Begini Cara Bersepeda yang Asyik di Pusat Kota Chicago

Wisata77 Dilihat

Chicago, kota asal Presiden Barrack Obama dijuluki juga “the windy city” karena konon banyaknya angin yang selalu bertiup di kota terbesar di negara bagian Illinois ini.  Kota ini juga merupakan kota terbesar ketiga di Amerika Serikat setelah New York City dan Los Angeles.

Kalau kita sempat berkunjung ke Chicago, maka belumlah lengkap kalau tidak berjalan-jalan di bagian pusat kota yang disebut “Magnificent Mile”.  Di kawasan yang terletak di sebagian Michigan Avenue ini dapat dijumpai pusat pertokoan, restoran, museum,  hotel, hiburan malam, dan juga beberapa gedung tertinggi dan juga bersejarah di Chicago.

Berjalan-jalan di malam minggu di sepanjang Michigan Avenue memang menarik. Perjalanan saya dimulai dari John Hancock Building dimana kita bisa naik ke lantai 94 yang disebut Observatory dengan lift tercepat di Amerika untuk kemudian menyaksikan keindahan kota Chicago dari ketinggian ratusan meter.

Setelah itu, saya terus menyusuri North  Michigan Avenue menuju arah selatan  . Puluhan toko dengan merek-merek terkenal berjejer di sepanjang jalan ini sehingga tidaklah berlebihan kalau Magnificent Miles ini dimasukkan dalam “ten best shopping avenue in the world”.

Selain itu, di sepanjang jalan ini kita juga dapat menyaksikan geliat kehidupan kota Chicago. Anak-anak muda yang sebagian berkulit hitam bergerombol memenuhi kaki lima. Beberapa  homeless people juga ikut meramaikan jalan dengan menyodorkan sebuah gelas plastik mengharapkan kebaikan hati pejalan kaki. Ada yang agresif mendekati kita, ada juga yang pasrah duduk di atas kursi roda.  Selain itu saya pun menyaksikan seorang pengamen yang terus memainkan lagu dengan ditemani sebuah gitar.

Di tempat ini, turis dari seluruh Amerika dan juga mancanegara berkumpul. Selain itu ada juga yang berkeliling dengan naik kereta kuda yang dihias mewah.  Jam sudah menunjukkan sekitar pukul 8 30 ketika matahari mulai terbenam dan kehidupan di Maginificent Miles kian menggeliat.

Saya terus menyusuri  jalan ini beberapa  blok dan menyeberangi  Jalan Chicago  Superior, Huron,  Erie, dan Ontario yang dinamakan berdasarkan nama-nama danau yang terdapat di Amerika Serikat. Setelah itu terus lagi menyeberangi Jalan Ohio , Grand Avenue, dan Illinois.   Akhirnya saya pun tiba di sebuah gedung tua yang mirip katedral dan ternyata merupakan markas besar Koran “The Chicago  Tribune”.

Di tempat ini ada sebuah Café dimana saya akhirnya beristirahat sebentar sambil ditemani segelas teh dingin  dan makanan kecil. Tiba-tiba saja raungan sirene menarik perhatian saya dan juga pengunjung café yang lain serta para pejalan kaki di Michigan Avenue ini. Ternyata rombongan pengendara sepeda yang sebagian besar tanpa busana atau pun berpakaian sangat minim tampak dengan riang mengayuh sepedanya di jalan utama kota Chicago ini.

Asyiknya, para pengendara sepeda tanpa busana ini juga mewakili  keberagaman kota Chicago. Selain berkulit putih, banyak pula yang berkulit hitam, dan bahkan bertampang Asia pun ada. Selain etnis, usia juga tidak soal, ada yang masih muda remaja, dewasa, setengah tua, dan bahkan sudah kakek dan nenek pun ikut berpawai sambil berteriak riang gembira memamerkan tubuhnya yang tanpa busana dan dihiasi dengan gambar atau tulisan yang lucu dan unik.

Wanita, pria, dengan berbagai bentuk tubuh tampil dalam pawai ini. Ada yang seksi , langsing, kurus, dan juga kelebihan berat badan. Ada yang benar-benar tanpa busana, namun ada pula yang masih malu-malu dan memakai pakaian renang.

Para penonton pun ramai berkumpul di kiri jalan dan sebagian peserta pawai pun bahkan bersalaman dengan penonton dan ada beberapa yang keluar dari rombongan dan mengendarai sepeda nya di trotoar. Sebagian besar dari mereka berteriak gembira  sambil menyerukan “Welcome to Chicago”.

Pawai berlangsung hampir lima belas menit dan saya tidak tahu jumlah yang pasti peserta  sepeda santai tanpa busana ini. Tapi kalau melihat ramai dan lamanya acara bisa diperkirakan jumlahnya lebih dari seribu orang.  Kendaraan polesi pengawal  berada di urutan paling belakang dan menandai rombongan berakhirnya pawai yang melewati tempat saya berada , dan saya pun kembali ke Café melanjutkan minum saya yang tertunda.

Kalau di Jakarta, setiap minggu jalan Sudirman dan  Thamrin ditutup untuk bebas kendaraan dan banyak digunakan masyarakat untuk bersepeda dan jalan santai.  Maka  Chicago pun tidak mau kalah menutup jalan utama untuk kendaraan bermotor dan kemudian digunakan pawai sepeda tanpa busana.

“Welcome to Chicago”. Benar-benar ucapan selamat datang yang sangat berkesan buat saya di malam pertama  di kota yang terletak di tepi “Danau Michigan”  ini.  Anda berniat nonton pawai sepeda tanpa busana?  Ayo ke Chicago!

Chicago 9 Juni 2012.

Foto: Dokumentasi pribadi dan foto pawai sengaja ditampilkan yang tidak jelas.

 

Tinggalkan Balasan