Standby dengan kepercayaan diri tingkat tinggi, melangkah masuk ke dalam kelas. Pagi ini jam pertama di kelas XI IPS, berharap mereka sudah menyiapkan bahan presentasi seperti yang sudah ditugaskan pekan lalu.
Tapi harapan tinggal harapan, bagaimana tidak setelah mengambil undi, sengaja membuat undian supaya mereka tidak merasa sengaja memilih kelompok tertentu untuk presentasi dulu. Satu nomor diambil seperti main arisan saja, membaca nomornya dengan lantang.
Panggilan pertama diacuhkan, sudah panggilan kedua, pasti ada apa – apanya, batinku. Tampil sekompol yang sudah terundi nomornya, melihat mereka melangkah kedepan dengan tangan kosong tentu menjadi tanda tanya, sabar masih menguatkan hati. Membiarkan mereka mempresentasikan hasil diskusi mereka hanya dengan membaca secarik kertas yang tidak layak dijadikan bahan presentasi.
Detik – detik terakhir, mereka membacakan hasil diskusinya, mata kelompok yang maju memandang saya dan berkata sudah selesai mempresentasikan hasil diskusi kelompokknya. Sabar masih menyabarkan diri, mulai bertanya yang dibacakan tadi ringkasan atau hasil diskusi, tak ada jawaban.
Netra mulai memandang seisi kelas, setelah memperhatikan semua saya mulai membuka bicara, menanyakan apakah mereka pernah presentasi semasa SMP, karena selama pandemic mereka hanya belajar secara daring sangat sulit untuk melakukan diskusi apalagi presenetasi hasil diskusi.
Mulailah suara – suara lebah terdengar, ada yang mengatakan pernah ada mengatakan belum pernah mempresentasikah hasil diskusi kelompok. Hanya senyum yang bisa di berikan, sabar, sabar merupakan teman wajib yang harus dimiliki oleh guru, akhirnya daripada membuang energy bertanya, akhirnya saya mengulang kembali apa itu diskusi, walaupun saya tahu mereka hanya mengulur waktu supaya tidak tampil di depan kelas, naas bagi kelompok yang maju karena tidak siap harus tetap tampil.
Harus sabar menjadi guru, menerangkan merupakan keahlian wajib untuk membuat mereka paham apa yang diinginkan dalam pembelajaran, jika memang perlu diulang di ulang lagi, tapi jangan melupakan inti dari materi yang ingin disampaikan harus tepat waktu dan tepat sasaran.
Dari pada marah – marah, lebih baik tunjuk ajar mereka, setelah itu berikan peluang kepada mereka untuk melakukannya secara benar, semoga pengalaman ini bermanfaat untuk kita semua yang bergelar guru.***