Kumpulan Kisah Kami di Masa Pandemi (22)

Terbaru155 Dilihat

Kumpulan Kisah Kami di Masa Pandemi (22)

Bab. 22

Takut salah? Pede Aja..

Semenjak saya mengikuti lomba tantangan menulis di blog tiap hari di bulan Februari 2021 yang diselenggarakan oleh PGRI dan IGTIK, banyak pengalaman yang saya dapatkan, lahir maupun batin. Dari awal membaca flyer lombanya, saya sudah tertarik untuk mengikutinya. Apalagi ada keterangan di sana yang menyatakan bahwa setiap tulisan yang masuk dan diposting di website YPTD (Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan) akan dibukukan dan diterbitkan secara gratis. Wah..tambah semangat saja rasanya. Sudah lama saya mengidamkan bisa menulis dan menghasilkan sebuah buku. Semoga saja ini adalah jalan yang Allah tunjukkan untuk saya.

Pengalaman lahir yang pertama saya dapatkan setelah mengikuti lomba ini, saya banyak mengenal para penulis hebat dan berkelas dari seluruh penjuru tanah air. Mereka sudah sangat berpengalaman. Berbagai event sudah mereka ikuti. Banyak pelatihan yang telah menambah ketajaman berpikir mereka tentang cara menuangkan ide dalam sebuah tulisan. Jadilah mereka para penulis yang luar biasa, setelah digodog dalam kelas latihan menulis bareng penulis-penulis handal dan terkenal seperti Om Jay dkk. (Maaf, saya kenalnya Om Jay saja, karena belum pernah mengikuti pelatihannya). Tulisan mereka sangat bagus, tertata, informatif, dan inspiratif. Keren abis deh pokoknya..

Pengalaman berikutnya, saya jadi tahu bagaimana membuat tulisan yang baik dan benar. Bermodalkan pengalaman menulis dua buku antologi bersama para guru dan dosen yang ada di komunitas pendidik Kelas Kreatif Indonesia asuhan Pak Dadan, M.Pd, saya mulai memahami bahwa menulis sebuah artikel yang baik dan benar harus sesuai dengan aturan PUEBI dan tak boleh terlalu banyak kalimat dalam setiap paragrafnya. Penulisan judul juga harus menarik, jangan terlalu panjang dan susah dimengerti. Dari grup menulis ini pula saya mengenal istilah proofreading, self-editing, dan peer-editing. Ilmu yang saya dapatkan tersebut telah membantu saya membuat tulisan yang cukup menarik untuk dibaca (kata orang lho, bukan kata saya, hehe..).

Setelah mengikuti lomba ini, saya mendapatkan semakin banyak informasi. Dari tulisan para blogger hebat seluruh Indonesia, saya dapat membaca dan menganalisa gaya tulisan mereka. Terlihat sangat terlatih, terutama yang sudah sering malang-melintang di dunia tulis menulis. Hal ini terlihat dari banyaknya orang yang tertarik untuk membaca tulisannya, serta komentar yang diberikan. Dan itu saya pelajari setiap hari.

Pengalaman batinnya, saya menjadi tertantang untuk terus mencari ide setiap harinya. Tentu saja harus dengan usaha yang maksimal. Ide bisa muncul dari membaca artikel di internet, pengalaman mengajar di sekolah, atau dari sebuah video. Apapun bisa mendatangkan ide. Bahkan dengan berdiam diri saja ide bisa muncul seketika. Diamnya seorang penulis punya makna. Bukan hanya molohok dan ngahuleung teu puguh..Intinya, otak harus terus bekerja.

Selain itu, peran batin semakin terasa. Setiap menuangkan ide dalam tulisan, tak pernah lepas dari doa memohon petunjuk dan kemudahan kepada Allah. Suara hati mendominasi isi tulisan Menulis harus dengan hati, bukan mengungkapkan kebohongan. Jadi, kejujuran kita akan selalu terasah dan terjaga.

