Mengenang Perkenalan Dengan Legenda Hidup Kompasiana

Selamat pagi sobat,

Tulisan di pagi hari ini, saya ingin berbagi kisah mengenang perkenalan saya dengan legenda hidup Kompasiana, bapak Tjiptadinata Effendi yang kini telah berusia 81 tahun dan tinggal di Australia.

Perkenalan saya dengan beliau bermula saat saya mengikuti acara webinar Bedah Buku pada hari Kamis (07/07/2022) malam WIB.

Webinar Bedah Buku ini diselenggarakan oleh Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan (YPTD) yang berlangsung secara virtual menggunakan media Zoom.

Dokumen pribadi

Di acara Bedah Buku YPTD yang ke-33 saat itu, saya tidak sekadar mengikuti sebagai peserta namun juga bertindak sebagai Pembahas dari Buku yang dibedah pada acara tersebut.

Sebagai Pembahas saya tidak sendiri namun ada kompasianer senior bapak Tjiptadinata Effendi dan perwira menengah TNI AL ibu Nani Kusmiyati.

Adapun buku yang dibedah berjudul “Thamrin Dahlan 70 Tahun, Rekam Jejak Literasi YPTD” yang ditulis oleh 70 Penulis dari berbagai profesi dan domisili.

Bertindak sebagai Narasumber  Bapak Kombes Pol (Purn) Haji Thamrin Dahlan, SKM, MSi yang di hari itu berusia genap 70 tahun.

Sedangkan yang bertindak sebagai Moderator adalah Pengurus YPTD bapak Erdonis Erdwan dan sebagai pembawa acara ibu Dewi Elfia.

Di acara bedah buku tersebut, saya bisa berjumpa beliau meski hanya lewat media Zoom.  Selanjutnya kita saling bertegur sapa untuk kali pertama sebelum acara dimulai dan berlanjut saat acara tengah berlangsung.

Saat itu saya begitu menyimak uraian beliau tentang buku yang dibahas berdasarkan pengalaman beliau sebagai penulis senior di Kompasiana.

Acara bedah buku tersebut berjalan dengan lancar hingga berakhir sekitar jam 21.30 WIB.

Keesokan harinya pada Jum’at (08/07/2022) malam WIB, saya memposting tulisan di Kompasiana yang berkaitan dengan acara bedah buku yang telah berlangsung.

Adapun judul dari tulisan saya yaitu “Menjadi Pembahas Di Bedah Buku YPTD“.

Saya ingat, pada jam 19.35 WIB, tulisan saya sudah selesai diposting di Kompasiana.

Setelah memposting kemudian saya melakukan aktivitas lain yaitu menyaksikan secara live di stasiun TV Indosiar, pertandingan timnas Indonesia melawan Filipina dalam turnamen AFF U-19 yang berlangsung di Indonesia.

Selepas menyaksikan laga sepakbola di stasiun TV Indosiar sekitar jam 22.00 WIB, saya kembali membuka akun Kompasiana untuk melihat tulisan yang tadi saya posting.

Saya melihat ada beberapa notifikasi, salah satunya dari kawan penulis senior pak Hendro Santoso yang akrab disapa pak Hensa. Beliau menyukai (like)  tulisan saya. Beliau ini kerap memberikan komentar dan like  di beberapa tulisan saya di Kompasiana.

Namun yang mengejutkan saya dan menjadi surprise ketika ada notifikasi berupa komentar yang datang dari bapak Tjiptadinata Effendi, yang baru saya kenal sehari sebelumnya yaitu saat acara Bedah Buku YPTD ke-33 dan sama-sama tampil sebagai Pembahas.

Bapak Tjiptadinata memposting komentarnya pada jam 19.43 WIB dan ini berarti hanya berselang 8 menit setelah saya memposting tulisan saya.

Tentu saja sebagai kompasianer kelas “anak bawang”, saya begitu gembira mendapat komentar dari seorang kompasianer senior dengan tingkat maestro (tingkat tertinggi di Kompasiana) yang di usia jelang 80 tahun saat itu, beliau masih begitu aktif menulis di Kompasiana.

Saya sempatkan untuk meng-capture komentar dari bapak Tjiptadinata sebagai berikut :

                Dokumen pribadi

Saya merasa sangat beruntung bisa berkenalan dengan kompasianer sekaliber bapak Tjiptadinata Effendi meski secara online dan mendapat surprise dari beliau dengan komentarnya di tulisan saya yang terposting di Kompasiana setelah hari sebelumnya kita berkenalan.

Saat itu saya berharap mudah mudahan saya bisa berkesempatan bertemu muka langsung dengan bapak Tjiptadinata Effendi di suatu hari nanti.

Saya bersyukur kehadirat Allah Subhannahu Wa Ta’ala yang telah mengabulkan harapan atau keinginan saya untuk bisa bertemu muka langsung dengan bapak Tjiptadinata Effendi.

