Sebagai penulis anda pasti agak pusing bila diberi pertanyaan Apa Sih Tujuan Menulis sebenarnya? Tidak mungkin menjawab itu urusan pribadi saya? yang lebih pedas suka- suka, masa bodoh urusan menulis tidak usah memancing pertanyaan yang bikin emosi ya!
Tujuan Menulis Menurut Sumber dan Beberapa Tokoh Penulis
Lho itu khan pertanyaan normal, tidak harus dijawab tapi bisa juga anda penulis akan menjawabnya dengan bijaksana. Begini beberapa tujuan menulis di bawah ini semoga bisa menjawab pertanyaan di atas:
- Untuk menginformasikan sesuatu baik berupa gagasan maupun ilham atau ide.
- Membujuk atau merangsang pembaca menentukan sikap terhadap sebuah masalah atau kasus, setuju atau justru berbeda pendapat.
- Bertujuan edukasi atau mendidik. Dengan menulis dapat memberi pencerahan dan pengetahuan baru bagi pembaca.
- Untuk menghibur pembaca yang mempunyai aktifitas seabreg dan berusaha melupakan sejenak pekerjaan dan mencari bacaan yang menghibur.
- Meyakinkan pembaca akan ada informasi penting yang berguna.
- Memecahkan persoalan atau sebuah masalah.
Manusia sejak dulu gemar dan senang menduplikasi atau meniru. Ketika membaca puisi Sapardi Djoko Damono, atau Joko Pinurbo banyak pembaca tertarik dan mencoba teknik penulis puisi dari kedua penyair itu. Membaca buku mereka bertujuan untuk meniru atau menduplikasi, selanjutnya seiring perjalanan waktu bisa menemukan bentuk puisi yang pas untuk diri sendiri.
Tujuan menulis tiap pengarang, penulis, blogger, penyair bisa berbeda- beda, tetapi sebenarnya tujuan utamanya sama memberi pengetahuan pada pembacanya. Kalau menurut saya tujuan menulis adalah mengeluarkan ide, ungkapan perasaan dan imajinasi yang ada di kepala.
Awal mula menulis tujuan saya adalah belajar meningkatkan kecakapan merangkai kata menyusun kalimat, menderetkan paragraf demi paragraph menjadi sebuah artikel, atau karangan pendek, puisi.
Agar gagasan tidak hilang percuma, menguap tanpa guna maka lebih bagus jika gagasan itu saya catat dan tulis. Disamping itu tujuan menulis bagi saya adalah untuk melepaskan beban masalah hingga akhirnya muncul pemecahan dari menulis tadi.
Awalnya saya mulai senang menulis ketika berusaha mengungkapkan perasaan ke lawan jenis. Ada masalah dengan kemampuan verbal, kurang berani dan mampu berbicara yang bisa menarik perhatian teman, rekan atau calon kekasih.
Akhirnya saya memaksa diri untuk menulis, walaupun saya tahu mengawali menulis tidak tidak semudah membalikkan tangan. Tapi karena kebiasaan akhirnya menulis menjadi semacam kebutuhan. Seperti halnya makan minum. Sehari tidak menulis rasanya ada yang kurang. Menulis sudah seperti kegiatan rutin yang susah ditinggalkan.
Beberapa jawaban menarik berkaitan dengan tujuan menulis sebenarnya saya cuplikkan pernyataan dari beberapa tokoh berdasarkan referensi dari buku dan internet.
Sapardi Djoko Damono mengatakan (SDD) “Tujuan Menulis bukan untuk abadi, kalau menulis saya merasa bahagia.”
Lain SDD lain pula Pramoedya Ananta Toer (PAT) Begini menurut beliau: “Orang boleh pandai setinggi langit, tetapi selama tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan sejarah. Menulis bekerja untuk keabadian.”
Ahmad Fuadi penulis novel Negeri 5 Menara menganggap Menulis untuk menebar kebaikan. A Fuadi percaya bahwa kata- kata sesungguhnya lebih ampuh dari peluru. Satu peluru hanya bisa menembus satu kepala sedangkan menulis bisa menembus banyak kepala sekaligus.
Jadi para pembaca sudah lebih gamblang khan bagaimana menjawab pertanyaan tentang apa tujuan sebenarnya menulis itu. Tiap penulis mempunyai sudut pandang sendiri, tidak ada yang salah tidak juga mutlak benar. Semua alasan penulis terendap dari pengalaman masing – masing. Jadi mungkin SDD menganggap bukan untuk abadi, tapi menurut PAT jelas menulis itu bekerja untuk keabadian. SDD hanya merasakan ketika sudah menulis ia merasakan kebahagiaan.
Andrea Hirata malah lebih simpel menjawab tentang tujuannya menulis. Ia ingin berbakti kepada gurunya. Mungkin para pembaca ingat cerita laskar pelangi. Salah satu pendorong ia menjadi seorang pengarang atau penulis karena ada peran guru yang membuat terbukanya pengetahuan dan wawasannya.
Salah Satu Tujuan menulis Untuk Keabadian
Bagaimana dengan anda para pembaca. Apa tujuan sebenarnya ketika anda memutuskan untuk menjadi penulis. Sekedar suka – suka, menyalurkan perasaan dan imajinasi atau tanpa tujuan. Saya yakin setiap orang mempunyai tujuan mengapa ia menyukai kegiatan menulis.
Menurut pendapat saya setiap orang bisa mempunyai tujuan berbeda dalam menulis. Satu hal yang dipercaya menulis adalah, seseorang bisa mengingat banyak hal tentang apa yang dilakukan di masa lalu. Jejak aksara, jejak tulisan memberi bukti banyak cerita bisa diungkap berkat kegemaran menulis.
Plato sudah beratus abad meninggal, tapi jejak literasi masih bisa dibaca dan diingat sampai sekarang.
Jadi mari cepat singsingkan baju untuk menulis. Sebab kata Pramoedya Menulis itu bekerja untuk keabadian. Salam literasi.