Aku benci kala rasa itu datang
datang dengan diam-diam
datang tanpa diundang
lalu ia tak segera menghilang
menorehkan perih yang mendalam
terkadang tak tertahankan
Seperti cinta
ia datang tiba-tiba
datang diam-diam
datang tanpa diundang
datang di saat tak diduga
bilakah cinta berkembang
Awalnya biasa saja
kemudian berubah begitu saja
awalnya suka
berkembang menjadi jatuh cinta
Lalu langit cerah
pelangi terlukis indah
burung berkicauan riang
bunga semarak cemerlang
menyambut mentari
yang hangatnya berseri
Lalu rindu tak terperi
mengisi hari-hari
karya tercipta di gerak jemari
bak kupu gemulai menari
Bilakah selamanya…
Tiada yang abadi…
Bila rindu itu sudah tak menghiasi
sampai kapanpun ditangisi
hidup tak berhenti di satu sisi
berganti dalam harmoni serasi
Lihatlah,
langit masih cerah
pelangi masih terlukis indah
burung masih berkicauan riang
bunga masih semarak cemerlang
menyambut mentari
yang hangatnya masih berseri
Awalnya luar biasa
kemudian berubah begitu saja
awalnya duka tiada tara
namun beri waktu pada waktu
menjaga hati hingga memulih
Demikianlah cinta
ia pergi tiba-tiba
pergi diam-diam
pergi tanpa berpamitan
pergi di saat tak diduga
bilakah cinta menghilang
Aku benci kala rasa itu datang
datang dengan diam-diam
datang tanpa diundang
lalu ia tak segera menghilang
menorehkan perih yang mendalam
terkadang tak tertahankan
(feel hungry at silent night)
Pare, 04.08.2017
Written by #Dewi Leyly
Ah lapar
Mengapa kau datang di kala aku tak ingin merasanya
Salam puisi mbak Dewi
Hahahaha.
Lapar bikin jadi halu.
Jangan telat makan ya, Ar…❤️
Pas baca, pas lapar di malam hari pula
Salam kenal Mbak Dewi