TRIK BERLITERASI DI MASA PANDEMI

Pendidikan81 Dilihat

 

TRIK BERLITERASI DI MASA PANDEMI

Oleh Mujiatun, S.Pd.

(SMPN 2 Banjit, Way Kanan, Lampung)

(Tantangan Menulis di Blog Hari Kedua, Selasa, 2 Februari 2021)

 

“Menulislah Setiap Hari dan Buktikan Apa yang Terjadi”

Setiap kali akan menulis saya selalu teringat pesan Bapak Wijaya Kusumah, S.Pd., M.Pd. yang akrab dipanggil dengan Omjay. Kalimat-kalimat motivasi yang beliau share selalu memantik semangat semakin menyala. Kalimat “ajaib” itu benar-benar terbukti dalam kehidupan saya.

Enam bulan yang lalu, tepatnya awal bulan Juli 2020, saya  bersama 50 siswa  kreatif  SMPN 2 Banjit, Way Kanan, Lampung  kembali   menulis  buku.  Setelah  sukses  menerbitkan  buku  pertama  Antologi  Pantun  yang berjudul “Telaga Kasih”.  Dengan  senang  hati  dan  bara literasi  di dada,  akhirnya saya pun siap kembali membimbing mereka.

Kali  ini  mereka  sepakat  memilih  cerita  pendek  untuk  tulisannya. Kebetulan  materi  Bahasa  Indonesia kelas 9 terdapat KD Menulis Cerita  Pendek. Karena masih  dalam masa pandemi Covid-19 dan daerah Way Kanan masih zona merah maka kegiatan bimbingan pun kami lakukan secara daring.

Seminggu dua   kali  saya bimbing  anak-anak  melalui  WA grup  dan  sesekali  tatap  muka virtual via google meet. Kegiatan ini membuat mereka senang dan antusias. Semua tergambar dari wajah mereka. Tampak selalu berseri-seri saat mereka mengikuti bimbingan di google meet. Dan mereka pun selalu aktif mengikuti di WA Grup.

Tema cerpen  saya batasi  tentang  cita-cita dan harapan mereka. Dan harus digali berdasarkan pengalaman sendiri. Sehingga cerita mereka mengalir  dengan  mudah  dalam  bentuk tulisan. Kalaupun  ada  kesulitan  tidaklah banyak.

Alhasil, dalam waktu dua bulan cerpen anak-anak hebat saya pun terkumpul. Ada yang sudah ditulis dalam file word ada  pula yang  masih tulis  tangan.  Dengan  demikian  saya  pun harus  mengetiknya  kembali dalam file word. Agar dapat dikemas dalam satu naskah buku yang siap dikirim ke penerbit.

Proses kurasi, revisi, dan editing baik isi maupun bahasa saya lakukan sendiri. Kegiatan ini memakan waktu kurang lebih dua bulan. Setiap malam satu per satu naskah cerpen anak-anak kreatif tersebut saya kurasi. Ada kebahagiaan tersendiri  dalam   hati   ketiga  membaca  kisah  inspiratif  yang ditulis  oleh  anak-anak. Hampir  semua  kisah yang diceritakannya dalam cerpen merupakan kisah nyata. Ada cerita haru, sedih, bahagia, bahkan lucu.

Setiap  malam  selama  dua  bulan  saya  kurasi, akhirnya 50  judul naskah cerpen karya saya dan anak-anak selesai. Setelah  saya  lengkapi  dengan  kata  pengantar, daftar isi, dan sinopsis, naskah pun dikirimkan ke penerbit. Dalam waktu satu bulan, tepatnya tgl 27 Desember 2020 buku kedua pun terbit. Buku ber-ISBN itu saya beri judul Antologi Cerpen “Di Tepian Langit”.

Buku Antologi Cerpen “Di Tepian Langit” Karya Saya dan Siswa SMPN 2 Banjit

Untuk kedua kalinya, saya dan  anak-anak hebat SMPN 2 Banjit  kembali menorehkan sejarah di “dunia” literasi. Karya ini benar-benar membuat saya, para siswa, dan kepala sekolah menjadi bangga. Melalui karya ini pula, saya dan kepala sekolah beserta perwakilan  anak-anak  yang  menulis buku tersebut diundang dan diberi penghargaan oleh Bupati Way Kanan, Bapak H. Raden Adipati Surya.

Bupati Way Kanan Saat Meluncurkan Buku Antologi Cerpen “Di Tepian Langit” 

Hal ini benar-benar  membuat  saya dan anak-anak SMPN 2 Banjit semakin semangat  dalam berkarya. Kalimat “ajaib” Omjay itu sudah terbukti  dan  saya  akan  terus  menulis  dan  berkarya.  Berbagi  semangat literasi dan memotivasi siswa-siswa hebat di sekolah untuk selalu menulis. Dan akan berupaya mengajak mereka agar selalu menulis dengan hati. Sehingga kegiatan menulis menjadi hobbi yang takkan pernah membebani.

Semoga langkah kecil ini menjadi awal yang baik bagi saya untuk menumbuhkan jiwa literasi bagi anak-anak hebat SMPN 2  Banjit  Kabupaten Way Kanan, Lampung.  Dan  semoga  guru-guru  pun  akan tergugah oleh langkah para penulis cilik ini.  Bila  siswa   saja   mampu  menulis   dan  menerbitkan  sebuah  buku ber-ISBN  tentu  para guru di Kabupaten Way Kanan pun mampu.

 

 

 

Tinggalkan Balasan

19 komentar