Pada hari terakhir sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) tanggal 1 Juni 1945, Sukarno memperkenalkan 5 sila. Dalam pidato yang dilontarkan Bung Karno secara spontan itulah tercetus nama Pancasila yang nantinya memuat isi dan penjelasan butir-butir pengamalannya.
Pancasila memuat berbagai nilai dan sikap yang hendaknya diterapkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sudharmono dalam buku Beberapa Pemikiran Tentang Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945 (1997) memaparkan, sikap-sikap yang penting dari Pancasila itu kemudian diperinci menjadi butir-butir pengamalan.
Semula, Butir-Butir Pengamalan Pancasila ini terdiri dari 36 butir, tapi kemudian mengalami perkembangan atau penyempurnaan menjadi 45 butir. Butir-Butir Pengamalan Pancasila diharapkan bisa menjadi pedoman dalam kehidupan sehari-hari seluruh rakyat Indonesia.
Kali ini, saya akan membahas butir 6 sila ke 2 Pancasila. Butir ke-enam ini berbunyi ‘Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan’. Sila ke-2 dalam Pancasila berbunyi “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab”. Sila ke-2 ini merupakan perwujudan dari nilai kemanusiaan, bahwa manusia sebagai makhluk yang berbudaya, bermoral, dan beragama.
Nilai kemanusiaan menjadi salah satu nilai yang sangat berhubungan dengan kehidupan sehari – hari terutama bagi seorang perawat. Saya sebagai seorang mahasiswa keperawatan merasa bahwa terdapat banyak nilai dan penerpan yang bisa dijadikan sebagai acuan serta patokan
Lulusan program pendidikan profesi ners atau DIII Keperawatan harus menjunjung sikap profesionalitas dengan memegang teguh etika profesi perawat sesuai kode etik perawat yang sudah dirumuskan oleh organisasi Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Untuk mengawali pengabdian dengan dedikasi sikap sosial, moralitas, serta nilai-nilai keluhuran individu. Etika, sikap profesionalisme, dan kemanusiaan diharapkan selalu melekat pada diri.
Kode etik keperawatan ditanamkan kepada perawat sejak dalam pendidikan keperawatan. Pendidikan keperawatan bertanggung jawab atas pemilihan calon-calon perawat yang mampu melaksanakan kode etik.
Dalam hal ini, seorang perawat harus bertanggungjawab kepada seseorang yang sakit maupun sehat, keluarganya, dan masyarakat. Tanggungjawab ini memerlukan pelaksanaan etika yang berkaitan dengan peraturan yang relevan dengan keperawatan. Adapun nilai kemanusiaan yang berhubungan dengan Tanggungjawab sebagai seorang perawat antara lain:
- Perawat melaksanakan pelayanan dengan menghargai derajat manusia, tidak membedakan keanekaragaman.
- Perawat melindungi hak pasien/klien, kerahasiaan pasien, melibatkan diri hanya terhadap hal yang relevan dengan askep.
- Perawat mempertahankan kompetensinya dalam praktik keperawatan, mengenal dan menerima tanggungjawab untuk kegiatan dan keputusan yang akan di ambil.
- Perawat melindungi pasien/klien bila keperawatan dan keselamatannya diganggu oleh orang-orang yang tidak berwenang, tidak etis, atau tidak legal.
- Perawat mempertimbangkan orang lain dengan kriteria tertentu apabila akan mendelegasikan tugas atau menunjuk seseorang untuk melakukan kegiatan keperawatan.
- Perawat berpartisipasi dalam kegiatan riset bila hak individu yang menjadi subjek dilindungi.
- Perawat berpartisipasi dalam usaha profesi untuk meningkatkan standar praktik dan pendidikan keperawatan.
- Perawat bertindak melalui organisasi profesi, berperan serta dalam mengadakan dan mempertahankan kondisi pekerjaan yang memungkinkan kualitas asuhan keperawatan yang tinggi.
- Perawat bekerjasama dengan anggota profesi kesehatan dan orang lain dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat.
- Perawat menolak tawaran untuk subjek advertensi atau promosi komersial.
Singkatnya seperti ini. Jalani profesi sebagai seorang perawat sesuai dengan kode etik, junjung tinggi rasa kemanusiaan dan juga jalani proses ini dengan cara yang terhormat. Pelihara martabat dan tradisi luhur profesi perawat yang selama ini menjadi kebanggaan profesi, Profesi ners sangat dekat dengan nilai-nilai keluhuran individu. Sikap profesionalisme, kemanusiaan, dan etika diharapkan selalu melekat pada setiap ners disetiap langkahnya.
Untuk bisa menjalani profesi dengan baik, tantangan kedepan tidaklah ringan, dari waktu ke waktu masalah kesehatan akan semakin kompleks sehingga memerlukan berbagai disiplin ilmu. Sebagai contoh pandemi Covid-19 yang memerlukan penanganan secara khusus. Kedepan mungkin juga ada penderita penyakit baru, dan perlu penanganan khusus sehingga seorang perawat juga perlu disiplin ilmu yang lain
Lulusan perawat dihimbau untuk tidak berhenti belajar baik secara formal dengan jenjang pendidikan yang lebih tinggi atau belajar secara non-formal dengan pengalaman-pengalaman yang diperoleh untuk memajukan ilmu keperawatan.
Jadilah perawat yang excellence with morality yang lebih mengedepankan kemanusiaan daripada uang. Jadilah perawat yang HEBAT (Humble, Excellence, Brave, Agile, dan Transcendence). (Dikutip dari Prof. Dr. Ah Yusuf, S.Kp., M.Kes, Dekan FKp UNAIR).
Penulis : Aisya Amaria Fitra Wijaya (21058/Tingkat 1B)