Yang namanya buku, biasanya ada kata pengantarnya. Selain ditulis oleh penulis buku itu sendiri, terkadang ada juga pihak luar yang diminta oleh penulis buku untuk menuliskan kata pengantarnya.
Ketika saya juga mulai mencoba menulis buku — berawal dari kumpulan tulisan yang belum, atau maupun yang sudah dimuat berbagai media — saya juga tak melewatkan perlunya kata pengantar dari orang lain. Tentu, tak semua berhasil karena kesibukan dan mepetnya waktu persiapan pra cetak.
Ada berbagai cara yang bisa dilakukan. Antara lain, meminta langsung kepada orang yang bersangkutan, atau karena yang bersangkutan sibuk dan waktunya padat, kita yang mengonsep lalu didiskusikan dengan pihak yang diminta menulis kata pengantar. Jika setuju, tinggal ACC dan dia tandatangan. Selesai.. hehe…
Nah, apa itu kata pengantar?
Kata pengantar biasa dijumpai pada bagian awal sebuah penulisan seperti dalam buku, skripsi, makalah, dan karya tulis. Selain kata pengantar, ada juga yang namanya prakata. Perbedaan antara keduanya adalah pada siapa yang menuliskannya.
Kata pengantar atau foreword, dibuat atau ditulis oleh orang lain selain penulis, bisa kerabat, pakar, pejabat, atau orang lain yang mewakili penulis. Kata pengantar berisi apresiasi terhadap tulisan dan penulis. Kata pengantar juga berisi ucapan terima kasih kepada penulis
Alhamdulillah, buku ke-8 (kedelapan) saya ini “Menulis Gaya Wartawan” (YPTD, 2021) yang didesain covernya oleh Bang Ajinatha — ditulis karena mengikuti acara lomba “Tantangan Menulis 40 Hari Tanpa Jeda”. Tantangan yang dimulai 20 Agustus – 30 Sepetember 2021 ini digelar oleh penerbit Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan (YPTD), dalam rangka memperingati hari ulang tahun pertamanya.
Nah di bawah ini, kata pengantar buku yang ditulis oleh selain penulis buku. Terima kasih bang Syahdanur — wartawan senior, Dewan Penasehat Persatuan Wartawan Indonesian(PWI) Pusat — untuk kata pengantar buku saya: “Menulis Gaya Wartawan” — buku yang isinya kumpulan pengalaman menulis profil, biografi dan perjalanan selama jadi wartawan.
Sebelumnya pada buku saya “Wartawan Bangkotan” (YPTD, 2020), kata pengantarnya ditulis oleh Syaifuddin Sayuti, wartawan senior, mantan jurnalis televisi MNC Grup dan dosen ilmu komunikasi di salah satu perguruan tinggi swasta di Jakarta.
Kata Pengantar buku Nur Terbit : MENULIS GAYA WARTAWAN
Wartawan hebat itu tidak selalu terlahir dari media media-media besar. Juga tidak selalu mencuat dari kota-kota Metropolitan. Kira-kira pesan ini yang tersirat dan ingin disampaikan oleh seorang wartawan Nur Aliem Halvaima (Nur Terbit) lewat bukunya “Menulis Gaya Wartawan”. Sebelumnya Nur juga menulis tentang dunia jurnalistik melalui buku karangannya “Wartawan Bangkotan” (YPTD, 2020).
Paling tidak buku ini mampu menjadi motivasi bagi generasi muda yang memilih profesi sebagai wartawan untuk terus mengasah diri, mengembangkan profesionalisme, dan menempa kemampuannya sebagai wartawan yang tak mengenal berhenti untuk belajar.
Di era teknologi digital sekarang, wartawan punya peluang menjelajahi dunia mencari informasi. Tentu akan berbeda dengan pengalaman Nur Aliem yang terlahir dari media relatif kecil yang memulai kariernya dari daerah terpencil di Sulawasi sana.
Nur membuktikan. Kerja keras dan kegigihannya mengantarkan dia sebagai wartawan yang diperhitungkan di tingkat nasional dan melahirkan karya-karya jurnalistik yang punya bobot bahkan menulis beberapa buku.
Dunia jurnalistik tak akan pernah padam di muka bumi ini. Dia akan tetap hidup dan terus bersinar, sesuai dengan perkembangan zaman. Selamat dan semoga sukses.
Syahdanur AM, Wartawan Senior, Dewan Penasehat PWI Pusat.
Salam,
Nur Terbit
#KMAA39 #KataPengantarBuku