Merdeka

Fiksiana, Puisi100 Dilihat

Merdeka

Merdeka,
Merdeka,
Merdeka,
Perayaan hari kemerdekaan tahun dua ribu dua puluh dua
Semarak dan kemeriahan masih terasa
Meski telah dilewati dua senja
Di benakku bergayut tanya
Akan makna Merdeka

Apa makna merdeka yang sebenarnya?
Benarkah kita sudah merdeka?
Ya, tentu… saja
Negara kita sudah 77 Tahun merdeka
Dari penjajah yang selalu memerangi dengan senjata
Penindasan terhadap hak azasi manusia
Negara telah lama merdeka
Sehingga kita bisa menikmati ketenangan dalam negara
Bekerja dan berusaha
Demi keluarga dan generasi penerusnya

Apa makna merdeka bagi guru seperti kita
Saatnya kini, hanya berfikir tentang kurikulum merdeka
Merdeka belajar
Merdeka mengajar
Merdeka berkreasi
Merdeka berinovasi
Merdeka berorganisasi profesi
Merdeka berkarir dalam profesi

Benarkah guru sudah merdeka?
Aku guru, tapi…
Aku belum merdeka dalam arti yang sebenarnya
Disatu sisi kemerdekaan berpihak kepadaku
Dilain sudut, kemerdekaanku terbelenggu
Baik, harkat dan martabatku
Bagai seorang penjahat saja
Bedanya…
Penjahat dibelenggu dengan borgol

Aku bukan penjahat
Aku juga seorang pejabat
Aku terbelenggu oleh borgol semu
Borgol yang diikatkan semenjak tahun lalu
Dua kali sudah kemeriahan perayaan hari merdeka
Secara virtual aku mengikutinya
Kenapa?
Bukankah tahun ini perayaan hari merdeka
Di lapangan terbuka
Berbagai kirab budaya dipergelar di sana

Menyaksikan segala pertunjukan melalui media saja
Tidak ada undangan yang aku terima
Baik di sini, maupun di sana
Tak seorang pun mengetahuinya
Kini sudah Minggu kedua
Aku dilantik untuk ketiga kalinya
Yang lain bisa langsung ke tempat tugas barunya
Khusus aku, menunggu SK
Atau perintah atasannya
Katanya akan diantar ke sana

Kenapa ya?
Ada perlakuan istimewa
Orang lain pergi tanpa pengantarnya
Ataukah aku orang yang berbahaya
Sehingga begitu rumitnya
Tak bisakah dibuat lebih sederhana?

Kadang, juga muncul tanya
Siapa saya?
Begitu ditakuti banyak kolega
Kurasa, tak ada yang mencolok di antara kita
Aku abdi negara
Bertekad bekerja sesuai juknis dan petunjuk pimpinannya
Tak berani menyalah dalam keputusannya
Tapi…
Ada apa dengan saya?
Tak bisakah aku merdeka seperti mereka

Kutunggu, tak kunjung ada berita
Lelah sudah rasa di raga
Serasa harap hanya isapan jempol belaka
Ah…,tak mungkinlah
Itu hanya perasaanku semata
Aku ambil saja hikmahnya
Jelas ini terbaik menurut Sang Pencipta
Pasti ada rahasia
Yang diperuntukkan buatku dibaliknya
Aku akan terus mensyukurinya
Percaya bahwa Alloh SWT tidak pernah lupa

Tinggalkan Balasan