Saat itu di acara Hari Ulang Tahun (HUT) ke-2 Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan (YPTD) sekaligus kopdar Kompasianer dan pengarang YPTD yang digelar di Gedung Serba Guna Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Jalan Medan Merdeka Selatan Jakarta pada tanggal 20 Agustus 2022, bapak Tjiptadinata Effendi hadir bersama istri tercinta, ibu Roselina dan saya pun diundang di acara tersebut.

Saya yang hadir di acara tersebut bersama istri dan anak langsung melakukan registrasi begitu sampai di tempat acara lalu dipersilahkan oleh panitia masuk ke ruang acara.

Saya bergegas menghampiri Ketua YPTD bapak Haji Thamrin Dahlan yang berada di depan panggung. Setelah bersalaman dengan beliau, saya diperkenalkan dengan pejabat yang mewakili Kepala Perpustakaan Nasional, bapak Suharyanto lalu dengan bapak Tjiptadinata Effendi dan istri, ibu Roselina.

Inilah momen yang saya tunggu bisa bertemu dan berjabat tangan dengan legenda hidup Kompasiana bapak Tjiptadinata Effendi.

Alhamdulillah ..

Ketika acara resmi berakhir dan dilanjutkan dengan makan siang dan ramah tamah, saya kembali menghampiri bapak Tjiptadinata Effendi dan istri, ibu Roselina untuk berbincang bincang sejenak dan berfoto bersama beliau dan istri.

 

 

Dokumen pribadi

Di kesempatan tersebut, saya menyerahkan buku saya terbitan YPTD yang berjudul “Ngeteh Morning Bareng Nurwendo” kepada beliau sebagai kenang kenangan dan bukti bahwa kita pernah bertemu. Saya pun mendapat kenang kenangan dari beliau berupa empat buah buku karya beliau.

Setelah pertemuan itu, kami masih kerap bertegur sapa di media sosial Facebook dan kolom komentar Kompasiana.

Saya kerap membaca tulisan tulisan beliau di Kompasiana yang tentunya sangat bermanfaat bagi saya sebagai seorang penulis yang masih terbilang “anak bawang”.

Berikut silaturahmi terakhir saya dengan bapak Tjiptadinata Effendi di kolom komentar Kompasiana hingga tulisan ini dibuat :

 

                     Dokumen pribadi

Meski sudah berusia 81 tahun, bapak Tjiptadinata Effendi masih aktif menulis di Kompasiana. Demikian pula dengan istri beliau, ibu Roselina, seorang kompasianer tingkat Senior yang sudah berusia 81 tahun namun masih aktif menulis di Kompasiana hingga kini.

Luar biasa !

Sosok Tjiptadinata Effendi yang masih aktif menulis di masa lansia menjadi penyemangat dan motivasi bagi diri saya untuk juga terus menulis. Usia kami terpaut cukup jauh, saya 63 tahun sedangkan bapak Tjiptadinata Effendi 81 tahun. Hal ini berarti kami berdua sama-sama sudah lansia ..

Sungguh beruntung saya bisa berkenalan, berjumpa dan bertegur sapa di dunia nyata maupun di dunia maya dengan legenda hidup Kompasiana bapak Tjiptadinata Effendi.

Tahun 2025, usia perkawinan bapak Tjiptadinata Effendi dengan ibu Roselina akan mencapai 60 tahun atau Diamond Wedding Anniversary. 

Sebuah perjalanan hidup nan indah dan romantis dari bapak Tjiptadinata Effendi dan ibu Roselina ..

Selamat !

Sehat selalu bapak Tjiptadinata Effendi dan ibu Roselina, mudah mudahan kita masih diberi waktu untuk bisa bertemu kembali ..

Insya Allah ..

Sobat, ijinkan saya menyampaikan sebuah pantun sebelum saya undur diri :

Mat Solar Orangnya Pemberani

Suka Minum Dari Air Kendi

Amat Beruntung Awak Ini

Bisa Berjumpa Dengan Bapak Tjiptadinata Effendl

***

Selamat beraktivitas ..

Salam sehat ..

 

NH

Depok, 24 September 2024

Tinggalkan Balasan

3 komentar

  1. Sama Pak . Awal perkenalan . Pada zoom bedah buku . Alhamdulillah diminta Ayahanda Td jadi moderator sempat sinyal lelet dan moderator diambil alih oleh bunda komandan Nani. Ayah Tjipta minta dinyanyikan lagu Minang judulnya Kampuang Nan Jauh Di Mato. Suasana Zoom saat itu sangat hangat dan terasa kekeluargaan.

  2. Selamat malam Pak Nurwendo. Senang sekali rasanya kita dapat bertemu lagl. Terima kasih tak terhingga untuk artikel khusus sebagai Kado Ultah pernikahan kami yang ke 60 tahun
    Sangat berharap kita dapat bertemu lagl di Perpusnas RI tanggal 2 February 25
    Salam hangat dari kami berdua untuk Pak Nurwendo bersama isteri tercinta