“Kalau ngajari anak saya yang penting dia paham”, Kata teman guru saat ngomong-ngomong di sela-sela istirahat. Dia menceritakan betapa sulit mengajari anak mata pelajaran matematika. Apalagi anak laki-laki yang super aktif. Berbagai cara diceritakan dalam mengajari anaknya dalam perhitungan matematika.
Sekilas saya dengar benar caranya. Tapi jika melihat konsep perhitungan yang dikenalkan ke anaknya kurang pas. Ya harus maklum. Efek adanya pembelajaran daring banyak peran guru yang tergantikan orang tua.
Guru memberikan tugas lewat media daring. Walau ada youtube atau video yang diberikan guru, tapi kadang kurang bisa membuat anak paham terhadap materi. Akhirnya peran untuk memahamkan ke tingkat berikutnya digantikan oleh orang tua.
Orang tua yang selama ini tidak membayangkan kalau harus ada pekerjaan lain selain kegiatan rutinnya mencari nafkah dan lain-lain. Orang tua harus belajar berbagai cara (bukan metode) untuk bisa memahamkan anak terhadap tugas gurunya.
Konsep yang seharusnya bisa diberikan guru saat pembelajaran luring kadang tidak bisa tercapai dengan sempurna. Sehingga yang terjadi pemahaman anak terhadap tugas guru sesuai dengan pemahaman orang tua dalam menyampaikan atau mengerjakan tugas.
Orang tua tidak mau tau apa itu menyalahi konsep atau tidak. Orang tua hanya mementingkan bagaimana anaknya bisa menyelesaikan tugas sesuai harapan guru. Padahal konsep ini sangat penting tertanam pada anak, terutama pada anak masa-masa perkembangan.
Memang dilema sekali, pembelajaran daring bisa membuat penanaman konsep kurang efektif. Bahkan tidak terjadi pada anak. Dan ini bisa membahayakan untuk perkembangan anak pada tahap berikutnya.
Untuk mengatasi hal tersebut, guru bisa mengontrol dengan berbagai bentuk tugas agar bisa mengarah ke penanaman konsep. Bagaimana konsep bisa tertanam pada anak akan bisa terlihat dari jawaban yang diserahkan ke gurunya.
Orang tua yang hanya mementingkan anaknya paham bisa teratasi dengan bentuk tugas yang diberikan guru. Anak bisa menyelesaikan tugas sesuai konsep dan mereka secara tidak langsung bisa dipantau seberapa jauh pemahamannya.
Tapi bisa terjadi pemahaman konsep dasar yang ada hilang dan mungkin akan berubah jika ada tugas berikutnya. Tugas apa? Tugas yang mengarah pada pemahaman berikutnya. Biasanya untuk pemahaman lanjutan masih berkaitan dengan pemahaman konsep sebelumnya.
Di sinilah kadang orang tua mementingkan tugas anak selesai tanpa mengesampingkan bahwa konsep awal yang diajarkan guru sebagai syarat penyelesaian tugas berikutnya bisa luntur.
Orang tua berpikir bahwa tugas penanaman konsep merupakan tugas guru. Biarlah nanti pada saat pembelajaran luring gurunya menjelaskan lagi sesuai konsepnya.
Pertanyaannya, “Kapan pembelajaran luring? Kalau sampai anak naik ke tingkat kelas berikutnya dan belum terjadi pembelajaran luring, maka tumpukan konsep-konsep yang seharusnya diberikan akan hilang dengan sendirinya. Dan apa yang terjadi? Silahkan cari jawabnya!
Semoga Covid 19 segera bisa bersahabat, dan potensi anak bangsa bisa dimaksimalkan kemampuannya. Aaaamiiin
Salam Literasi,
Dari Kang Ahsan (Guru MTsN 2 Jombang)