dan tulisan. Kejadian saat bulan Ramadhan yang kebetulan temanya membuat video beserta ulasan pembuatan menu sahur.

Jelang buka puasa pun diabadikan dalam tulisan dan video. Isinya kalau tak keliru adalah mencari menu takjil di alun-alun. Tentu diajaknya putra-putrinya.

Mas Rizal adalah sosok lelaki yang bisa ditiru oleh semua kaum Adam. Membantu isteri tercinta dalam menyiapkan makan dan mengasuh anak, paling tidak itu pelajaran bagi sesama lelaki.

***

Di WA grup tiba-tiba mas Rizal mengajak penghuni grup untuk minum kopi bersama. Tampak payung pelangi berukuran besar berdiri di antara dua gedung.

Kuwi neng sekolahan apa kantor, mas? Nek neng sekolahan, ta susul.” (Itu di sekolah apa kantor, mas? Kalau di sekolah, aku susul). Tanyaku iseng.

Neng sekolahan gwede, Mbak. Hahahaha”. (Di sekolah besar, mbak).

“Kesimpulannya: lokasi ngopi di kampus. Oke. Aku daftar jadi mahasiswa dulu ya.”

Lalu mas Rizal mengirimkan foto tanaman sayurnya dengan caption “ini sekolah cilik”.

Melihat tanaman yang dijajar rapi, kubayangkan kalau tanaman itu berada di kebonanku.

Nek nggonaku langsung diserbu pitik-e tetangga. Hihihi”. (Kalau di tempatku bisa langsung diserbu ayam tetangga).

“Ada 2 pilihan. Pertama. Tanam, dan cicipkan hasil tanam ke tetangga. Sambil bilang: “Ini mbak. Cicipin kangkung. Tapi sedikit. Kalau gak dimakan pitik, hasilnya mungkin bakalan banyak!”. Kedua.Tanam aja pitik tetangga itu. Atau sekalian tetangganya ditanam!”

Wkwkwk. Mosok ya tetangga ditanam. Suka asal saja kalau nulis. Hmmm.

“Alesannya: Kalau mau nanam, khawatir dimakan pitik, atau diambil orang. Yo gak jadi-jadi nanem.”

Ora papa. Ora nandur-nandur tapi itu bentuk ibadah: membantu petani kangkung biar laku kangkungnya. Hahahah.”(Nggak apa-apa. Nggak menanam itu bentuk ibadah).

“Kalau nandur berbasis kesenangan. Ada tiga misi yang tak rahasia.

1. Menyelamatkan kebutuhan pribadi.

2. Kalau tuntas, berbagi ke tetangga.

3. Kalau dah beres, baru dijual.” Itu pendapat dari mas Rizal tentang manfaat dari menanam aneka sayuran di lingkungan rumah.

“Jangankan kangkung, pisang raja sudah kubagi-bagi. Nggak enak ati kalau ngejual.” Komenku asal.

Teman lain di grup turut mengomentari.

“Iyo betul. Berbagi sedikit karo pitik rapopo yo Bang. Hehehe”.

“Berbagi sedikit tetapi setiap hari, mbak. Lah yo habislahhhh…”

“Gampaaaaang! Nanemnya juga tiap hari. Hahahaha.”

“Judheg… Mosok ya saben dina nandur.” (Masak ya setiap hari menanam).

“Biar gak habis-habis, Cekgu!”

Njur ora isa nyang sekolahan. Lah isa dipecat pak Bupati.”(terus nggak bisa ke sekolah. Bisa dipecat sama pak bupati).

“Eh, ada rahasia alam. Jika nandur di atas jam empat sore tingkat stres akar jauh berkurang. Jadi kemungkinan hidup akan lebih besar dibandingkan nandur pagi atau siang. Nah, sore hari, Cekgu gak sekolah, kan?”

“Nggak. Sore baru pulang sekolah. Langsung macak petani kangkung ya, mas. Haha.. Ide brilian.”

“Deal! Biar Cekgu jadi Multi Talenan.”

Pembicaraan kemudian pindah topik lain. Yang dibicarakan kini tentang dunia ikan.

“Nyimak pujangga yang merangkap jadi penyuluh pertanian.” Ujarku, lelah berkomentar sebenarnya. Hehehe.

“Aku mah, kalau ada yang suka nanem, bakal berubah jadi Satria Polkadot Pink,” mengomentari ujaranku tadi.

Kukira istilah itu mewakili sosok lelaki yang mengerjakan aktivitas kaum Hawa sepeninggal isterinya.

 

Branjang-Melikan, 7-8 Agustus 2022

 

Tinggalkan Balasan