Mengenali Karakteristik Siswa di Kelas
Di dalam hidup, manusia tidak terlepas dari berbagai permasalahan, tantangan, hal itu akan ditemukan dalam berinteraksi dengan orang lain, baik di lingkungan tempat tinggal maupun di tempat bekerja. Dengan orang terdekat, saudara, sahabat, siswa, teman sesama kepala sekolah, guru, orang tua siswa, komite sekolah, siswa, dan masyarakat di sekitar sekolah.
Permasalahan yang terjadi bukanlah karena masalah itu sendiri, tetapi tergantung bagaimana respons kita terhadap masalah tersebut. Sebagaimana halnya ketika membuka sebuah tutup botol air mineral, atau baut/mur dari kanan ke kiri, sehingga baut/mur bisa terbuka dan terangkat. Bila kita membuka dari arah kiri ke kanan, maka baut/mur akan masuk/menutup
Menurut teori Hypocrates manusia terbagi menjadi 4 karakter, yaitu; phlegmatic, melancholic, choleric, dan sanguinis. Pada dasarnya di dalam diri manusia ada keempat karakter tersebut, karena adanya pengaruh dari keluarga, pendidikan, lingkungan, sehingga terbentuk satu karakter yang dominan. Karakter dominan itulah yang sering kita jumpai pada watak dan kepribadian seseorang. Dominan di satu karakter sangat tidak menyenangkan, untuk itu kita perlu menyeimbangkannya, agar potensi yang dimiliki dapat lebih maksimal.
Setiap permasalahan yang terjadi, membutuhkan keberanian diri untuk membuka dan menyelesaikannya. Permasalah pada karekter Phlegmatic cara yang ditempuh adalah dengan merenung dan instrospeksi diri. Karakter Melancholic lakukan kegiatan berhitung dan pikirkan solusinya. Karakter Choleric segera lakukan/action. Karakter Sanguinis Kegiatan yang dapat dilakukan adalah dengan bersosialisasi dengan orang lain (sosialisasi diri).
Apapun permasalahan yang ada, baik yang berkenaan dengan pribadi, keluarga, organisasi, pekerjaan, kemasyarakatan dan sebagainya. Setiap permasalahan yang terjadi, pertama kita lakukan adalah instrospeksi diri atau merenung, kenapa masalah itu bisa terjadi, kemudian dianalisa dengan baik, selanjutnya dipikirkan solusinya, setelah itu ambil sikap atau lakukan, dan dijalankan, begitu seterusnya berputar membentuk lingkaran seperti orang yang sedang melakukan tawaf memutari Ka’bah di Masjidil Haram.
Sebagai seorang pendidik, tentulah banyak permasalahan yang dihadapi di sekolah, baik dengan sesama guru, dengan siswa, kepala sekolah, satpam, tenaga administrasi sekolah, penjaga sekolah, petugas perpustakaan, petugas ruang Usaha Kesehatan Sekolah, penjaga kantin dan sebagainya. Dalam menghadapi semua itu, perlu dipahami dengan baik keempat karakter tersebut. Tergolong ke dalam karakter yang mana masing-masing dari mereka. Setelah itu baru dicari solusinya.
Misalnya seorang guru kelas, menghadapi permasalahan tentang siswa di kelasnya dalam pembelajaran, ada siswa yang berkarakter Phlegmatic kepribadiannya ramah, baik hati, jujur, lurus, apa adanya. Cara belajar yang tepat diberikan terhadap siswa tersebut adalah visual, karena memiliki kecerdasan spiritual, kekuatannya menggunakan kata-kata, suka dengan buku-buku yang memiliki gambaran.
Siswa yang berkarakter Melancholic, kepribadiannya analitis, serius, tekun, suka bicara data. Maka cara belajar yang tepat diberikan kepadanya adalah auditory, karena memiliki kecerdasan inteligent, kekuatan belajarnya menggunakan telinga, senang mendengar penjelasan, banyak bertanya, termasuk suka mendengarkan musik, dan semua yang berhubungan dengan telinga.
Siswa yang berkarakter Choleric, berbakat memimpin, tegas, kuat, keras, mandiri, unggul dalam keadaan darurat, berkembang karena persaingan, tampil menonjol daripada siswa lainnya, suka menjadi ketua kelas. Cara yang tepat diberikan kepadanya adalah cara belajar kinestetik karena mampu mandiri dalam belajar, senang melihat contoh, guru perlu menggunakan alat peraga.
Siswa yang berkarakter Sanguinis, menarik dan menyenangkan, periang, penuh semangat, antusias dan energik, mudah berteman dengan siapa pun, pemaaf. Di sini seorang guru bisa melakukan cara belajar motivasi. Dalam belajar siswa seperti ini perlu selalu diberikan motivasi dan penghargaan, guru lebih sering memberikan pujian, sanjungan agar termotivasi untuk belajar, dan siswa ini juga senang belajar bersama-sama.
Seorang guru kelas harus memiliki kemampuan untuk memahami setiap karakter peserta didik di dalam kelasnya. Dengan memahami karakteristik siswanya, dapat lebih mudah untuk mencarikan solusi terhadap permasalahan belajar yang dihadapi oleh siswanya.
Holistic Character menjadi solusi atas permasalahan yang dihadapi, dengan mengikuti alur yang ada sesuai aturan.
Mengenal dan mengetahui karakteristik siswa, orang tua dan guru di sekolah yang dipimpinnya, maka seorang kepala sekolah akan lebih mudah beradaptasi, menjalin komunikasi, menentukan strategi dalam hubungan selaras diantara pemangku kepentingan di lingkungan sekolah.
Kemampuan mengenali karakteristik seseorang tidak diperoleh secara otomatis oleh seorang stakeholder atau guru, namun perlu dipelajari dan dicari referensi yang mendukung tentang teori dan dasar ilmu holistik carakter tersebut. Literasi adalah kunci pokok di dalam mencari dan mendalami sebuah teori. Tanpa berliterasi mustahil seseorang mendapatkan ilmu sesuai yang dibutuhkan dalam menunjang pekerjaanya.
Apalagi seorang guru, guru yang baik adalah guru yang mau dan mampu meningkatkan kompetensi dirinya, di landasi oleh kemauan diri sendiri dan tanpa paksaan dari orang lain.
Mungkinkah seorang menjadi literat?
Kembali kepada individu sang guru.
Afrianti
Rokan Hulu