Inspirasi Abadi: 60 Tahun Pernikahan Opa Tjiptadinata dan Oma Roselina

Selamat atas 60 tahun pernikahan Opa Tjiptadinata dan Oma Roselina

Terbaru115 Dilihat

Terkadang, kesempatan datang di saat yang tak terduga. Di tengah kekacauan teknis Kompasiana yang sedang mengalami error, sebuah tawaran istimewa muncul bagaikan oasis di padang pasir. Pak Budi Susilo dan Mbak Muthiah Alhasany menyampaikan sebuah tantangan yang sangat menarik: menulis untuk sebuah buku. Namun, ini bukan sekadar buku biasa. Ini adalah kesempatan untuk menuangkan kesan dan pesan mengenai 60 tahun pernikahan Opa Tjiptadinata Effendi dengan Oma Roselina. Sebuah angka yang menakjubkan, mewakili enam dekade cinta, komitmen, dan inspirasi. Tantangan ini bukan hanya tentang menulis, tetapi juga tentang menyelami dan menghormati sebuah perjalanan hidup yang luar biasa.

 

Saya pertama kali mengenal Opa Tjiptadinata dan Oma Roselina melalui platform Kompasiana, tepat setahun yang lalu pada tanggal 5 Maret 2023. Meskipun perkenalan kami terbilang singkat, dampak yang mereka berikan terhadap hidup saya dan banyak orang lain sungguh luar biasa. Di usia mereka yang telah menginjak 80 tahun, pasangan ini tetap aktif menulis dan berbagi pengalaman hidup mereka melalui Kompasiana, sebuah prestasi yang membuat banyak orang terkesan dan terinspirasi.

 

Bayangkan, di usia senja ketika kebanyakan orang sudah kesulitan menggunakan gadget, Opa dan Oma justru rajin menulis dan mempublikasikan tulisan mereka hampir setiap hari. Ini bukan hanya tentang kemampuan teknis, tetapi juga tentang semangat dan dedikasi untuk terus berbagi dan berkontribusi pada masyarakat. Mereka membuktikan bahwa usia hanyalah angka, dan bahwa kita tidak pernah terlalu tua untuk belajar, berkarya, dan menginspirasi.

 

Salah satu hal yang paling mengesankan dari Opa Tjiptadinata dan Oma Roselina adalah cara mereka memperlakukan orang lain, termasuk yang jauh lebih muda dari mereka. Mereka selalu menyapa dengan sebutan “ananda”, sebuah panggilan yang sarat akan kasih sayang dan penghormatan. Di era di mana sopan santun dan tata krama sering kali terlupakan, sikap mereka menjadi pengingat akan pentingnya menghargai setiap individu, terlepas dari perbedaan usia atau latar belakang.

 

Keramahan dan perhatian mereka tidak berhenti pada sapaan belaka. Komentar-komentar yang mereka berikan pada tulisan-tulisan di Kompasiana selalu menjadi sumber semangat dan inspirasi. Tidak jarang, keduanya memberikan komentar secara berurutan pada tulisan yang sama, menunjukkan kesatuan pikiran dan dukungan mereka terhadap para penulis muda. Bagi saya pribadi, setiap komentar dari Opa dan Oma menjadi dorongan untuk terus menulis dan mengembangkan diri.

 

Kemurahan hati Opa Tjiptadinata terbukti ketika beliau menghadiahkan saya dua buah buku karyanya: “Enlightenment – Mencapai Pencerahan Diri” dan “The Power of Dream – Kekuatan Impian”. Kedua buku ini kini menjadi harta berharga yang saya pamerkan dengan bangga di ruang tamu, bukan hanya sebagai hiasan, tetapi sebagai pengingat akan kebijaksanaan dan inspirasi yang telah dibagikan oleh beliau.

 

Membaca kisah hidup Opa Tjiptadinata dan Oma Roselina melalui tulisan-tulisan mereka di Kompasiana adalah sebuah perjalanan yang mengesankan. Mereka dengan jujur dan terbuka berbagi tentang jatuh bangun kehidupan, tantangan yang mereka hadapi, dan bagaimana mereka berhasil melewati semuanya bersama-sama. Cerita mereka menjadi bukti nyata bahwa cinta sejati bukan hanya tentang kebahagiaan, tetapi juga tentang komitmen untuk berdiri bersama menghadapi badai kehidupan.