Tapi, ada juga perasaan minder setelah membaca tulisan mereka. Apalagi setelah berkenalan di dunia maya dengan Neng Ditta Widya Utami, seorang penulis muda yang punya banyak pengalaman luar biasa. Masih muda tapi sudah banyak prestasi dalam menulis. Salah seorang nara sumber hebat dalam kelas menulis asuhan OmJay. Sudah membuahkan buku tunggal, serta banyak buku antologi dan kolaborasi, yang diterbitkan oleh penerbit mayor. Dari guru IPA SMPN 1 Cipendeuy Subang ini, saya belajar banyak hal tentang menulis. Lengkaplah sudah rasa minder saya. Ternyata saya belum apa-apa dibanding mereka. Seketika, saya agak terpengaruh juga. Tapi alhamdulillah tak lama. Bayangan siswa tiba-tiba melintas dalam pikiran saya.

Selama PJJ, banyak siswa yang mengeluh tentang pelajaran yang mereka dapatkan. Sebagian besar keluhannya karena mereka belum mengerti apa yang dijelaskan oleh gurunya. Beguti juga dengan mata pelajaran Bahasa Inggris. Masih ada beberapa siswa yang curhat ke saya bahwa mereka belum mahir berbahasa Inggris. Setelah mengetahui masalahnya, saya coba menumbuhkan rasa percaya diri mereka. Sering saya katakan pada siswa untuk mengacuhkan kesalahan dalam belajar. Salah dalam belajar itu wajar. Dari kesalahan kita dapat memperbaikinya. Tak ada manusia yang tak pernah berbuat salah. Bahkan seorang Nabi sekalipun. Hanya malaikat yang tak pernah membuat kesalahan. Karena Allah menciptakan mereka seperti itu.

Dan sekarang, saya merasa minder dan tidak percaya diri pula dengan tulisan-tulisan saya. Apa kata mereka? Bukankah saya yang selalu memotivasi mereka untuk selalu berani berbuat salah dalam belajar. Seperti yang diucapkan oleh seorang siswa kelas VIII, ketika mengumpulkan salah satu tugas, “Maafkan saya, Bu. Bahasa Inggris saya belepotan, karena waktu SD tidak ada pelajaran Bahasa Inggris.” Seer..dalam hati saya memuji kejujurannya. Kemudiam saya balas, “Ga apa-apa. Nanti mah harus lebih sering belajar dan latihan, ya..” Dan respon yang sama selalu saya berikan pada mereka yang mengakui kekurangannya.

Ternyata, rasa tidak pede itu bukan milik siswa saja. Gurunya pun punya perasaan yang sama. Kita sama-sama manusia yang diciptakan dengan segala kekurangan. Kelebihan yang kita punya hanyalah sedikit. Jika kita merasa sudah mempunyai banyak kelebihan, tandanya penyakit sombong sudah menggerogoti batin kita. Apalagi kelebihan berat badan. Yang ini memang harus dihempaskan..

Sebelum mengakhiri tulisan ini, saya sertakan kutipan artikel dari cantik.tempo.co tentang 5 Tips Meningkatkan Rasa Percaya Diri, yaitu:

1. Berhenti membandingkan diri sendiri dengan orang lain. Pertama, tanamkan dalam diri anda, bahwa hidup bukanlah sebuah kompetisi.

2. Sayangi diri dengan gaya hidup sehat dan self-care.

3. Menerima keraguan diri.

4. Menerapkan self-compassion atau pemahaman untuk diri sendiri, tatkala dilanda momen yang tidak mengenakkan.

5. Melawan pikiran negatif.

Semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca semuanya. Terutama bagi siswa-siswi saya yang masih semangat dengan pembelajaran jarak jauhnya. Jangan takut melakukan kesalahan, karena dari sebuah kesalahan kita dapat belajar menjadi lebih baik dan bahkan terbaik. Sebuah pepatah Inggris dapat menjadi renungan bersama: “Confidence comes not from always being right but from not fearing to be wrong”

Subang, 22 Februari 2021

Salam blogger persahabatan

Tuti Suryati, S.Pd

Guru Bahasa Inggris di SMPN 2 Subang

Tinggalkan Balasan