Tidak Pandai Menari, Lantai yang Disalahkan

Benarkah Kerusuhan Mei 1998 akan Terulang?

Benarkah peristiwa Kerusuhan Mei 1998 akan kembali terjadi? Jawabannya, kalau ada satu kelompok masyarakat yang merasa tersingkirkan, dan tidak mendapat kesempatan berkuasa yang menginginkannya terjadi.

Dalih kesenjangan ekonomi dan sosial tidak serta merta mendorong terjadinya peristiwa itu. Kecuali stabilitas politik dan keamanan terganggu.

Soal dominasi ekonomi oleh kelompok pengusaha Tionghoa, hanyalah isu yang dihembuskan sekelompok orang atas dasar ‘kecemburuan’ terhadap kesuksesan kaum Tionghoa dalam mengelola bisnisnya.

Jika bisnis anda tidak sukses, tidak berarti itu karena kesalahan orang lain. Usaha itu tidak pernah menghianati hasil. Tanyalah pada diri anda sendiri, apa penyebab kegagalan anda.

Sebetulnya, peluang dan kesempatan antara pengusaha pribumi dengan Tionghoa sama. Terbukti, banyak juga pengusaha pribumi yang sukses. Ini hanya soal perbedaan etos kerja.
Isu kesenjangan seperti ini tidak perlu dibesar-besarkan.

“Jika tidak bisa menari, jangan lantai yang disalahkan. Buruk rupa, cermin yang dibelah.”

Tidak punya kapasitas dan kemampuan, bukan berarti harus mencari kesalahan orang lain. Sehingga punya alasan untuk menciptakan kerusuhan.

Sebagai masyarakat kita harus sensitif terhadap isu seperti ini. Tidak perlu terbawa arus keinginan sekelompok orang yang haus kekuasaan dan memiliki kepentingan sesaat.

Harusnya, kita tetap menginginkan sebuah situasi yang kondusif dan damai. Jangan Pilpres 2024 dianggap sebagai peluang untuk menciptakan kerusuhan. Kalah dalam kontestasi politik adalah hal yang biasa.

Jangan karena kalah, lantas patut menyalahkan orang lain.

Ajinatha

Tinggalkan Balasan

1 komentar