Tantangan menulis tegak bersambung bagi peserta didik adalah sebuah perjuangan yang luar biasa. Tulisan yang indah dan rapi akan hadir jika disaat menulis tumbuh rasa sabar dan hati-hati.
Banyak keluhan dari orang tua dan peserta didik. Ada yang beralasan anaknya capek ada juga yang beralasan tidak pandai.
Menulis tegak bersambung memabg butuh perjuangan ektra. Tangan yang biasanya menulis dengan cepat akan sedikit terhambat gerakannya jika yang ditulis adalah tulisan tegak bersambung.
Menulis tegak bersambung mungkin di beberapa sekolah telah dihilangkan. Dan mungkin juga dibeberapa sekolah tidak mengenal tulisan tegak bersambung.
Pengalaman mengajar di kelas rendah telah memberikan pengetahuan baru bahwa betapa banyak manfaat akan tulisan tegak bersambung.
Bagi guru yang setiap hari mencontohkan tata cara menulis tegak bersambung dan menuliskan di papan tulis adalah sebuah pengalaman yang sangat berkesan. Menulis pelan dan tidak boleh keluar garis adalah tantangan unyuk menahan diri untuk sabar lebih dalam.
Bagi siswa selain tulisan berakhir dengan bagus, rapi dan indah. Namun juga melatih motorik jari tangannya. Bila motorik telah terlatih maka akan banyak dampak positif dari menulis tegak bersambung.
Jika orang tua mengatakan bahwa anak mereka lelah menulis, itu bukanlah alasan yang perlu dikemukakan. Karena menulis tegak bersambung tiga baris adalah hal mudah dilakukan jika ada kemauan.
Orang tua zaman sekarang kadang merasa kasihan kepada anak-anak mereka. Tidak tega melihat anak mereka menagis. Padahal menulis tegak bersambung adalah proses untuk menjadikan tulisan bagus tapi juga untuk menjadikan anak menjadi pribadi yang lebih baik karena mereka telah terlatih sabar dengan menulis tegak bersambung.
Jika dikaji masalah lelah dan capek. Orang pertama yang akan capek adalah guru yang mengajarkan tulisan tegak bersambung. Kenapa guru adalah orang yang capek pertama? Karena… guru mencontohkan tulisan tegak bersambung di buku peserta didik. Kadang tugas menulis dibuatkan untuk seminggu masing-masing anak.
Seminggu ada tujuh hari, masing-masing anak mendapatkan tulisan tegak bersambung tujuh kalimat. Nah, dikalikan 28 orang anak. Kira-kira berapa jumlah baris kalimat yang dituliskan oleh guru?
Itu dihitung dalam kurun waktu satu minggu. Terpikirkankah jika seirang guru menulis satu semester bahkan satu tahun?
Tapi bagi seorang guru hebat rasa lelah hilang disaat mulai tampaknya perkembangan tulisan peserta didik bagus, rapi dan indah.
Semakin mengalami dan semakin tahu akan perjuangan dan pengorbanan seorang guru. Hanya satu yang dibahas yaitu tentang menulis. Bagaimana dengan membaca, dikte dan muatan pembelajaran yang lainnya.
Tidak ada yang bisa menggantikan pengorbanan seorang guru. Makanya disaat tahu ada kalimat guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa, maka memang benar adanya.
Goodluck untuk para guru-guru hebat. Jangan pernah berhenti memberi manfaat untuk peserta didik dan orang banyak.
Jika kelelahanmu tidak terbalas maka yakinlah nanti Allah yang akan balas sendiri dengan sebaik-baik hadiah yaitu surgaNya. Aamiin