Generasi Penerus Bangsa

Terbaru254 Dilihat

 

Aku masih disini, setia menemani berkibarnya sangsaka merah putih. Memperhatikannya jalannya acara tiap Senin pagi. Sekarang, semua tidak lagi sama. Mereka tak lagi menghormati sangsaka merah putih. Generasi penerus bangsa tak lagi mengetahui tujuannya.

Aku masih disini. Mengamati apa yang penerus bangsa lakukan. Mereka tak hormat, mereka tak serius, mereka mengeluh. Tindakkah mereka tahu, begitu banyak pengorbanan yang telah dilakukan. Begitu banyak darah yang tumpah hanya untuk menaikkan sang merah putih. Begitu banyak nyawa yang telah gugur hanya untuk melihat bendera ini sampai ke atas puncaknya. Peperangan terjadi dimana-mana hanya untuk satu tujuan mengibarkan sangsaka merah putih, sehelai kain yang tersimpan beribu makna dibaliknya. Tidakkah mereka tahu?

Sekarang mereka tak perlu berkorban nyawa lagi, tak perlu mengeluarkan darah dan air mata lagi. Mereka hanya perlu menikmati jerih payah para pahlawan, dan menghargai apa yang telah mereka korbankan demi negeri ini.

Tapi lihatlah kelakuan penerus bangsa ini. Mereka hanya diminta untuk berdiri tegak, hanya satu jam. Namun mereka tak melakukannya, mereka sibuk dengan urusan masing-masing. Satu jam saja berdiri menghormati bendera, namun mereka mengeluh, berdiri dengan gelisah seperti cacing kepanasan. Ah, anak zaman sekarang. Bahkan ketika orang tua berbicara pun mereka mengabaikannya. Dimanakah etika mereka?

Kuyakini, para pahlawan kecewa dengan tingkah mereka. Pengorbanan mereka tak dihargai. Mereka merelakan segalanya demi kenyamanan generasi selanjutnya. Namun balasan yang mereka terima tak sebanding dengan apa yang telah mereka korbankan.

“Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya.” Ir. Soekarno

Bung Karno pernah berkata, “Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Berikan aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia.” Pemuda seperti apa yang diinginkan Bung Karno? Apakah pemuda yang tidak tahan berdiri menghormati bendera? Apakah pemuda yang tak menghargai orang lain? Tidak! Tentu saja tidak, Bung Karno pastilah menginginkan pemuda yang berbakti kepada tanah air. Bisakah pemuda generasi sekarang memenuhi apa yang diminta Bung Karno?

“kita bangsa besar, kita bukan bangsa tempe. Kita tidak akan mengemis, kita tidak akan minta-minta, apalagi jika bantuan-bantuan itu diembel-embelkan dengan syarat ini syarat itu! Lebih baik makan gaplek tetapi merdeka, daripada makan bestik tapi budak.” Ir. Soekarno

Ingatlah, terapkan apa yang telah dikatakan Bung Karno. Mulailah melakukan perubahan, jangan seperti ini lagi, lanjutkan perjuangan yang telah dimulai oleh para pahlawan kita, para pahlawan rela mengorbankan segalanya untuk melihat masa depan yang sejahtera, masa depan cerah bagi Negeri ini, Indonesia.

“Memproklamasikan negara adalah gampang. Tetapi menyusun negara, mempertahankan negara, memiliki negara untuk selama-lamanya adalah sukar.”

Tinggalkan Balasan