Matt Paten : “Salah Makan”

1. Salah Makan

Mat Paten berhasil mengobati seorang penduduk disekitar tempat tinggalnya yang terkena serangan struk dan lumpuh. Hal tersebut dia lakukan dengan ikhlas dan penuh tanggung jawab. Keberhasilan ini membawa keberkahan baginya karena dari mulut kemulut ini menyebar.

Sampai pada akhirnya ia diperkenalkan dengan seorang Pejabat di daerahnya yang terkena penyakit ‘Misterius’, yang sudah berobat kemana-mana namun belum sembuh-sembuh. Bahkan sudah hampir separuh kekayaannya dia habiskan untuk mengobati penyakit tersebut.

Matt Paten mengobati pejabat yang bernama Barnus di rumahnya, di sebuah kawasan perumahan elite. Awalnya Barnus ragu dengan Matt Paten, karena penampilannya biasa saja. Tidak ada sesuatu yang mencirikan kalau dia punya ilmu.

Dengan ilmu ‘Peraba sukma’ yang dimilikinya, Matt Paten mulai memijat bagian kaki Barnus, untuk mendeteksi penyakit yang di idap Barnus,

“Maaf ya pak kita mulai … saya akan pijat dari telapak kaki terlebih dahulu. Nanti kalau terasa ada yang sakit mohon bapak tahan.” ujar Matt Paten.

Barnus tidak menjawab apa yang dikatakan Matt Paten, dia pasrahkan dirinya. Belum lama di pijat Mat Paten, terucaplah kata-kata yang tanpa disadari Barnus,

“Kalau bisa sembuh, saya berniat ingin menunaikan ibadah haji, dan mewakafkan sisa harta saya untuk membangun pesantren.” ucap Barnus.

Namun Mat Paten mengingatkan Barnus, “Sebaiknya itu bukan cuma sekadar diucapkan, tapi di niatkan dengan sungguh-sungguh. Kalau dengan ikhlas dan Lillahi Ta’ala, akan sangat meringankan bapak.” jelas Matt Paten.

Matt Paten terus memijat bagian-bagian tertentu yang di rasakannya, lewat ilmu Peraba Sukma akhirnya dia katakan apa penyebab penyakit Barnus,

“Bapak ini sakit karena salah makan.” ujar Matt Paten sambil terus memijat.

“Maksudnya gimana? Saya cuma sakit lambung?” tanya Barnus heran.

“Bukan pak! Salah makan yang saya masud, bapak memakan sesuatu yang bukan hak bapak.” ujar Matt Paten tanpa tedeng aling-aling.

Dengan berlinang airmata, Barnus mengulangi ucapannya sungguh-sungguh. Keluarlah pengakuan kesalahan atas prilakunya selama ini, yang telah banyak menzolimi orang lain dengan cara merampas hak orang lain guna memperkaya dirinya.

“Saya sangat menyadari, kalau selama ini sudah berlaku zalim terhadap orang lain, dan merampas hak orang lain untuk memperkaya diri.” pengakuan itu meluncur begitu saja dari mulut Barnus.

Bagi Matt Paten semua ucapan itu merupakan bentuk pengakuan dosa yang perlu di beri dukungan dan diyakini sebagai bentuk pertobatan. Dia menyarankan, jika Tuhan memberikan kesembuhan lakukanlah segala bentuk kebaikan.

“Kita ikhtiar ya pak, In Sha Allah apa yang bapak inginkan di kabul Allah. Saya bukanlah yang menyembuhkan, hanya Allah yang berhak menyembuhkan.” ujar Matt Paten.

Sebelum melanjutkan pemijatannya, Matt Paten ingatkan Barnus agar dia tidak salah faham nantinya,

“Pak, sebelumnya saya kasih tahu dulu, bahwa dari pemijatan ini ada reaksi dari tubuh bapak nantinya.” pesan Matt Paten.

“Apa kira-kira reaksinya mas? Berbahaya kah buat saya?” tanya Barnus
“Reaksi tubuh bapak melemah, yang mengakibatkan bapak tidak sadarkan diri.” ujar Matt Paten.

“Terus setelah itu bagaimana nasib saya?” Barnus begitu sangat khawatir.

“Setelah melewati proses tidak sadarkan diri, In Sha Allah bapak akan merasakan perubahan tubuh bapak lebih sehat.” jawab Matt Paten.

Setelah dapat persetujuan dari Barnus untuk melanjutkan, barulah Matt Paten melanjutkan pemijatannya. Tiba-tiba Barnus pingsan tidak sadarkan diri, Matt Paten tetap tenang saja menghadapi peristiwa itu.

Keluarga Barnus mempertanyakan hal itu pada Matt Paten,

“Kenapa bapak sampai pingsan mas? Apa yang sudah kamu lakukan?” tanya anak Barnus dengan curiga.

