THE POWER OF WRITING

Humaniora43 Dilihat

Malam ini pertemuan ketiga di kelas belajar menulis PGRI. Saya masih bertugas sebagai moderator online di kelas Omjay untuk mendampingi narasumber hebat Ibu Dra. Sri Sugiastuti, M.Pd. atau lebih akrab disapa Bu Kanjeng.

The power of writing

“ Menulis dengan Kekuatan Silaturahmi”

Bu Kanjeng membuka kelas dengan menggunakan voicenote. Suara beliau sangat adem, mendayu, dan berkharisma. Sangat meneduhkan jiwa yang terlena dalam dunia pena. Kalimat pembuka, tak kenal maka tak sayang, Bu Kanjeng meminta peserta untuk Blog Walking ke link blog beliau di

http://www.srisugiastutipln.com

Ada satu tulisan yang menyorot pada salah satu link blog Bu Kanjeng, yaitu tentang Gurdasus http://www.srisugiastutipln.com/2020/11/gurdasus.html isi artikelnya adalah kisah seorang guru daerah khusus (Gurdasus) namanya Ibu Waitir. Tulisannya yang ada di buku “Secercah Harapan dalam Keterbatasan.”. Kisah Ibu Waitir jadi ide menulis Bu Kanjeng. Jadi sudah dua minggu lalu Bu Kanjeng mengirim buku tersebut, tetapi belum ada konfirmasi kalau buku itu sudah diterima. Sampai akhirnya Bu Kanjeng menerima telpon dari kantor pos yang mengabarkan nomer hape si penerima paket tidak aktif.

Langkah Bu Kanjeng meneruskan berita itu ke Kurator. Ternyata Ibu Waitir terjebak di sekolah sudah seminggu tidak bisa pulang ke rumah,karena ada badai dan jalan menuju pulang tidak bisa dilalui. Hari berikutnya sang Kurator mengirimi foto Bu Waitir dan kondisi jalan yang dilalui bila menuju sekolahnya. Bu Kanjeng terharu dan menangis saat melihat foto yang dikirim. Perjuangan Gurdasus sangat berat namun beliau tidak takut untuk mencoba menuliskannya dengan berbagi pengalaman luar biasa kepada kita semua. Saya sangat terenyuh membaca kisah Gurdasus Bu Waitir ini.

Bu Kanjeng memotivasi peserta, dengan kisah ibu Waitir ini, peserta membuka mata dan telinga dengan merubah mindset bahwa menulis itu tidak sulit dan mengatakan bahwa Ya, Saya Pasti Bisa! Rubahlah pemikiran dan niat yang salah. Jangan ikut menulis karena hanya ingin berburu sertifikat. Karena yang terpenting adalah ilmu yang akan didapat nanti dari narasumber hebat yang hadir setiap minggunya. Dengan ikut kelas menulis Omjay, peserta diharapkan bisa membuat bukti fisik dengan melahirkan buku solo maupun buku keroyokan (Antologi).

Menit ke 31 Bu Kanjeng mengirimkan 4 flyer foto buku yang akan diulas secara tuntas. Beliau meminta saya untuk memilih judul buku pertanma yang akan dibahas secara langsung dengan masih menggunakan voicenote. Mengapa hal ini dilakukan Bu Kanjeng? Hal ini dilakukan untuk meminimalisir copy paste tulisan narasumber yang dijadikan tugas resume oleh para peserta. Dengan begitu, peserta harus mendengar pesan suara dan mengambil intisari yang disampaikan narasumber.

Buku pertama yang saya pilih untuk diulas adalah buku Catatan Motivasi dan Literasi Bu Kanjeng. Sub judulnya adalah Menggugah semangat jiwa untuk bertaqwa. Lalu Bu Kanjeng bertanya pada saya, apakah saya tertarik dengan covernya, judulnya, atau penulisnya? Jujur saya pilih ketiganya. Karena judul bukunya mengandung rima yang menarik untuk dibaca.

Buku “Si Pinky” begitulah Bu Kanjeng menyebut buku ini karena cover bukunya berwarna pink menggoda. Buku ini berisi motivasi yang ditulis Bu Kanjeng yang ditulis dari 3 blog bu Kanjeng yaitu blogspot, wordpress, dan kompasiana. Bu Kanjeng berpesan bahwa ketika menulis judul buku harus sesuai dengan daftar isinya. Agar tidak membohongi pembaca. Buku ini sudah dibedah buku di YPTD pada minggu lalu. Saat itu saya yang menjadi moderatornya karena menggantikan Ibu Noralia Purwa yang berhalangan hadir.

