Ada orang yang bersifat cuek akan saudaranya sendiri. Diatas kekurangan materi yang dimilikinya sehingga saudaranya yang berpunya sepertinya malu. Ini terbukti dengan tidak adanya lagi saudaranya itu menjalin komunikasi.
Melihatkan kebahagiaan dengan bersama teman-temannya adalah hal yang biasa dilakukan oleh seorang saudara yang berpunya. Bergaya layaknya orang yang paling berpunya sehingga lupa dengan saudaranya sendiri.
Setiap saudaranya mampir ke rumahnya tampak seolah-olah saudaranya ini adalah orang yang sangat menderita dimatanya. Sibuk mengurus yang lain sehingga saudaranya ini merasa minder dengan keadaan dirinya yang tidak berpunya.
Itulah kisah nyata dari seorang sahabat yang menuangkan air matanya yang telah sangat lama ditahannya. Tersedu-sedu dengan tangisnya membuat diri ini merasa sedih dan juga menyabarkan nya. Akan ada selalu hikmah positif dibalik sebuah kejadian.
Menasehati nya supaya selalu mendekatkan diri kepada Allah. Jangan pernah tampakkan kesedihan di mata manusia, ingat kita masih punya Allah yang memiliki segalanya. Serahkan dan pasrahkan kepadanya supaya ketenangan ikut menghampiri.
Jika tidak kuat untuk bertemu makan menjauhlah sampai dirimu kuat dan siap menerima perlakuan saudaramu sendiri. Per hebat ibadah supaya hati tenang dan diri menjadi kuat karena tempat bersandar kita bukanlah manusia tetapi Allah.
Bangkitlah dan berjuanglah…lempar jauh segala resah yang menghampiri. Cepatkan langkah supaya tidak ada jeda untuk mengingat kesedihan itu lagi. Cerialah dengan senyum yang telah diberi, yakinlah itu akan membuat diri lebih baik dan lebih aman.
Do’akan saudara kita itu dengan segala kebaikan untuknya. Jika Allah ridho makan semua akan baik-baik saja. Selamat berjuang saudaraku, jangan pernah berhenti berjuang.
Be happy… Be humble