Tahukah anda dimana Labuhanbatu Utara?, yuk berkelana sejenak. Kabupaten Labuhanbatu Utara (Labura) terletak di kawasan Pantai Timur Sumatera Utara. Labuhanbatu Utara berbatasan dengan Kabupaten Asahan di sebelah Utara, Kabupaten Labuhanbatu Selatan dan Padang Lawas Utara di sebelah Selatan, Kabupaten Tapanuli Utara dan Tobasa di sebelah Barat, dan Kabupaten Labuhanbatu di sebelah Timur.
Tahun 2008, Labura “Berpisah” dari Kabupaten Labuhanbatu, yang lebih dikenal dengan Labuhanbatu induk. Maka, bumi Kualuh dengan moto “Basimpul kuat, babontuk elok” tersebut, harus berjuang keras supaya mampu mensejajarkan diri dengan Kabupaten lainnya di Provinsi Sumatera Utara. Dengan area seluas 3.545,80 Km , terdiri dari 8 Kecamatan, 8 Kelurahan, dan 82 Desa, maka beragam potensi telah tersedia di Labura.
Dengan lahan seluas 87.035,34 Ha, produksi 1.026.927,84 ton, maka kelapa sawit menjadi salah satu potensi unggulan Labura. Menyusul Karet dengan luas lahan 11.702,50 Ha, Kakao 261.25 Ha. Potensi lainnya adalah sawah, perikanan, peternakan, pertambangan, dan lainnya. Sesuai data dari Biro Pusat Statistik tahun 2020, jumlah penduduk Labura sebanyak 363.816 jiwa, laki-laki 183.722 jiwa, dan perempuan 180.094 jiwa.
Dari jumlah penduduk Labura tersebut, sebanyak 9.466 jiwa merupakan pengangguran. Dan ternyata, pengangguran dengan menyandang lulusan Perguruan Tinggi sebanyak 952 orang (10 %), selebihnya adalah lulusan Diploma ke bawah. Artinya, butuh kerja keras agar lonjakan tingkat pengangguran tidak terlalu tinggi.
Tujuan dari pembentukan Kabupaten Labura adalah untuk meningkatkan pelayanan di bidang pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan, serta memberikan kemampuan dalam pemanfaatan potensi daerah. Untuk itulah maka Kabupaten Labura dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 22 Tahun 2008 tentang Pembentukan Daerah Kabupaten Labuhanbatu Utara,di masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Menyahuti aspirasi masyarakat, maka Pemerintah menetapkan berdirinya Kabupaten Labuhanbatu Utara pada 21 Juli 2008. Kini, 14 tahun sudah Labura berdiri, ibarat seorang gadis remaja belia yang duduk dibangku SMP, sedang giat-giatnya menimba ilmu dari mana saja, mencoba menaklukkan kemajuan teknologi dengan menggunakan berbagai aplikasi. Berada pada usia 14 tahun, energi sedang kondisi maksimal, tidak kenal lelah, berjuang hingga tercapai apa yang ingin diraih.
Kini, kita berada di Labura, sebagai warga Labura, maka disinilah kita berpijak, serta menjunjung langit yang sama. Sesuai dengan tema hari jadi Labura ke 14, “Dengan semangat kolaboratif dan inovatif mari kita wujudkan Labura hebat”, saatnya untuk berbuat. Untuk membangun Labura yang lebih baik, maka dibutuhkan kolaborasi dengan berbagai pihak. Sebab jika berjuang sendirian, maka kita hanyalah setetes air, namun jika kolaborasi, maka kita menjadi samudera tak bertepi.
Insan-insan yang suka dengan tantangan dan inovasi, juga sangat dibutuhkan bumi Labura. Sebab, tanpa bisa ditawar-tawar, resolusi industri 4.0 dan 5.0 dengan manusia sebagai komponen utama sudah hadir. Maka, meski kita sudah berada pada fase 4.0, zaman serba komputer dan internet, kendali utama tetap di tangan manusia. Untuk itulah dibutuhkan manusia yang inovatif, agar mampu mengayuh biduk perahu bernama Labura berlayar menuju pulau harapan.
Harapan besar warga Labura di usia 14, sesuai dengan visi Labura, “Mewujudkan Kabupaten Labuhanbatu Utara hebat dengan sumber daya manusia yang cerdas, sejahtera, dan religius”. Semoga, dengan bertambahnya usia Labura mampu memunculkan warga yang cerdas, sejahtera, dan religius, meski harga sawit masih pecah seribu.
Di malam jelang usia ke 14, mari lantunkan do’a dan pengharapan, agar daerah yang kita cintai ini dapat menjadi Gemah ripah loh jinawi, daerah yang subur, makmur, adil, damai, serta mulia.
Salam literasi dari bumi Kualuh, basimpul kuat babontuk elok.