BERBUKA BERSAMA PERERAT TALI PERSAUDARAAN

pexels-pnw-production-8995836

BERBUKA BERSAMA PERERAT TALI PERSAUDARAAN

Terlepas dari himbauan Bapak Presiden Jokowi yang melarang pejabat pemerintah mengadakan acara buka bersama, kami sebagai staf biasa tetap mengadakan acara buka bersama dengan dana pribadi bukan dana dari kantor.

Acara buka bersama dihadiri oleh para sahabat baik satu kantor maupun sahabat pelatihan Kebangsaan. Tentu saja acara ini diadakan bertujuan untuk mempererat tali persaudaraan karena kami dapat menikmati beraneka macam kudapan juga dapat mendengarkan kultum bersama walau hanya lima menit. Singkat namun ada ilmu yang menyegarkan pikiran kami.

Bapak bos dan keluarganya telah menyiapkan segalanya, kami sebagai stafnya cukup datang, mendengarkan kultum dan berbuka puasa. Sebelum acara berbuka puasa beberapa teman berbincang-bincang tentang hal-hal umum mereka sendiri dan beberapa teman ada yang berkaraoke. Aku sendiri lebih suka menikmati suasana kebersamaan yang jarang-jarang diadakan karena kesibukan kami masing-masing.

Setelah adzan berkumandang kami membatalkan puasa dengan takzil yang telah di hidangkan di atas meja. Beraneka macam minuman segar seperti es doger, es blewah, es teler dan kolak tersaji menggoda kami yang sedang berbuka puasa. Aku menikmati es blewah yang terasa segar dan tidak terlalu manis. Aku juga minum segelas air mineral dari botol berukuran 300 ml.

Aku juga makan separo porsi somay Bandung lezat yang diambilkan oleh putraku dari meja khusus makanan ringan yang aku rasa cukup berat. Kami bergantian untuk sholat berjamaah karena menyesuaikan luasnya tempat. Selesai sholat magrib beberapa teman menikmati bakso lengkap yang super nendang perut dan beberapa teman yang lain menikmati nasi Briyani dengan ayam bakar diatasnya. Dan masih banyak pilihan makanan lainnya seperti timlo (sejenis sup), nasi goreng, balado daging dll.

Aku hanya mampu memakan seporsi bakso dan beberapa buah segar sebagai makanan penutup. Aku tidak kuat untuk mencicipi makanan lainnya. Mataku sudah serasa kenyang melihat beraneka macam makanan, minuman, dan buah-buahan. Pudding juga ada tapi aku hanya melihat saja. Ingin mencicipi semua tapi perut tidak mampu. Ibu bos mempersilakan untuk membungkus makanan yang sudah tersaji ketika hendak pulang. Ibu bos tahu kalau kami tidak dapat memakan sekaligus. Beliau juga sudah menyiapkan plastik satu kiloan untuk kami.

Bapak bos dan keluarganya sangat baik kepada kami. Selain religius mereka adalah keluarga yang dermawan dan murah senyum. Kami semua merasa nyaman berada di kediamanannya. Memang yang terpenting adalah penyambuatan yang begitu baik atau welcome yang membuat kami nyaman untuk berada di kediamannya, bukan karena makanan yang tersaji.

Beberapa teman pelatihan Kebangsaan berkumpul sendiri mengadakan rapat kecil membahas kegiatan-kegiatan positif Kebangsaan seperti membuat buku dengan tema Kebangsaan. Detailnya aku tidak tahu namun aku hanya menduga apa yang mereka bicarakan karena aku sendiri telah mengikuti pelatihan Kebangsaan sebelumnya dan membuat buku adalah kegiatan dalam waktu dekat.

Aku sendiri dan ibu bos berbincang-bincang tentang keluarga dan kampung halaman. Pukul 19.30 teman-teman lain sudah gelisah ingin segera pulang karena tempat tinggal mereka yang cukup jauh. Pukul 20.00 kami berpamitan pulang sambil membawa tentengan kue bolu yang sengaja diberikan ketika kami akan kembali ke rumah. Kami juga sudah membungkus makanan yang tidak bisa kami habiskan saat berbuka puasa. Aku membungkus secukupnya untuk sahur berdua dengan putraku.

Bapak bos dan keluarganya dengan tersenyum mempersilakan kami pulang setelah berfoto bersama. Sedangkan teman-teman pelatihan Kebangsaan masih tetap tinggal. Mungkin mereka akan meneruskan diskusi yang belum selesai. Kami meninggalkan rumah bapak bos dengan hati gembira dan mata mulai sedikit mengantuk. Aku dan adik letingku berkendara satu mobil dan putraku adalah pilotnya. Jakarta tidak pernah sepi. Kami berbincang-bincang selama di perjalanan dan sesekali mengomentari ramainya kota Jakarta juga para penjual musiman yang semakin ramai di bulan puasa.

Adik letingku turun di pintu gerbang Kota Wisata dan kami melanjutkan perjalanan ke rumah yang masih cukup jauh untuk ditempuh. Alhamdulillah akhirnya kami sampai rumah dengan hati puas walau sedikit mengantuk. Sialturahmi kali ini sangat berkesan.

 

Jonggol, 7 April 2023

Nani Kusmiyati

 

 

Tinggalkan Balasan

2 komentar