Si pinky diberi kata pengantar oleh Bapak doktor Marjuki M.Pd. yang merupakan instruktur Widya Iswara hebat di Indonesia yang memberikan pelatihan di Jawa Timur. Bu Kanjeng mengenalnya berkat tali silaturahmi. Tanpa adanya silaturahmi dan komunikasi, Bu kanjeng tidak dapat mengenal beliau. Sehingga dengan mudahnya ketika draf buku si pinky disodorkan kepada doctor Marjuki, hanya dengan 3 jam saja, kata pengantar sudah dikirimkan kepada Bu Kanjeng. Tentu saja Bu Kanjeng berterima kasih karena doktor Marjuki telah membuat kata pengantar untuk buku Si Pinky.

Sinopsis (cover belakang buku) buku Si Pinky sangat menarik karena mengutip kalimat Ki Hajar Dewantara. Bunyi kalimat bijak tersebut adalah “apapun yang dilakukan oleh seseorang itu, hendaknya bermanfaat bagi dirinya sendiri, bermanfaat bagi bangsanya, dan bermanfaat bagi manusia pada umumnya. Kalimat ini membingkai hati penulis agar istiqomah sebagai hamba Allah yang berusaha menjadi manusia yang bermanfaat dan dibutuhkan keberadaannya. Tujuannya demi mengabadikan tulisan, pengetahuan, buah pikiran juga harapan penulis dalam menghadapi kehidupan di dunia yang hanya sementara ini dengan membukukan semangat penulis yang menggelora di usia senja.

Buku kedua yang saya pilih dan dibahas Bu Kanjeng adalah buku The Stories of Wonder Women. Buku ini berisi berbagi kisah perempuan tangguh dalam perjalannya. Buku ini juga dibuat dengan 21 kisah untuk mengaharap ridho Allah. Kekuatan silaturahmi dilakukan dengan langkah duduk manis di sebuah taqlim, membaca hadis, Al Qur’an, referensi buku La Tahzan, hadis Al Buqhari, dan kitab Riyadus Sholihin.

Buku ini berisi kisah para ibu, para istri, dan perempuan hebat yang berjuang memperoleh paket kehidupan dari Allah SWT. Bagaimana mereka menerima ujian hidup dan menyelesaikan setiap masalah kehidupannya. Mereka sadar Allah menguji manusia karena kasih sayangnya dan menguji mereka dengan tingkat kesanggupan mereka masing-masing.

Berharap buku ini menjadi obat dan hiburan bagi para pembaca yang mungkin kerap mendapat ujian baik berupa harta,penyakit, atau kekisruhan dalam perkawinan. Bahkan mungkin menjaga amanah Allah yang kadang sangat menjengkelkan. Buku ini terjual sekitar 1.500 buku. Sedangkan edisi revisi ini ditekankan pada judul-judul fenomenal seperti Ibu Koruptor. Bagaimana ibu koruptor yang suaminya harus menginap di hotel plodeo(penjara) selama 6 bulan lamanya.

Ada juga kisah seorang akan ustajah yang harus berhadapan dengan problema anaknya yang anaknya terpaksa harus berhubungan dengan hukum karena dilarikan oleh seseorang, ada pengadilan, dan tamparan hebat ketika anaknya yang diharapkan bisa sekolah akhirnya setres karena mengalami trauma yang amat sangat. Dengan berbagai upaya akhirnya anaknya sembuh dan bisa menggantikan ibunya menjadi ustajah.

Buku ke tiga yang dibahas berjudul Wow English is so Easy Kids. Buku ini diterbitkan di media guru dan termasuk buku pengayaan. Tiga kali ikut diklat, kelas belajar menulis 2 hari di hotel Mega Land Solo, kelas editor di hotel Arini Solo, 3 Came trining writer dalam waktu 2 hari harus buat judul buku dan cover muncul. Prosesnya 1 bulan. Ada 3 buku yang diterbitkan di media guru. Termasuk the stories of wonder women dan buku The prayers of Mothers.

Buku Wow English is so Easy Kids ini terdiri dari 70 unit dengan situasi yang berbeda. Tiap unit terdiri dari 4 bagian penting yaitu kosa kata, contoh percakapan, latihan dan catatan yang harus diingat. Ada juga evaluasi yang dijadikan tolak ukur untuk menguasai materi sebelumnya. Buku ini dilengkapi dengan kunci jawaban, e regular verb dan glosarium. Buku ini juga telah dikirim ke penerbit mayor yaitu PT Andi, dan diterima dalam bentuk ebook dengan jumlah 418 halaman.

Buku ke 4 yang dibahas adalah Catatan Corona Bu Kanjeng. Pandemi, kreativitas, dan Pandemi. Kata pengantarnya diberikan oleh tokoh literasi Jawa Timur. Beliau adalah doktor Ngainun Naim. Dosen IAIN Tulung Agung pegiat literasi. Tahun 2018 tergabung dalam komunita sahabat pena kita. Di dalamnya tergabung Para dosen dan para professor. Bu Kanjeng beruntung bisa bergabung dengan mereka. Ada sekitar 34 tulisan yang dialami Bu Kanjeng di masa pandemi yang ditulis dalam buku tersebut.

