Maros Menuju Kabupaten Literasi

Terbaru29 Dilihat

Maros Menuju Kabupaten Literasi

Tulisan ini saya buat sebagai salah satu pemikirian langkah apa yang harus diambil untuk menjadikan Maros sebagai Kabupaten Literasi. Hari ini sudah di jadwalkan ada pertemuan dengan Wakil Ketua DPRD Kabupaten Maros untuk membahas persiapan apa yang harus dilakukan untuk menjadikan Maros sebagai Kabupaten Literasi. Namun beberapa saat ada telepon bahwa kegiatan itu di tunda karena Ibu Wakil Ketua DPRD ada pertemuan dengan Wakil Bupati Maros.

Untuk menjadi Kabupaten Literasi, perlu pemikiran dan persiapan yang mantap agar hal itu dapat terwujud. Mengapa sebuah kabupaten perlu mencanangkan sebagai Kabupaten Literasi?. Dari sudut pandangan seorang pendidik ini sangat penting sejalan dengan program sekolah yang mencanangkan program literasi.  Peserta didik itu perlu selalu melakukan kegiatan literasi mulai dari rumah dan di lingkungan tempat tinggalnya.

Untuk menjadi kabupaten literasi ada beberapa hal yang pelu dilakukan antara lain :

  1. Pengintegrasian literasi ke RPJMD dan RPJMDes, Renstra Diknas, dan Dispora, serta Perpustakaan Daerah.
  2. Pengumpulan data siswa yang belum bisa membaca di SD/MI dan SMP/MTs.
  3. Pembentukan Pokja Kabupaten Literasi, baik di level Kabupaten, Kecamatan, Desa dan Sekolah, serta penerbitan SK oleh Bupati Maros.
  4. Penyiapan dan penerbitan instruksi BupatiMaros tentang pelaksanaan gerakan literasi di tingkat Kabupaten, kecamatan, desa, sekolah serta masyarakat.
  5. Iidentifikasi , seleksi dan penerapan sekolah dan desa literasi.
  6. Pelatihan pengelolaan/pustakawan sekolah dan desa.
  7. Sosialisasi dan publikasi,
  8. Rekruitmen kader literasi desa.
  9. Pelatihan guru kelas awal, khususnya yang ditetapkan sebagai sekolah/madrasah literasi.

Di dalam masayarakat sudah diterapkan budaya literasi. Budaya literasi dalam konteks ini bukan hanya masalah bagaimana suatu bangsa bebas dari buta aksara, melainkan juga yang lebih penting, bagaimana warga bangsa memiliki kecakapan hidup agar mampu bersaing dan bersanding dengan bangsa lain untuk menciptakan Kesejahteraan dunia. Dengan kata lain, bangsa dengan budaya literasi tinggi menunjukkan kemampuan bangsa tersebut berkolaborasi, berpikir kritis, kreatif, komunikatif sehingga dapat menyaingi persaingan global.

Sebagai bangsa yang besar, Indonesia khususnya Kabupaten Maros harus mampu mengembangkan budaya literasi sebagai prasyarat kecakapan hidup abad ke-21 melalui pendidikan yang terintegrasi, mulai dari keluarga, sekolah, sampai dengan masyarakat, penguasaan enam literasi dasar yang disepakati oleh world economic forum pada tahun 2015 menjadi sangat penting tidak hanya bagi peserta didik, tetapi juga bagi orang tua dan seluruh warga masyarakat. Enam literasi dasar tersebut mencakup literasi baca tulis, literasi numerasi, literasi sains, literasi digital, literasi finansial, dan literasi budaya dan kewargaan.

Untuk menjadi sebuah Kabupaten Literasi, sebuah daerah terlebih dahulu harus membentuk Gerakan Literasi Daerah yang melibatkan instansi terkait, atau secara lintas sektoral. Selanjutnya juga dibuatkan payung hukumnya berupa Peraturan Daerah, seterusnya juga ada penganggaran melalui APBD, hingga menyiapkan SDM-nya, diantaranya melalui pelatihan-pelatihan, dan sebagainya.

Yang membutuhkan sebuah perpustakaan sebetulnya bukan hanya sekolah atau kampus, tetapi juga tempat-tempat yang banyak dikunjungi orang juga memerlukan perpustakaan atau tempat membaca .Gerakan Literasi pada dasarnya bertujuan agar masyarakat tidak mengalami kesulitan untuk mendapatkan buku-buku yang mereka butuhkan.

Semoga Kabupaten Maros dapat di wujudkan sebagai Kabupaten Literasi sehingga dapat meningkatkan kecakapan hidup masyarakat dan tidak ada lagi masyarakat yang buta huruf.

 

Maros, 11 Februari 2021

 

Amiruddin, S.Pd.

Tinggalkan Balasan

1 komentar