Perjuangan Luar Biasa Leani Ratri Oktila di Paralympic Tokyo 2020

Olahraga136 Dilihat

Leani Ratri Oktila (Foto NPC Indonesia)

Paralympic Tokyo 2020 sudah berakhir, namun gaung prestasi pebulutangkis putri Indonesia, Leani Ratri Oktila masih terus bergema setiap hari.

Media cetak maupun online masih ramai membicarakan kesuksesannya meraih 3 medali diajang dunia tersebut.

BACA JUGA : Selain Meraih 3 Medali Paralympic Games, Inilah Kiprah Leani Ratri pada Ajang Para Badminton

Prestasi yang diraih atlet para badminton kelahiran Siabu, Bangkinang, Kampar ini sangat luar biasa. Liani meraih 3 medali yaitu dua medali emas dan satu medali perak.

Medali emas diraih melalui nomor ganda putri dan ganda campuran sedangkan medali perak pada nomor tunggal putri.

Perjuangannya untuk meraih prestasi tersebut dilaluinya dengan penuh pengorbanan yang mengharukan.

Bermain dalam tiga nomor bukan hal yang mudah bagi atlet badminton. Dibutuhkan persiapan fisik dan kebugaran stamina serta mental yang kuat.

Leani adalah juara dunia para badminton di tiga nomor yakni tunggal putri, ganda putri dan ganda campuran diajang turnamen di bawah Badminton World Federation (BWF).

Oleh karena itu dalam ajang dunia di Tokyo tersebut, Leani diunggulkan untuk meraih medali emas dalam tiga nomor tersebut.

Hasilnya Leani meraih emas dari ganda putri bersama Khalimatus Sadiyah dan emas ganda campuran bersama Harry Susanto.

Namun pemain yang menyandang sebagai Atlet Para Badminton Putri Terbaik oleh BWF selama dua tahun berturut-turut yakni 2018 dan 2019, harus melepaskan medali emas tunggal putri.

Pada nomor tersebut Leani harus mengakui keunggulan musuh bebuyutannya, pemain China, Cheng He Fang.

Selama mengikuti Paralimpiade Tokyo 2020, Leani harus bermain 12 kali dalam lima hari yaitu sejak Rabu (1/9/21) hingga Minggu (5/9/21). Wanita berusia 30 tahun ini mengaku harus melakukan persiapan yang spesial.

Menurut pengakuannya, Leani memiliki dua persiapan khusus untuk menunjang fisik dan kebugaran selama berlaga di Tokyo. Dua persiapan itu adalah menjaga pola makan dan pola istirahat.

Tim para badminton Indonesia sempat melakukan pemusatan latihan selama seminggu di Machida sebelum berkumpul dengan atlet lain di wisma atlet Tokyo pada 26 Agustus 2021.

Pengorbanan paling mengharukan adalah ketika Leani harus menyiasati waktu istirahat di sela-sela jadwal yang padat.

Kadang dalam satu hari harus menjalani lebih dari satu pertandingan. Tentu ini akan menguras tenaga dan mental.

Untuk itu Leani terpaksa harus tidur di ruangan warming up karena kalau harus kembali ke penginapan memakan waktu.

Waktu yang singkat dari satu laga ke laga berikutnya tidak memungkinkan untuk kembali ke penginapan.

Pengorbanan paling berat adalah mengatur pola makan dengan disiplin tinggi. “Cuaca dan udara di sini tidak berbeda jauh dengan Indonesia, jadi tidak ada masalah. Tetapi selama di sini harus punya tantangan baru.

“Berhubung di sini makanannya enak-enak jadi saya harus bisa mengontrol nafsu makan supaya tidak terlalu berlebihan makannya,” tutur Leani Ratri seperti dilasnir NPC Indonesia (1/9/21).

Prestasi diajang Paralimpiade Tokyo 2020 ini melanjutkan prestasi sebelumnya yang sudah dicapainya. Leani sudah kerap menyumbang medali bagi Indonesia dalam ajang multicabang atlet difabel sejak 2014.

Leani tampil dalam Asian Para Games 2014 dan 2018, juga tampil di ASEAN Para Games 2015 dan 2017 dengan meraih medali untuk negeranya, Indonesia.

Selain itu juga meraih prestasi dalam Kejuaraan Dunia dan berbagai turnamen internasional yang diselenggarakan Badminton World Federation (BWF).

Catatan sejarah di dunia olah raga kita, dua emas dan satu perak yang diraih Leani membuatnya menjadi salah satu atlet terbaik Indonesia di penyelenggaraan turnamen multicabang.

Dalam ajang Paralimpiade, prestasi Leani ini sudah melewati prestasi yang dicapai oleh Itria Dini dan RS Arlsen. Mereka juga pernah menyumbang satu emas dan satu perunggu dalam ajang Paralimpiade.

Perjuangan penuh tekad yang kuat yang dilakukan Leani semoga bisa menjadikan motivasi bagi Atlet lain sehingga bisa mencapai prestasi setinggi mungkin.

Bravo Merah Putih @hensa

Tinggalkan Balasan