Ketika membaca judul, pasti kita akan berpikir sejenak dan membatin tanda setuju. Namun, tetap bertahan untuk terus membaca tulisan ini, dengan rasa penasaran, demi mendapatkan informasi yang baru. Lalu berpikir lagi bahwa sesaat setelah setuju dengan judul, sepertinya sudah memahami makna tulisan ini.
Anda masih terus membaca, melihat kata per kata. Sambil terus membaca, anda ikut berpikir tentang bagaimana kata-kata ternyata sangat berharga. Sebagai orangtua, ketika mulai membesarkan anak, saat yang menjadi perhatian adalah kata-kata yang terucap dari mulut sang anak. “Pappp..pahhh! Mamm..mahh!”, ucapnya lambat. Dan orangtua pun tersenyum sambil memuji, “Pintarnya anak papa dan mama”.
Yang sudah menjadi orangtua lantas tersenyum, dan kembali berpikir betapa berharganya kata-kata. Lalu pikirkan lagi, ketika mulai memasuki masa remaja, dua sejoli selalu mengharapkan kata-kata. Ketika seorang laki-laki mengirimkan pesan singkat (SMS, WA, atau Direct Message) kepada si perempuan, ia sangat berharap akan respon dari kata-kata.
Dan kita mulai teringat bahwa rasanya begitu indah ketika kata-kata indah, dibalas dengan indah. Sambil coba melupakan rasanya ketika kata-kata indah dibalas dengan respon dingin, atau bahkan tak berbalas alias sekedar dibaca. Dalam hati: “Ah, betapa kuharapkan kata-kata berhargamu, pujaan hatiku”.
Saat memasuki bangku sekolah, kita semua bermain dengan kata-kata, terutama kata-kata yang terucap dari guru. Semuanya bahkan sangat berharga dan memberi dasar yang kuat bagi kita hingga kini dalam memahami kata-kata.
Bahkan dalam saat hening, suami istri yang tak berkata-kata, sebenarnya mereka pun sedang berkata-kata dalam hatinya. Suami sesungguhnya berkata bahwa ia sangat menyayangi istrinya, tapi seringkali ia abai mengungkapkannya setiap hari. Sang istripun demikian, namun karena terlalu sering, ia menyimpan rasa sakit dan enggan menyampaikannya.
Lalu kita kembali memikirkan betapa berharganya kata-kata, ketika ada sepasang sejoli yang sudah berencana untuk melakukan aksi bom bunuh diri. Atau seorang gadis muda, yang dengan garang menyerang markas polisi. Sebelum mereka mengakhiri hidup, mereka telah mempersiapkan kata-kata berharga melalui tulisan tangan mereka yang sampaikan secara khusus kepada keluarganya. Namun, kita juga turut merasakan betapa berharganya kata-kata itu
Sambil mencari tombol scroll untuk melihat, seberapa banyak lagi kata-kata untuk selesai membaca artikel ini. Dan ternyata tidak terlalu banyak lagi kata-kata yang tersaji. Sehingga, anda masih tetap bertahan mengarungi kata-kata yang berharga di sini.
Ya, karena sudah semakin menghargai kata-kata, kita tetap merasa penting untuk terus membaca di sini. Mengapa? Karena kita ketahui bersama, bahwa apapun yang kita alami hingga saat ini, berasal dari kata-kata. Semua Kata-Kata dari Sang Khalik menjadikan segenap alam semesta ini bisa ada seluruhnya. Kita lantas semakin menyadari bahwa betapa berharganya kata-kata.
Atas dasar itulah, tulisan ini bisa muncul karena terinspirasi dari kata-kata. Mari kita simak sedikit kata-kata Alfred Nobel yang menyatakan: “Jika saya memiliki seribu ide, dan hanya satu yang terwujud, saya merasa puas”. Nah, ternyata ada ribuan kata yang bisa kita ucapkan setiap hari, apakah kita sudah mengemasnya menjadi kumpulan kata-kata yang berharga dan semakin mantap ketika bisa menjelma dalam tulisan. Layaknya tulisan biasa ini.
Sebagai penutup untuk semakin menegaskan bahwa betapa berharganya kata-kata apalagi tertuang dalam tulisan, kita boleh merujuk kepada sebuah pepatah Latin. Verba volant, scripta manen. Dengan ini, kita semakin yakin bahwa betapa berharganya kata-kata. Bila kelak aku dan engkau, kita semua berpisah, terimalah persembahan kata-kata, sebagai sebuah harta yang berharga dalam kehidupan.