Membangun Habit
Suharto
#CatatanHariangurubloggermadrasah
Suatu hari ada rekan kerja berujar kepada penulis”Bapak apa saja jadi tulisan, bahkan genre-nya bermacam-macam,” kurang lebihnya seperti itu.
Penulis tidak serta-merta bisa menulis. Butuh proses yang panjang untuk bisa menulis. Di samping belajar kepada orang yang terlebih dahulu menulis, juga melatih diri untuk menulis setiap hari. Karena menulis berulang-ulang menjadi sebuah kebiasaan yang bersifat rutinitas. Sehingga tidak perlu mengerakkan ribuan sel saraf otak untuk berpikir dalam menulis.
Pentingnya Habit
Biasanya ketika kita mulai melakukan sesuatu yang baru. Seolah-olah sedang menghadapi tantangan yang berat. Sebab pada saat itu sel saraf otak bekerja keras untuk mengenali perilaku yang baru itu dan juga kita belum terbiasa sehingga butuh waktu untuk mengenali perilaku itu.
Namun, ketika prilaku itu kita lakukan berulang-ulang menjadi sebuah rutinitas. Maka, kerja sel saraf otak menurun, secara otomatis tidak perlu menggerakkan ribuan sel saraf otak. Artinya tidak perlu banyak berpikir, karena kebiasaan itu menjadi otomatis.
Sungguh indah andaikan kebiasaan itu sesuatu yang baik (good habit), maka akan berdampak baik dalam kehidupan, baik dalam prestasi maupun prestise. Sebaliknya, andaikan kebiasaan itu tidak baik (bad habit), maka akan berdampak tidak baik dalam kehidupan.
Sebelum penulis bisa merangkai kata-kata, penulis pun sulit memulainya. Menulis seperti mengangkat beban yang berat. tetapi penulis berusaha secara massive untuk intense menulis apa yang bisa ditulis. Kebuntuan pun menghampiri, tetapi penulis terus mencari sumber-sumber ide yang bertebaran di sekitar. Seiring bergantinya waktu dan berubahnya musim, seiring itu pula menulis menjadi kebiasaan. Pada akhirnya penulis mampu menghasilkan beberapa karya. Pada saat ini penulis sedang menggarap buku ke-13 dan insyaallah, waktu dekat menuju proses ISBN.
Kunci Pembentuk Habit
Kebiasaan itu diciptakan, bukan datang dengan sendirinya. Kebiasaan terjadi karena ada beberapa faktor yang mempengaruhinya. Seperti pelajar yang ingin sukses dalam menggapai cita-citanya. Maka, ia harus berusaha membiasakan belajar secara terus-menerus.
Charles Duhigg penulis buku The Power of Habit dalam Yodhia Antariksa membagi tiga kunci dalam membentuk kebiasaan,yaitu:
Pertama, reminder/ pemicu. Lahirnya kebiasaan karena pemicu yang melatarbelakanginya. Misalnya, waktu. Waktu pagi adalah waktu yang bagus untuk menulis karena badan sedang bugar, pikiran masih segar, dan jernih. Teman, karena berteman dengan seorang penulis. Maka, terbawa untuk menulis. Lokasi, karena di kantor kita ada pojok baca. Maka, tertarik untuk membaca semua buku yang ada. Dan kejadian sebelumnya. Misal, setelah salat Magrib membiasakan membaca Al-Qur’an.
Kedua, routine. Kegiatan yang kita lakukan berulang-ulang menjadi sebuah rutinitas, otomatis menjadi sebuah kebiasaan. Misal, rutinitas membaca buku setiap hari 10 halaman, menulis setiap hari satu artikel, selalu datang tepat waktu, dan lain-lainya.
Ketiga, reward. Imbalan setelah melakukan kegiatan kebiasaan. Misal, selalu membaca setiap hari, reward-nya wawasan bertambah. Menulis setiap hari, reward-nya punya karya tulis, ada income, dan lainnya. Olahraga setiap hari, reward-nya tubuh semakin sehat dan pikiran semakin pres. Belajar setiap hari, reward-nya cerdas dan sukses.
Dari ketiga kunci itu bisa menjadi sebuah lingkaran kebiasaan ( habit loop). Ketiga komponen ini harus ada, ketiadaan salah satunya akan menghambat dan bahkan tidak terjadinya kebiasaan.
Misal, kebiasaan membaca. Pemicunya
Adanya buku, lalu membaca routine. Maka imbalan/ reward-nya bertambahnya wawasan. Sebenarnya untuk menciptakan sebuah kebiasaan itu terletak kepada reminder/trigger (pemicu) dan reward (imbalan).
……………
Sumber Pustaka: Yodhia Antariksa (2020), change your habits, change your life. Penerbit : Nusantara Gemilang
Cakung, 20 Agustus 2022