Membaca laporan Bank Dunia yang baru saja dirilis akhir Januari 2021, miris juga membayangkan situasi yang mungkin akan dihadapi 10 tahun atau dalam satu dekade kedepan.
Dikatakan dalam laporan itu dunia akan menghadapi “lost decade” satu dekade yang hilang akibat terpuruknya ekonomi global.
Hampir semua negara di dunia tak berdaya melawan terpaan covid-19. Negara-negara raksasa ekonomipun yang dikenal dalam kelompok G20 seperti Amerika, Inggris, Jerman, Perancis,Jepang, China, China, India,termasuk Indonesia, juga dibuat salah tingkah dan harus meregang upaya agar mampu tetap bertahan tegak. Semuanya menahan gerak laju ekonomi, menghemat modal, tak gegabah lagi melakukan ekspansi ke lain negeri karena sibuk berbenah diri memulihkan anak negeri.
Beban ganda yang harus dipikul begitu berat, bagai memakan buah simalakama, dimakan ibu mati, tidak dimakan bapak yang mati . Pilihan antara mana yang didahulukan ekonomi atau kesehatan. Keduanya tak memberi peluang opsi memilih satu untuk didahulukan, yang lain ditinggalkan. Keduanya harus digarap berpadanan.
Kalau ekonomi ambruk dan orang banyak yang tidak makan, sudah pasti akan menggangu kesehatan. Belum lagi beragam masalah sosial yang nanti marak menyeruak bermunculan menghantam sendi-sendi kehidupan di negeri ini.
Kalaupun dapat melangkahkan kaki pasti maju dengan terhuyung dan tertatih-tatih. Entah berapa lama akan kuat bertahan agar tidak jatuh terkapar memporakporandakan semua tatanan kehidupan.
Para pemilik modal dan teknologi terhimpit situasi penuh ketidakpastian. Ragu berinvestasi karena pasar semakin tersamar. Para pembeli tersekat di rumah lebih banyak mengurung diri. Entah karena kuatir terpapar, atau terhambat oleh ketatnya rambu-rambu regulasi yang ditebar untuk memapras rantai penularan yang terus merangkak naik.
Pemerintah tidak lagi menggunakan istilah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) tetapi menggantinya dengan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Keduanya memang saling bertautan.
Kebijakan ini bukan pelarangan, melainkan pembatasan kegiatan. Seluruh aktivitas masih tetap akan dijalankan dengan protokol kesehatan yang ketat. Demikian pernyataan pihak yang berwenang.
Mulai dari PSBB dan kini PPKM diluncurkan sebagai kebijakan yang diterapkan, akibat upaya selama ini dilakukan nampanya tak lagi mempan menahan lajunya korban yang dari hari-kehari terus berjatuhan.
Tingkat kepatuhan luntur. Aturan seakan tak menggigit dan tak kunjung mendatangkan efek jera bagi mahluk sosial yang secara kodrati memang enggan hidup seorang diri atau menyendiri.
Kesempatan kerja, semakin berkurang. Hebatnya lagi dunia pendidikan juga ditungganglanggangkan. Gilar-gilar fantastis dunia showbiz yang gemerlap kian meredup. Hanya dunia kuliner sedikit terangkat lewat piranti digitalisasi.
Tapi apakah dampak Covid-19 ini sama sekali tidak meninggalkan atau menyisakan secercah harapan? atau segenggam asa yang bisa membuat dada merasa bernapas lega?
Adalah sedikit tanda-tanda kebaikan yang dilansir oleh Bank Dunia. Kini nampaknya kita bisa sedikit menghirup udara yang lebih segar. Emisi karbon berkurang karena pergerakan kendaraan dihambat dan mesin-mesin ekonomi berbasis teknologi terhentak melambat tersendat-sendat.
Pembakaran energi fosil tidak lagi mencuat karena berbagai pabrik yang banyak meninggalkan jejak polusi lingkungan terpaksa menginjak rem darurat.
Alam juga nampaknya mulai melebar mengulur tangan tanda bersahabat, menyebar udara dalam lingkungan alam yang tidak terlu tercemar, meski di beberapa tempat masih garang melibas kehidupan masyarakat akibat ulah umat tak bertanggung jawab di masa silam.
Sikap bijak menghadapi situasi ini memang perlu diterapkan secara seksama, tidak hanya oleh pihak pemerintah tetapi juga seluruh komponen bangsa.
Salah-salah berperilaku, menggelar keputusan yang kurang bijaksana, akan semakin jauh dan tersamarlah ujung ketidak pastian bahkan hanya akan lahir bayangan waktu kapan bencana ini akan berlalu.
Akankah 10 tahun mendatang menjadi batas penantian yang pasti menjanjikan? Ataukah masih akan meniti masa sulit yang tetap melilit?
Semoga kita semua dapat bergandengan tangan menentang prahara yang menghadang dalam ujud dekade yang menghilang.