Dunia masih berjibaku dengan wabah yang bernama covid 19. Wabah yang di awal kemunculannya menimbulkan teror ketakutan yang tak berperi. Kini dia tidak lagi menjadi ancaman yang menakutkan bagi umat sedunia. Dia seolah telah menjadi sahabat.
Covid adalah wabah yang membawa musibah. Contohnya aku yang dinyatakan covid sejak hari Senin yang lalu. Aku takbisa ke mana-mana. Di rumah saja. Dan juga tidak bisa melakukan semua rutinitas secara bebas sesuka-sukanya. Menulis juga tertunda terus karena kondisi yang tidak nyaman.
Kalau Covid adalah wabah, maka YPTD adalah wadah. YPTD itu singkatan dari Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan. Ia adalah sebuah lembaga yang mewakafkan dirinya untuk kemaslahatan anak bangsa dalam berliterasi. Ia menjadi wadah penyebar wabah literasi bergaransi bagi generasi.
Kenapa kubilang YPTD sebagai wadah penyebar wabah literasi? Karena memang kenyataannya begitu. Ia telah membuat dan membentuk banyak orang sebagai pegiat literasi. Dan mereka berasal dari berbagai latar belakang keilmuan. Ia sungguh kaya.
Ia kaya dalam memperkaya Indonesia. Ia memperkaya literasi Indonesia. Ia memperkaya generasi Indonesia dengan banyak ragam bacaan yang memperkaya kepribadian generasi muda Indonesia. Dia tidak berhenti. Dia terus memperkaya diri demi memperkaya anak bangsa dalam hal berliterasi.
Ia adalah penyebar wabah literasi bergaransi karena setiap mereka yang tergabung dengan YPTD pasti mampu berliterasi. Wujud kemampuan berliterasinya adalah dengan menghasilkan buku sendiri. Jadi rasanya takkeliru jika kubilang ia adalah penyebar wabah literasi bergaransi. Semua anggotanya mampu menulis dengan baik dan bermutu.
Aku belum lama bergabung di YPTD yaitu di awal bulan Januari tahun 2021. Aku tercatat sebagai anggota baru dengan tulisan perdana yang terbit tanggal 4 Januari 2021. Dan hingga kini entah sudah berapa tulisan. Yang pasti tidak sebanyak teman-teman lainnya. Tak mengapa, asal masih menulis.
Aku memang tidak setiap hari menulis dan menghasilkan tulisan yang laik baca. Tapi aku senantiasa berusaha untuk selalu menulis. Terkadang seminggu hanya menghasilkan satu tulisan. Malah mungkin dua minggu sekali atau lebih. Jadi tidak rutin tayang di website YPTD terbitkanbukugratis.id.
Dalam rangka ulang tahunnya yang pertama ini aku ingin urun rembuk menyampaikan sesuatu. Semoga penyampaian ini bisa membuat YPTD semakin kencang gaungnya. Dan semakin besar pula pengaruhnya dalam memajukan literasi.
Kita semua waham bahwa YPTD memberi kesempatan kepada setiap anak bangsa untuk menerbitkan buku. Yaitu menerbitkan buku dengan membayar seiklasnya. Adalah suatu keniscayaan bahwa setiap penulis dapat menerbitkan bukunya. Sebab buku adalah mahkota para penulis.
Ada tiga hal yang ingin aku sampaikan sehubungan dengan perbaikan mutu penerbitan. Semoga masukan ini dapat diterima dan ditindaklanjuti. Dan masukan ini bukan untuk mengerdilkan upaya YPTD. Tetapi sebaliknya akan membuat dia berkembang lebih baik dan semakin pesat. Ia akan semakin kencang berlari mengejar ketertinggalannya.
Tentang Penulisan Nomor Halaman
Penulisan nomor halaman perlu diperhatikan dengan teliti. Nomor yang dipakai adalah angka romawi dan angka latin. Angka romawi dimulai dari halaman persembahan, kata pengantar dan daftar isi. Selanjutnya angka latin dari Bab Pendahuluan hingga berakhir di halaman terakhir. Yaitu informasi seputar penulis. Sedangkan halaman Judul tidak diberi nomor halaman. Kosong.
Kenapa ini aku sampaikan? Sebab dari dua buku yang aku terbitkan di YPTD semua halaman tertulis dengan angka latin dimulai dari halaman judul. Semoga ini menjadi perhatian sehingga kualitas penerbitan semakin hari kian meningkat.
Perlu Ada Template atau Mal Buku
Template atau mal buku perlu ada agar memiliki kesamaan hasil penerbitan. Ini dimaksudkan agar ada citra diri lembaga YPTD. Bahwa ketika akan menerbitkan buku akan ada mal yang wajib diikuti oleh mereka yang akan menerbitkan buku di YPTD.
Dengan demikian akan ada keseragaman bentuk dan nomor halaman. Dan juga agar tata letaknya rapi dan enak dilihat. Apalagi belum ada editor khusus yang bertanggung jawab untuk mengecek sebelum buku terbit. Semoga ini menjadi perhatian YPTD agar terbitan-terbitan selanjutnya berkualitas dan laik jual.
Kiranya Perlu Ada Editor Tetap
Lembaga penerbitan YPTD telah memiliki desain sampul yang keren, Pak Ajinatha. Beliau telah membantu banyak orang membuat sampul buku mereka, termasuk aku. Dua bukuku jadi cantik dan keren setelah dibuatkan sampul oleh Bang Ajinatha. Terima kasih banyak untuk kemurahan hatinya.
Maka, kiranya tidak berlebihan jika kubilang YPTD sebaiknya memiliki editor tetap. Mungkin sekaligus sebagai penata letak supaya makin mentereng buku keluaran YPTD. Sebab semua buku yang dihasilkan oleh YPTD akan mengkampanyekan siapa induk semangnya sesungguhnya.
Editor perlu ada sebab dia yang mampu membuat suatu buku enak dibaca. Dilihat dari ejaannya, penempatan tanda baca, dan juga kontennya. Semua hasil penyuntingan itu akan membuat tampilan buku menjadi bagus dan enak dibaca.
Demikianlah hal-hal yang dapat aku sampaikan. Aku berdoa, ini menjadi pijakan kokoh untuk melompat lebih tinggi dan lebih jauh. Semoga panji-panji YPTD semakin berkibar melambai-lambai di seluruh pelosok Nusantara.
Selamat merayakan ulang tahun yang pertama!
Selamat menjadi induk semang yang melahirkan banyak penulis bermutu!
Selamat memperkaya anak bangsa dengan buku-buku yang diterbitkan oleh YPTD!
Tabe, Pareng, Punten!
Tilong-Kupang, NTT
Minggu,15 Agustus 2021 (14.16 wita)
Masukan yang sangat membangun, semoga akan ada banyak editor di YPTD ya. Sehat dan sukses selalu. Salam literasi
Terima kasih, Bu Nani. Amin! Salam sehat, salam hormat, salam literasi!