 

60 tahun pernikahan bukanlah pencapaian yang mudah. Ini adalah hasil dari komitmen seumur hidup, pengorbanan tanpa henti, dan cinta yang terus dipupuk setiap harinya. Opa Tjiptadinata dan Oma Roselina telah menunjukkan kepada kita semua bahwa pernikahan yang langgeng itu mungkin, bahkan di era di mana perceraian semakin umum terjadi. Mereka menjadi contoh hidup bahwa cinta sejati bisa bertahan dan bahkan tumbuh semakin kuat seiring berjalannya waktu.

 

Yang membuat kisah mereka semakin inspiratif adalah bagaimana mereka terus produktif dan aktif berkontribusi pada masyarakat di usia senja mereka. Mereka membuktikan bahwa pensiun dari pekerjaan formal tidak berarti berhenti berkarya. Melalui tulisan-tulisan mereka, Opa dan Oma terus menyebarkan kebijaksanaan, membagikan pengalaman hidup, dan menginspirasi generasi yang lebih muda untuk terus berjuang dan bermimpi.

 

Sebagai seorang penulis muda, saya menemukan inspirasi tak terbatas dari dedikasi Opa Tjiptadinata dan Oma Roselina terhadap dunia literasi. Mereka menunjukkan bahwa menulis bukan hanya tentang bakat atau keahlian, tetapi juga tentang konsistensi dan kecintaan terhadap berbagi pengetahuan. Setiap hari, mereka membuktikan bahwa usia bukanlah hambatan untuk terus belajar, berkarya, dan berkontribusi pada masyarakat.

 

Kisah cinta dan dedikasi Opa Tjiptadinata dan Oma Roselina juga menjadi cermin bagi kita semua tentang arti sebenarnya dari hubungan yang langgeng. Di era di mana banyak orang mencari kebahagiaan instan dan cepat menyerah ketika menghadapi kesulitan, pasangan ini mengingatkan kita bahwa cinta sejati membutuhkan kerja keras, pengertian, dan komitmen yang tak tergoyahkan. Mereka membuktikan bahwa melewati 60 tahun bersama bukan hanya tentang bertahan, tetapi juga tentang tumbuh bersama dan saling mendukung dalam setiap langkah kehidupan.

 

Pada akhirnya, perayaan 60 tahun pernikahan Opa Tjiptadinata dan Oma Roselina bukan hanya sebuah pencapaian pribadi, tetapi juga sebuah hadiah bagi kita semua. Mereka telah memberikan contoh nyata tentang apa artinya mencintai, berkomitmen, dan menjalani hidup dengan penuh makna. Melalui kisah mereka, kita diingatkan bahwa cinta sejati itu ada, dan bahwa kita semua memiliki potensi untuk menciptakan hubungan yang langgeng dan bermakna.

 

Sebagai penutup, saya ingin mengucapkan selamat atas 60 tahun pernikahan Opa Tjiptadinata dan Oma Roselina. Semoga Tuhan senantiasa memberikan kesehatan, kebahagiaan, dan kesempatan bagi mereka untuk terus menginspirasi melalui tulisan-tulisan di Kompasiana. Kisah cinta dan dedikasi mereka akan selalu menjadi inspirasi bagi saya dan banyak orang lain untuk terus bermimpi, berjuang, dan mencintai dengan sepenuh hati. Terima kasih, Opa dan Oma, atas teladan hidup yang luar biasa ini. Semoga cinta kalian terus bersemi dan menginspirasi generasi-generasi mendatang.

Tinggalkan Balasan

3 komentar

  1. Selamat siang ananda Syahrial yang Ayahanda dan Bunda sayangi
    Terima kasih tak terhingga anandaku. Untuk artikel khusus sebagai Kado Ultah pernikahan Ayahanda dan Bunda yang ke 60 tahun
    Tulisan ini akan ikut diabadikan dalam buku Kenangan the Diamond Wedding Anniversary Ayahanda dan Bunda
    Salam sayang dan doa untuk ananda sekeluarga
    Semoga kita dapat bertemu di Perpusnas RI tanggal 2 February 25