Aku termangu memandang sebuah lembaran kertas hasil perjuanganku selama tiga tahun tujuh bulan belajar di universitas ternama di kotaku. Sarjana Pendidikan Agama Islam. Sebuah nama tercantum di sana. Siti Fatimah.
Dan ku pandang secarik kertas hasil coretan tanganku. Coretan yang masih menyisakan kerapian seperti dulu saat masih SMA. Surat Lamaran untuk bekerja sebagai guru di Sekolah Luar Biasa Swasta di kecamatanku.
“Mengabdi itu tidak harus di sekolah umum, nak..”.
Perkataan ibu membuyarkan lamunan dalam pikiranku. Seakan ibu tahu apa yang sedang ku pikirkan.
“Nanti kamu akan belajar banyak hal di sana.. Ada teman ibu yang mengajar di SLB tetapi menjadi ahli bahasa isyarat untuk anak tunarungu lhoo..”, lanjut ibuku.
Oh iya, ibuku ini seorang guru agama di SD umum. Tetapi beliau memang punya teman, yang juga guru agama, dan oleh kantor kementerian agama ditugaskan di SLB.
“Iya, bu.. Fat juga meyakinkan hati untuk dapat mengabdi di sana. Semoga Fat bisa banyak belajar.. Bismillah..”, ucapku.
***
“Belajar menulis huruf braille itu yang mudah adalah dengan menghafal huruf a sampai j dulu, mbak..”, kata pak Tuwon.
Di saat itu aku memang belajar menulis huruf braille. Aku masih memegang sebuah buku panduan penulisan braille. Mencontek dulu pastinya. Hehe.
“Kenapa tidak langsung semua saja, pak?”, tanyaku agak heran.
Memang kalau dilihat akan sulit menghafal keseluruhan huruf braille. Titik-titik setiap huruf kan berbeda.
“Ada triknya, mbak. Untuk anak tunanetra akan kesusahan kalau langsung disuruh menghafal keseluruhan. Kalau anak sudah hafal huruf a sampai j, nanti anak akan mudah menghafal huruf-huruf selanjutnya..”.
Pak Tuwon menjelaskan kepadaku. Aku masih belum paham saat itu.
“Maksudnya gimana ya, pak?”, tanyaku penasaran.
“Perhatikan saja huruf a sampai j, mbak.. Kalau anak sudah hafal huruf a sampai j, nanti huruf k itu titik a ditambah titik tiga.. huruf l itu huruf b ditambah titik tiga.. Jadi huruf k sampai t itu huruf a sampai j ditambah titik tiga..”.
Hmmm. Bener juga. Cerdas banget penemu huruf braille ini. Menemukan kode-kode untuk mewakili huruf. Dan ada triknya.
Ku pelajari cara menghafal dan menulis huruf braille ini dengan trik dari pak Tuwon. Dan ternyata masih ada huruf braille matematika, arab braille, seni musik dan lain-lain. Inilah pelajaran pertama yang berharga untukku di SLB ini. Pengalaman dan pelajaran berharga lainnya, tentu banyak sekali.