“Tadi sebelum saya teruskan pemijatan, saya sudah kasih tahu bapak, bahwa dalam prosesnya nanti bapak akan mengalami pingsan dan bapak tidak masalah.” terang Matt Paten.

“Tapi sampai berapa lama? Kalau bapak sampai koma mas bisa saya proses ke kantor polisi.” ancam anak Barnus.

Dengan tenang Matt Paten menjawab, “In Shaa Allah gak apa-apa mas, kalau memang harus seperti itu saya akan pertanggungjawabkan.” jawab Matt Paten.

Keluarga Barnus sangat khawatir dengan kondisi kesehatannya, dan Barnus akhirnya dibawa ke Rumah Sakit dalam keadaan tidak sadarkan diri. Dokter melakukan pemeriksaan terhadap Barnus, menurut diagnosa dokter ternyata Barnus mengalami koma.

Matt Paten di adukan ke polisi oleh keluarga Barnus, dianggap telah melakukan kesalahan pengobatan terhadap Barnus. Sehingga, membuat Barnus sampai koma. Matt Paten secara ksatria menerima pengaduan itu, dan dia siap masuk tahanan polisi.

“Saya siap bertanggung jawab kalau terjadi sesuatu pada pak Barnus. Kalau sekarang pun saya harus di tahan, saya bersedia.” ucap Matt Paten.

Matt Paten dianggap melakukan tindakan yang tidak menyenangkan, dan berbahaya bagi orang lain. Matt Paten harus diproses secara hukum oleh aparat kepolisian, dan masuk dalam tahanan kepolisian.

Selama dalam tahanan kepolisian, Matt Paten terus bermunajat pada Tuhan agar Barnus diberikan kesembuhan. Dia meminta ampunan kepada Tuhan, kalau apa yang sudah dilakukannya adalah kesalahan. Dia terus mengamalkan berbagai amalan dalam wiridnya, dan memohon pertolongan dan Mukjizat Tuhan.

Akhirnya mu’zizat Tuhan itu datang. Setelah mengalami koma beberapa hari, Barnus terbangun dan perlahan-lahan dia merasakan kalau dirinya sudah sembuh dari sakitnya. Barnus bersujud penuh rasa syukur sambil menangis. Seluruh keluarganya menyaksikan ini dengan penuh haru.

Begitu bangkit dari sujudnya, orang yang pertama kali di tanyakan Barnus adalah Matt Paten, karena dia tidak melihat ada Matt Paten di sisinya,

“Mana Matt Paten? Kenapa dia tidak ada di sini?” tanya Barnus.

“Dia di tahan di kantor polisi Pa, karena kami khawatir dia sudah melakukan kesalahan dalam pengobatan Papa.” ujar anak Barnus.

“Astaghfirullahal’adziim.. kalian sudah memfitnahnya, dia sudah kasih tahu Papa kalau dalam proses pengobatan Papa akan mengalami pingsan.” ucap Barnus dengan kecewa.

Barnus meminta pada anaknya untuk mencabut laporan di kepolisian, bahwa tidak ada yang salah dengan apa yang di lakukan Matt Paten, karena Barnus merasa sudah sembuh dari penyakitnya.

“Jangan sampai kalian berlaku Zalim kepada orang yang sudah berbuat baik!!” Barnus tidak menyangka apa yang sudah terjadi pada Matt Paten.

“Tapi Pa, kami tidak tahu kalau itu cara pengobatannya.”

“Ya sudah! Sekarang bawa papa pulang, dan kamu harus cabut segera laporan pada polisi.”

Barnus di bawa pulang dari rumah sakit oleh keluarganya, dan anak Barnus yang memberitahukan ke polisi mencabut laporannya agar Matt Paten bisa di bebaskan.

Setelah sampai di rumah, Barnus ingin segera di pertemukan dengan Matt Paten. Tapi, Matt Paten masih dalam proses pembebasan. Barnus cerita pada keluarganya, bahwa Matt Paten sudah mengobatinya secara spiritual. Tanpa dia sadari, Barnus membuka masalahnya pada Matt Paten.

“Pertemukan papa sama Matt Paten sekarang!!”

“Ya Pa, anak kamu sedang menjemputnya, Papa kan baru sembuh jangan terlalu emosi dulu.”

Isteri Barnus berusaha untuk menenangkannya. Barnus sangat kecewa pada keluarganya yang sudah bertindak gegabah.

Bagi Barnus yang dilakukan Matt Paten adalah sesuatu yang luar biasa, karena dengan memijat Barnus, Matt Paten bisa tahu apa yang menyebabkan penyakitnya. Proses tidak sadarkan diri itu adalah cara Tuhan membuka matanya, seperti apa alam akhirat yang akan di hadapinya.

“Assalamu’alaikum.. “ sebuah ucapan salam menggema dari ruang depan rumah Barnus.

Bersambung

 

Tinggalkan Balasan

2 komentar