Suaka Margakata
Akil
Oleh: Erry Yulia Siahaan
Pendidikan berakar dari kata didik yang berarti memelihara dan memberi latihan (ajaran, tuntutan, pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Kata pendidikan memiliki sinonim yang beragam, yakni bimbingan, didikan, edukasi, kuliah, kursus, pelajaran, pelatihan, pembelajaran, pemberadaban, pembibitan, pemeliharaan, pencerahan, pengajaran, pengasuhan, penggemblengan, penggodokan, sekolah, tarbiah, tuntunan, Semuanya masih merupakan kosakata aktif.
Pendidikan berbeda dengan pengajaran dan pembelajaran, yang berasal dari kata baku ajar. Pembelajaran dan pengajaran adalah proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Namun, pengajaran juga berarti perihal mengajar; segala sesuatu mengenai mengajar atau peringatan (tentang pengalaman, peristiwa yang dialami atau dilihatnya).
Tulisan ini tidak bermaksud mengulas panjang lebar tentang apa itu pendidikan atau pengajaran, tetapi lebih kepada pengungkapan sejumlah kosakata lama yang masih relevan dengan pendidkan atau pengajaran. Sumbernya adalah sejumlah situs online, termasuk sinonimkata.com dan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
Abun-abun
Manusia belajar karena ingin mengetahui sesuatu. Manusia mempunyai cita-cita dan ingin dicapai melalui proses belajar. Kosakata arkais untuk cita-cita bisa diwakili dengan kata abun-abun yang berarti angan-angan. Impian tanpa usaha ibarat gurur (dari Bahasa Arab) yang termasuk kelas nomina atau kata benda, yamg berarti harapan yang sia-sia.
Akil
Akil berarti berakal, cerdik, atau pandai, sedangkan beloh berarti bodoh, dungu, atau tolol.
Sikap terpuji dalam belajar antara lain berkuat (berbuat sesuatu dengan giat dan sungguh-sungguh), cik (rapi), gegadan (tertib dan sopan), peresih (bersih). Sikap kurang baik dalam belajar yakni bengah (sombong atau angkuhcabar (lalai), dayus (hina budi pekertinya), jelimpat (menyimpang arah/jalan), paul (tidak sopan), rondah-rondih (kacau-balau), sementung (bebal, dungu, tidak cekatan).
Alamas artinya intan lokol (muiara), sani (luhur, indah), Bidal (nasihat) dan tah adalah janji.
Ukuran
Darab merupakan perkalian. Istilah terkait pengukuran antara laiun kal (ukuran isi untuk beras, dan lainnya), kentar (ukuran berat untuk menimbang emas), ketip (mata uang yang nilainya sama dengan sepersepuluh rupiah atau sepuluh sen) atau picis. Ada juga kuncah untuk berkas besar (padi, jerami, pandan, dan sebagainya) atau rongkol (berkas, gabung). Untuk satuan ukuran isi yang beratnya 160 gantang atau seperlima koyan). Peku merupakan kata bilangan, misalnya “sepeku num” yang berarti seribu (kepeng). Sepindang num berarti satu setengah sen (sepincang berasal dari kata pincang, dari dialek Melayu Jakarta). Relung untuk ukuran luas tanah (ada ayang sekitar 5300 meter kubik ada yang sekitar 2800 meter kubik).
Sepaha berarti setengah rupiah atau seseuku, atau seperempat. Setai berarti berkeping-keping atau terpisah-pisah (untuk barang yang sudah hancur).
Sinder
Secara konkret, kosakata yang berkaitan dengan pendidikan adalah gedung, peralatan, produk hasil pembelajaran, dan manusianya. Untuk gedung ada istilah gerha. Dulu ada istilah ambah yang berarti pertukangan, misalnya sekolah ambah atau sekolah pertukangan. Kalau sekarang mungkin mirip dnegan sekolah khusus untuk langsung kerja atau sekolah kejuruan atau sekolah vokasi. Ada juga sekolah raja untuk sekolah guru.
Untuk orangnya, ada istilah sinder yang berarti penilik sekolah. Untuk tenaga sekolah ada istilah karkun (juru tulis atau sekretaris) yang tampanya bisa berpadanan dengan istilah operator sekolah, meskipun istilah operator berkaitan juga dengan aspek lebih luas, misalnya terkait teknologi dan sebagainya. Karkun mirip dengan klerek atau kerani. Untuk pejaga sekolah bisa dipadankan dengan opas, yang arti sebenarnya penjaga kantor.
Kita bisa menyebut tanda tangan atau tulisan tangan kita dengan istilah “bekas tangan”. Sedangkan buku atau naskah dengan pusta dan halamannya disebut syatar. Sebahat untuk perjanjian. Segel untuk surat kecil (untuk membeli barang pembagian). Surat bahari adalah surat tanda terima atau resi.
Untuk manusianya, ada guru, murid, dan tenaga pelengkap. Kelompok anak muda dalam istilah arkais adalah angkatan negara. Juga dikenal istilah bayata dan bayati untuk sebagai pelonco putra dan pelonco putri. Kurcaci dipakai untuk pramuka (pandu) putri kecil, pusu untuk kelompok, rad untuk dewan.
Dari sisi manajemen, kita mengenal adanya rapat, yang dalam kosakata arkais adalah gandringan, begandering (adjektiva). ***
#Lomba Blog PGRI Bulan Februari 2021
#Hari ke-21, Minggu, 21 Februari 2021