TAK BANYAK YANG DILIHAT
Sejak Pandemi Covid-19, otomatis aktivitas lebih banyak di rumah. Tentunya tidak banyak yang bisa dilihat, berarti berkurang wawasan, tidak banyak yang bisa diserap secara pandangan, namun tidak berarti buta informasi.
Sebelum Pandemi pun sudah banyak menghabiskan waktu di rumah, hanya saja bedanya tidak ada larangan untuk melakukan interaksi di luar rumah.
Padahal, aktivitas di luar rumah itu sangat penting, semakin banyak berinteraksi dengan orang lain, maka akan semakin bertambah wawasan dan referensi.
Situasi dan kondisi memang harus disiasati, agar tetap bisa produktif dengan berbagai aktivitas. Setiap situasi yang tidak menguntungkan kalau diantisipasi dan disiasati dengan baik, akan tetap menguntungkan.
Dua tahun belakangan ini, di tengah situasi Pandemi saya bisa menerbitkan 11 buku tunggal. Itu artinya situasi Pandemi bukanlah halangan untuk beraktivitas.
Bukan Cuma itu, saya juga bisa mendesain kurang lebih 200 Desain Sampul buku dalam kurun waktu 2 tahun. Menulis dan mendesain adalah aktivitas yang membutuhkan wawasan dan referensi.
Di zaman digital saat ini wawasan dan referensi sangat mudah di dapatkan. Berbagai jendela informasi terbuka, asal kita mau memanfaatkannya.
Dalam situasi yang sangat tidak menguntungkan bagi sebagian orang, ternyata sangat menguntungkan bagi yang tahu melihat peluang dan memanfaatkannya.
Kita lihat banyak orang-orang yang Cuma bisnis rumahan, tapi tetap menghasilkan sesuatu yang signifikan. Begitulah cara Tuhan memberikan rezeki kepada orang-orang yang mau berusaha.
Situasi yang sulit tidak bisa cuma diratapi, tapi harus disiasati. Setiap usaha akan menemukan jalannya, sesuai dengan niat beribadah kepada-Nya. Besar kecil hasil yang didapat dalam setiap usaha sangatlah relatif, tergantung bagaimana kita mensyukurinya.
Setiap situasi dan keadaan selalu memberikan pelajaran, itu kalau kita mau melihat kandungan hikmah yang ada di dalamnya. Berusaha jauh lebih baik ketimbang hanya mengutuk keadaan.
Tidak ada jalan keluar dari kesulitan selain daripada berikhtiar untuk menemui jalan keluar. Meratapi nasib dan mengutuk keadaan hanyalah bagian dari para pecundang.
Kadang keringanan tangan dalam membantu orang lain bisa menjadi pemuka pintu rezeki, karena memang setiap kebaikan ada balasannya. Meskipun demikian, lakukanlah kebaikan tanpa mengharap balasan. Melakukan kebaikan adalah bagian dari fitrah manusia, yang memang harus dilakukan.
Ajinatha