Tiga Aspek Penting Menuju Pembelajaran Yang Berkualitas

Sosbud, YPTD326 Dilihat

Pembelajaran merupakan proses merancang suasana kegiatan belajar yang dilakukan secara sadar, terencana, sistematis, berkesinambungan, terpola dan terstruktur dalam rangka membentuk peserta didik menjadi sosok manusia yang berkualitas secara nalar intlektual dan moral spritual dengan metode yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW sejak 15 abad yang lalu.

Sebagaimana yang di jelaskan dalam Al Qur’an surat Al Ahzab ayat 21 yang artinya  “Sesungguhnya terdapat dalam diri Rasulullah teladan yang baik bagi yang megharapkan rahmat Allah dan ganjaran di hari kiamat”. Nabi sebagai pendidik, landasan dan bahan ajar utamanya tentu saja Al-Qur’an sebab Al-Qur’an merupakan petunjuk ke jalan yang lurus sebagaimana yang terdapat dalam Al Qur’an surat Bani Israil yang artinya ” Sesungguhnya Al-Qur’an ini menuntun kepada jalan yang lebih lurus dan mengabarkan bagi kaum mu’minin yang beramal saleh, bahwa bagi mereka ada ganjaran yang besar

Dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang berkualitas  ada tiga aspek yang dapat dilakukan dalam proses pembelajaran antara lain :

Aspek pertama membaca dengan cerdas. Aspek ini dapat kita lihat dalam QS. Al Alaq ayat 1 – 5 yang artinya “Bacalah Dengan Menyebut Nama Tuhanmu Yang Menciptakan, Dia telah Menciptakan Manusia dari Segumpal Darah. Bacalah dan Tuhanmulah Yang Maha Mulia, Yang mengajarkan Manusia dengan Pena. Dia Mengajarkan Manusia apa apa yang tidak diketahui”.

Para ahli tafsir menjelaskan bahwa Iqra’ dapat artikan dengan  membaca, menelaah, menyampaikan, mendalami, meneliti, mengetahui ciri – ciri yang dibaca.  Berdasarkan penjelasan tersebut  bahwa membaca dengan cerdas bukan sekedar membunyikan rangkaian huruf, tetapi menyangkut memilih bahan, menangkap isi, memberi makna, menafsirkan, merumuskan pemahaman, dan akhirnya mengambil yang terbaik untuk disikapi dalam kehidupan.

Aspek kedua mendengar secara cerdas,  mendengar dengan cerdas dan ganjaran bagi siapa saja yang melakukannya dapat dilihat dalam Al Qur’an surat Al A’raf ayat 204 yang artinya “Dan apabila dibacakan Al Qur’an maka dengarkanlah baik baik dan diamlah agar kamu mendapat rahmat”. Dalam ayat lain dijelaskan bahwa “ Akan memperoleh anugrah dan petunjuk dari Allah SWT bagi yang cerdas mendengar kemudian mengikuti yang terbaik dari yang ia dengarnya” ( QS. Azzumar 39 ;18). Dengan demikian mendengar secara cerdas adalah mendengarkan perkataan orang lain dengan sepenuh hati dan perasaan yang khusuk agar mendapat manfaat dari yang kita dengar.

Aspek yang ketiga adalah berfikir dan berperasaan dengan cerdas. Nabi SAW menegaskan bahwa agama adalah akal, dan tiada agama bagi yang tidak berakal, dalam riwayat lain bahwa Rasulullah SAW menghendaki agar akal dijaga dan didayagunakan secara maksimal, baik dalam beragama maupun dalam kehidupan sehari hari. Hal ini ditegaskan dalam Al Qur’an surat Al Imran ayat 190 – 191 yang artinya “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka”.

Demikian juga dengan perasaan, seperti rasa senang atau rasa benci. Bila tidak dikelola secara cerdas, tidak ditempatkan secara tepat bukan hanya akan merugikan diri sendiri melainkan juga orang lain. Dalam hal ini Rasulullah berpesan “Sukailah temanmu sewajarnya sebab bisa jadi suatu waktu ia akan menjadi musuhmu, Bencilah musuhmu dengan sewajarnya sebab bisa jadi suatu saat ia akan menjadi temanmu”.

 

Tinggalkan Balasan

3 komentar

  1. Terima kasih Mas Hamidi posting di website YPTD
    kami undang bergabung di WAG Terbitkan Buku Gratis No Hp Saya Thamrin Dahlan 08159932527, mohon nom kontak. Terima kasih
    Salam Literasi
    wasssalam
    Thamrin Dahlan