IDE RECEH YANG SERING DIANGGAP REMEH
Nanda Candra Kirana
Ide adalah pikiran pertama dalam sebuah karya. Ide melahirkan kerangka, memberi jalan bagi seorang penulis untuk menyelesaikan karyanya. Ide adalah jiwa dari sebuah karya, kesatuan antara peta dan mata untuk mengatur langkah mrenuju target yang didamba.
Tak mudah mendapatkan ide, namun ada kalanya ide datang tiba-tiba tanpa dipinta. Bisa saja ketika pandang mata tertuju pada suatu benda atau dengar telinga menangkap penggalan suara. Itu sebabnya seorang penulis harus peka dan menganggap sebuah ide berharga walau mungkin biasa saja.
Toh, banyak karya yang luar biasa berangkat dari hal yang biasa. Tergantung bagaimana seorang penulis mengemasnya. Jangan memaksa untuk mencipta ide yang istimewa bila kita belum bisa menjadikan ide sederhana menjadi karya yang tak dipandang sebelah mata.
Orang bijak pernah berkata, “tulislah ide sekecil apapun jua karena ide ibarat anak panah, bila telah terlepas dari busurnya akan hilang entah kemana”. Ragam cara yang bisa dicoba untuk menjadikan ide tetap terjaga. Dengan menulisnya di beragam media atau merekam suara di gawai anda. Bila ide sudah tiba, jangan menunda untuk mengikatnya. Ikatlah segera!.
Ide terkadang tiba hanya sebatas pola utama namun kadang kala ide juga muncul sebagai rupa sempurna dari sebuah karya. Bila demikian adanya, tulislah ia sepenuhnya. Detail dari sebuah ide akan membantu anda memberi warna karya agar lebih bercita rasa.
Bila nona memetik bunga
Boleh dipetik di kala senja
Jangan biarkan ide berkelana
Bila hilang tak ada jejaknya
Namun terkadang ide harus dicari. Seorang penulis tersohor, Ust. Habiburrahman el-Shirazy, Lc., menyatakan bahwa mencari ide itu ibarat orang mencari ikan di lautan, tentunya ikannya amat sangat banyak. Dan penulis itu seperti nelayan, nelayan sendiri itu ada dua jenis.
Pertama, nelayan pemalas, dia hanya duduk dipinggir pantai sambil merokok, nunggu ikan terdampar ke tepian.
Kedua, nelayan yang kreatif, nelayan ini melakukan berbagai cara untuk mendapatkan ikan, semisal pakai pancing atau pakai pengki yang ditambat di laut waktu malam.
Begitupun penulis, ada penulis yang pemalas yaitu pemalas yang menganggap ide itu datangnya dari Allah, seakan-akan ide itu adalah wahyu, namun penulis pemalas itu pasti akan miskin, miskin karya dan miskin materi.
Penulis yang kreatif, penulis yang selalu mencari ide dimanapun, jika gak ada di dalam rumah, dia coba mencari keluar, atau hanya dari hasil curhatan orang lain.