Suka dan duka pembelajaran secara online

Terbaru65 Dilihat

Nama: Dina UKA Lestari

Nim : 21010

TINGKAT 1A

Pandemi Covid-19 yang masih berlangsung dari satu tahun yang lalu membuat saya menemukan banyak kebiasaan dan hal baru yang belum saya rasakan. Salah satunya adalah belajar secara daring/online. Saya mulai merasakan belajar secara online saat saya masih duduk di bangku SMA, saya yang sudah kelas 12 dan tengah mempersiapkan untuk persiapan UASBN DAN UN terpaksa di berhentikan. Dimulai pada akhir bulan Maret, sekolah saya sudah memberi himbauan kepada seluruh warga sekolah untuk belajar mengajar dilakukan secara daring. Bahkan saya dan teman-teman saya melakukan UASBN dirumah masing-masing, hingga saya lulus-lulusan pun dilakukan secara daring. Tetapi saya dan teman-teman sangat senang dengan metode belajar mengajar secara daring karena bisa lebih santai, terlebih lagi waktu itu UN dihilangkan. Walaupun tidak bisa merasakan kebersamaan saat kelulusan, tetapi saya dan teman-teman saya waktu itu menyempatkan berfoto-foto ria sebeluum pandemic Covid-19 dan sangat disayangkan juga acara malam kelulusan hanya sekedar wacana saja.

Awalnya saya merasa sangat senang dan merasa jika pembelajaran daring sangat menguntungkan dan asik, hampir beberapa bulan saya merasakan kesenangan itu. Sampai akhirnya saya masuk perkuliahan di AKPER POLRI barulah saya mulai merasakan efek kurang menyenangkannya, mulai merasa repot dan sangat kesulitan.

Dimulai dari susahnya melakukan zoom lewat laptop ataupun hp, karena waktu itu saya masih awam dengan aplikasi zoom. Saya kesulitan untuk mengoperasikan aplikasi zoom. Saya juga kesulitan apabila sinyal sedang buruk terlebih lagi saat mendung ataupun saya yang lupa membayar WIFI.

Menurut saya pembelajaran daring yang sedang saya alami saat ini ada kekurangan dan kelebihannya. Kekurangannya jika wifi saya yang tiba-tiba mati, saya ingat ada kejadian kurang menyenangkan yang saya alami yaitu waktu itu wifi dirumah saya sinyalnya sedang buruk, tetapi dosen pengajar menyuruh semua mahasiswa/I nya untuk melakukan on cam. Saya yang sedang kesulitan dalam jaringan sangat panik takut jika saya tidak diabsen atau dianggap tidak hadir. Lalu dalam penyampaian materi menurut saya sangat kurang efektif seperti terbatasnya waktu untuk bertanya kepada dosen, terbatasnya waktu untuk melakukan diskusi, melihat pemaparan materi yang disediakan oleh dosen atau suara dosen yang terputus-putus. Lalu sosialisasi dalam pertemanan juga menurut saya masih kurang karena hingga sekarang saya masih kesulitan untuk berbaur kepada teman-teman yang lain mulai daari berkomunikasi dan bertemu. Terlebih lagi saat ada kerja kelompok. Jujur terkadang saya kesal saat dosen memberikan tugas kelompok, karena sebenarnya banyak kendala yang dialami oleh mahasiswa/I seperti kendala tempat karena banyak teman-teman yang rumahnya jauh dan sulit untuk menentukan tempat dimana kami mengerjakan tugas tersebut, lalu adalagi kendala apabila kelompok mengambil keputusan untuk mengerjakan tugas secara via zoom, karena beberapa dari kami sangat sulit untuk menentukan kapan kami melakukan via zoom. Banyak mahasiswa/I yang sebenarnya suka mengeluh tentag pembelajaran daring dengan kelompok, karena beberapa dari kami tidak ada yang mau bekerjasama atau masih malu untuk berpendapat.

Adapun kelebihan pembelajaran daring menurut saya yaitu untuk mahasiswa/I yang rumahnya jauh, tidak takut untuk telat karena pembelajaran dari bisa dilakukan dimana saja dan juga sangat menghemat biaya kendaraan. Tapi bagaimanapun saya sangat ingin melakukan pembelajaran secara offline dan bersama-sama dengan teman-teman maupun dosen-dosen pengajar. Saya berharap pembelajaran tatap muka segera dimulai.

 

 

Tinggalkan Balasan