ISBN Yang Dirindukan

Perpustakaan, Video, YPTD60 Dilihat

ISBN YANG DIRINDUKAN
PENULIS BUKU

Catatan : Nur Terbit

Alhamdulillah, giat komunitas penulis buku dan penerbit YPTD (Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan) berkunjung ke Perpustakaan Nasional (Perpusnas) di Jl Salemba Raya No 28 A Jakarta Pusat, berjalan lancar, Jumat 20 Januari 2020. Kunjungan ke Perpusnas ini, dalam rangka menyerahkan buku ber-ISBN.

ISBN atau Internasional Standard Book Number, terdiri dari deretan angka 13 digit, sebagai pemberi identifikasi terhadap satu judul buku yang diterbitkan oleh penerbit. Untuk Indonesia, ISBN dikeluarkan oleh Perpustakaan Nasional.

Alhamdulillah sejak bergabung di komunitas penulis buku YPTD yang diketuai Pak Thamrin Dahlan, sudah ada 1 buku saya “Wartawan Bangkotan” diterbitkan November 2020 oleh penerbit YPTD. Insya Allah akan segera menyusul buku kedua “Mati Ketawa Ala Netizen”.

Menurut Pak Thamrin Dahlan, YPTD akan terus menerbitkan buku ber- ISBN sebagai bentuk komitmen dalam ikut berperan serta meningkatkan kualitasa dan kuantitas dunia literasi Indonesia.

Ini sudah dibuktikan pada Jumat 20 November 2020 lalu, YPTD sebagai penerbit menyerahkan 53 judul buku ke Perpusnas. Salah satunya buku saya “Wartawan Bangkotan”.

Hadir pada kunjungan ke Perpusnas ini, Pak Thamrin Dahlan mewakili penerbit YPTD didampingi perwakilan penulis masing-masing Pak Ajinatha, Pak Mukti Ali, Pak Ropiyadi, dan saya sendiri Nur Terbit.

Kami diterima dengan ramah dan kekeluargaan dari staf Perpusnas. Sekaligus dipandu berkeliling melihat “rumah buku” dan proses penerimaan buku dari penerbit dari Direktorat Deposit Perpustakaan Nasional.

“Saya baru sadar, ternyata apa yang selama ini saya tulis dari muara, lalu kumpulan tulisan tersebut diterbitkan menjadi buku oleh YPTD ternyata hulunya atau ujungnya ada di sini, di Perpustakaan Nasional. Luar biasa loh Pak Nur,” kata Pak Ajinatha, penulis buku “Membaca Citra Politik SBY”, juga diterbitkan YPTD ini.

Ilmu tentang dunia perpustakaan pun pada akhirnya memang kami dapat dari para pustakawan bergelar sarjana dan megister kepustakaan di Perpusnas tersebut.

Antara lain dari mas Rizki Bustomi, Sub Koordinator Pengelolaan Karya Cetak, dan mbak Suci Indrawati Irwan, Sub Koordinator Pengelolaan Karya Rekam. Juga dari mas Arief, yang begitu lincah dan tekun, bisa menemukan buku “Jalan-Jalan” karya Pak Thamrin Dahlan terbitan 2017, bisa ditemukan di rak buku hanya dalam.5 menit.

Rencananya, Insha Allah 3 bulan ke depan YPTD juga akan memulai mengumpulkan tulisan para penulis untuk diajukan ke Perpusnas agar memperoleh ISBN. Tapi kali ini dalam bentuk “e-Book”, atau electric Book. Dengan buku model digital ini, nantinya akan bisa diakses dan dibaca melalui handphone, tablet, laptop, PC dan fasilitas gadget lainnya.

“Kehadiran kami (YPTD dan komunitas penulis) di Perpusnas, seolah menemukan induk sekaligus rumah bagi buku kami. Sedang sebagai induk dalam artian pekerjaan tulis menulis ini, memiliki back up yang sangat aman. Kami sangat bersyukur dengan kehadiran Perpustakaan Nasional ini,” kata Pak TD, sapaan akrab Pak Thamrin Dahlan.

Ibarat Rumah Buku

Ternyata ada loh tempat penitipan dan penyimpan buku yang aman. Penulisnya mungkin sudah tidak pegang buku aslinya, atau penerbit tidak lagi mencetak buku tersebut.

Cobalah mampir ke Perpustakaan Nasional, kemungkinan di sana masih ada masternya yang boleh dipinjam atau izin untuk diterbitkan kembali.

Berikut Video Reportase Melongok RUMAH BUKU di Perpustakaan Nasional | Giat Penulis YPTD (Bagian Kedua).

Video Reportase di atas semuanya ada di channel YouTube.com/NurTerbit Bagaimana Perjalanan Sebuah Buku Hingga Sampai Ke Perpustakaan Nasional | Giat Penerbit YPTD (Bagian Pertama) dengan hastag #PenulisBuku #PenerbitYPTD #NurTerbit #YPTD #WartawanBangkotan

Video sebelumnya masih terkait cara menerbitkan buku :

1. Menulis 7 Benua

2. Cara Cepat Terbitkan Buku

Dari semua kegiatan tersebut sudah saya buat video YouTube-nya dalam 3 bagian. Di artikel ini adalah episode terakhir. Semoga bermanfaat…Jangan lupa like, komen, share dan subscribes ya videonya biar tambah “modal” untuk konten video berikutnya. Salam.

Nur Terbit
Wartawan Bangkotan
Bekasi, Senin 23/11/20

 

Tinggalkan Balasan

1 komentar