Tulisan Tangan ku Jelek Sekali
Catatan Thamrin Dahlan
Di era modern masa kini masih adakah manusia mencatat sesuatu berita dengan tulisan tangan. Jawaban simpel tentu ada namun jumlahnya semakin berkurang bersebab kehadiran komputer dan telepon genggam.
Inilah zaman kemajuan teknologi sangat pesat sehingga effesiensi berada pada tingkat optimalisasi. Menulis menggunakan pena atau pensil diatas lembaran kertas bagi manusia modern sudah mulai ditinggalkan.
Kecuali bagi para murid Sekolah Dasar menulis diatas kertas masih diwajibkan. Ketrampilan membaca, menulis dan berhitung belum bisa diserahkan tanggung jawabnya kepada alat modern. Peran Bapak Ibu Guru mendidik tidak akan tergantikan sampai akhir zaman.
Dalam kapasitas citizen jurnalis bagi awak pekerjaan menulis seperti mengkonsumsi vitamin. Dosis tetap 1×1 namun ketika tersedia waktu luang dan inspirasi sedang meradang maka bisa sampai 3 tulisan dalam sehari semalam.
Menulis menggunakan pena diatas buku kecil dengan sangat terpaksa awak lakukan. Pasalnya ketika dalam pesawat terbang dari Soetha menuju Bandara Minangkabau Sumatera Barat tidak diperkenankan menggunakan ponsel apalagi laptop.
Pulang kampung ke Lintau Batusangkar menghadiri akad nikah kemenakanda Yunus Bin Syahrir Dahlan. Posisi sebagai ninik namak Keluarga Besar Petokayo wajib ditunaikan mewakili sanak saudaro nan jauah di rantau.
Target one day one posting or more harus ditunaikan selagi faktor kesempatan dan inspirasi berkolaborasi menjadi satu. Jadilah awak menulis menggunakan pena diatas kertas pada ketinggian 7.000 meter menghabiskan waktu penerbangan 1 jam 45 menit. Hitung hitung kill the times
Ternyata tulisan awak tidak bagus bagus banget alias jelek. Wajar saja selama ini sudah sangat jarang menulis kecuali hanya sekedar tanda tangan. Nah sodara kemajuan teknologi modern sementara masih terkendala regulasi penerbangan ketika penumpang tidak boleh menggunakan laptop dan hp.
Sebenarnya tidak effesien juga menulis dikertas karena nanti harus diketik ulang pada alat elektronik. Tetapi tidak apalah toh awak tidak sering sering banget berpergian menggunakan pesawat udara.
Alhamdulillah satu artikel terselesaikan juga. Entah apa yang ditulis. Tadinya berniat menulis tentang opini bukan lagi liputan. Malah judulnya sudah ada yaitu menulis opini di udara.
Tetapi kenyataan nan terjadi judul artikel gagal di posting. Judul tulisan berubah menjadi Tulisan Tangan ku sangat jelek. Nah proses memindahkan tulisan tangan ke ponsel ternyata tidak mudah. Awak sedikit kewalahan membaca tulisan sendiri. Hahaha.
Maklum saja sudah lama tidak menggunakan ketrampilan menulis di atas kertas sehingga tulisan yang diterakan sulit dibaca. Kebiasaan menulis cepat di laptop terbawa selagi inspirasi itu menggegelegak maka sekali duduk mampu menyelesaikan satu artikel 10 paragraf.
Point yang ingin disampaikan disini adalah satu pengalaman menarik bahwa menulis bisa silakukan dimana saja bahkan di udara. Inspirasi jangan ditahan, tuangkan saja segera menjadi satu tulisan.
Kendala memang ada namun motivasi spirit strong InshaAllah bisa mengalahkan semuanya. Yes percayalah anda akan menperoleh hadiah kepuasan bathin nan tiada terhingga ketika berhasil posting satu artikel. Cobalah.
- Alhamdulillah.
- Salamsalaman
- Novotel Bukittinggi
- 22 Desember 2019
- TD
Rancak bana tulisan ayahanda
One day one post.
One day one juz lai ayahanda