Ajakan Bahagia

Literasi74 Dilihat

Suara hujan gemircik diluar terdengar sayup-sayup. Rasanya ingin tertidur lelap. Tapi ini jelang Maghirb. Kusiapkan diri menuju rumah yang indah. Baju putih, kopiah warna hitam dan sarung berwarna hijau siap digunakan. Antrian ke kamar mandi masih belum lancar. Ku tunggu sambil menulis tulisan ini. Ya hari ini terasa indah karena Allah selalu tunjukkan sesuatu yang hebat. Bagi yang lain mungkin ngak hebat, tapi bagi aku ini memang hebat. Suara panggilan romantis sudah terdengar, aku hentikan tulisan ini, sesaat aku akan kembali lagi, bila usai tiga rokaat. Maaf kalau aku panggilan romantis, gimana ngak romantis ajakannya begitu dasyat. Marilah menuju kebahagiaan. Siapa yang tidak ingin bahagia. Kiranya diajak bahagia rasanya ngak bisa nolak. Masa diajak bahagia kok ditolak.

Berbekal payung besar, aku bersiap menuju rumahmu. Ponakan kecil ikut bersama, ehm masa baru tujuh tahun begini kok semangat berangkat ke rumah idaman ini. Sepanjang jalan menuju rumah idaman ini, keponakanku cerita kucing yang mati. Ini kucing kita, kita suka kasih makan sosis, tapi kucing ini mati terlindas motor, kasihan ya. Sampailah kami ke mesjid, keponakanku berpesan jangan lama ya soalnya mau terus ngaji. Ehm….lagi-lagi kepikiran anak tujuh tahun kok rajin ngaji ya. Setelah usai tiga rokaat, dzikir sebentar kemudian kita pun segera pulang. Keponakanku pun masuk kembali ke rumah membawa tas kecil kemudian bergegas ngaji ke rumah tetangga. Aku pun lanjutkan dua rokaat yang belum tuntas dilaksanakan dirumah.

Usai dua rokaat, aku buka tas merahku kubawa sebuah kitab best seller sepanjang jaman. Tak akan ada yang mengalahkan kitab ini. Penyambung mata pun aku cari di tas, alhamdulillah ada. Coba kalau ketinggalan kasihan mataku kurang jelas melihat tulisan yang ada di kitab ini. Surat ke dua puluh sembilan ayat lima puluh tiga aku tuntaskan hingga ayat terakhir sampai enam puluh sembilan. Tak hanya tulisan arabnya saja yang aku baca, tapi terjemaahannya pun aku baca dikeraskan bagaikan saritilawah. Nikmat telinga ini juga bisa menikmati bacaan yang begitu indah. Apa yang dibaca itu sangat luar biasa. Ada ayat yang menyatakan “Dan kehidupan dunia ini hanya senda gurau dan permainan. Dan sesungguhnya negeri akherat itulah kehidupan yang sebenarnya, sekiranya mereka mengetahui”. Ini ayat ke enam puluh empat. Untuk mengingatnya aku kasih kode 029064, 029 adalah nomor suratnya, yaitu surat Al-Ankabut artinya laba-laba. 064 adalah ayat ke enam puluh empat.

Di ayat ke enam puluh dua pun kubaca artinya “Allah melapangkan rezeki bagi orang yang Dia kehendaki di antara hamba-hambaNya dan Dia (pula) yang membatasi baginya. Sungguh, Allah Maha Mengetahui segala sesuatu”.  Ah…sudah dulu yang nulisnya, panggilan makan dari Bapak Mertua terasa jelas. Aku hentikan tulisan ini. Semoga selalu ada hikmah dari setiap aktivitas. Semoga senantiasa Allah mengetahui apa yang kita perlukan dan kita inginkan. Maha benar Allah dengan segala firmannya.

 

Bambang Purwanto
SMP Taruna Bakti
NPA PGRI : 10012000091

Tinggalkan Balasan