Sesi Tanya Jawab

Antologi adalah kumpulan dari beberapa tulisan yang disatukan. Bisa dari satu tema yang sama atau satu tema yang berbeda. Bisa ditulis oleh hanya satu orang atau beberapa penulis. Bisa berupa jilid 1 dan 2. Biasanya kurator membuat satu panduan yang harus diikuti oleh peserta yang akan ikut antologi. Misalnya mengisi form terlebih dahulu, ikut dalam whatsapp grup kelas antologi, dan aturan yang lainnya.

Cara meresume yang baik adalah ringkasan yang dibuat dengan pemahaman pribadi penulis. Tidak hanya sekedar copy paste. Mengambil materi yang bisa mencerahkan oleh orang lain. Cukup buat 7 paragraf dari narasumber dan menjadi paham saat dibaca orang lain. Ambil poin-poin pentingnya saja.

Cara menggabungkan tulisan agar menjadi buku adalah memilih satu tema. Tema sastra bisa berupa puisi, cerpen, dll. Buku non sastra contohnya buku Omjay.

Bagaimana menulis judul yang menarik, sebelumnya buat kerangka tulisan. Ketika tema sudah terbentuk, buat judul yang berkaitan dengan daftar isinya agar sincron. Hal ini juga memerlukan perhatian dari pemberi kata pengantar yang harus memberikan pengantar dengan judul dan daftar isi yang harus berkaitan supaya tidak membohongi pembaca. Peran editor juga sangat penting untuk memberikan penilaian buku si penulis. Jika hal itu sudah dilakukan, maka buku yang ditulis akan sesuai dan menarik untuk dibaca.

Untuk penulis pemula ukuran kertas A5, ukuran kertas 14×21 minimal 75 halaman untuk buku ber ISBN. Buku yang menarik ditulis kita cari berdasarkan google trand atau buku ever green atau buku yang bisa dibuat kapan saja. Misalnya buku motivasi, parenting, atau novel yang sesuai zaman. Bagaimana tulisan kita bisa menjadi menarik dilakukan dengan rajin membaca dan rajin menulis. Semakin banyak membaca akan semakin mudah membuat judul dan tulisan yang menarik.

Menulis blog saat kuliah S2 dan mulai menulis. Ringkasan dari buku-buku yang telah dibaca. Misalnya Fatimah Azzahra. Menulis di blog kompasiana di 2009 dan mengenal Omjay. Dari kompasianer akhirnya muncul nama Bu Kanjeng. Sebenarnya itu sosok Pa Kanjeng. Seorang borjuis yang keningratan yang memberikan komentar atau opini kehidupan di masyarakat. Bisa muncul kacamata 5 dimensi yang bisa membaca berbagai situasi sehingga tidak pernah memiliki konflik dengan siapa pun. Sehingga menulis sebagai terapi dilakukan oleh Bu Kanjeng. Beliau menulis dengan hati. Oleh karena itu buku Bu kanjeng selalu menarik untuk dibaca dan banyak hikmah yang terkandung di dalamnya. Jika kita kehabisan ide saat menulis, tulis sub judul yang lainnya dulu. Bisa juga beli buku, baca buku, atau google cari referensi lainnya.

Syarat kenaikan naik pangkat ada di buku 4A. Biar aman halaman buku berjumlah 75 halaman. Misalnya buku kumpulan puisi yang termasuk karya inovatif sebagai unsur utama. 1 tahun membuat 2 buku ditambah unsur yang lain. Misalnya membuat RPP, sebagai walikelas, pembantu kepala sekolah, kepala program. Unsur penunjang dapat dilakukan dengan menulis buku, diklat, sertifikat, Buku best practice, dan tesis juga bisa dibuat menjadi buku.

Menulis antologi suatu proses latihan menulis sekaligus prses membaca karya tulis teman di dalam satu buku dengan satu tema dan gaya tulisan yang berbeda. Setelah mengikuti beberapa buku antologi, penulis makin semangat untuk bisa membuat buku tunggal atau buku solo. Kekuatan silaturahmi bisa memperpanjang umur dan meluaskan rezeki.

Kegiatan kelas menulis malam ini ditutup dengan ajakan Bu kanjeng untuk tergabung ke dalam buku antologi gelombang 17. Semoga Peserta gelombang 17 bisa bergabung menulis antologi sebagai lecutan semangat untuk berkarya di masa pandemi. Bu Kanjeng memberikan bonus PPT untuk para peserta untuk semangat terus saat menulis resume hingga akhirnya bisa menjadi buku.

Terima kasih Bu Kanjeng atas materinya yang luar biasa. Semoga para peserta tetap semangat dan semakin termotivasi untuk menulis setiap hari sampai buku solonya terbit nanti.

Salam bloger inspiratif.

Aam Nurhasanah, S.Pd.

SMPS MATHLA UL HIDAYAH CIPANAS

 

 

 

 

 

 

 

 

.

Tinggalkan Balasan