Artikel ke 31
Cobalah Membaca Karya Orang Lain
“Apa yang benar-benar membuat saya terkejut adalah sebuah buku yang ketika Anda sudah selesai membacanya, Anda berharap penulis yang menulisnya adalah teman Anda yang hebat.”_ JD SALINGER
Ada benarnya apa yang dikatakan JD SALINGER, reaksi pertama setelah membaca sebuah buku yang membuat kita terkesan, pada umumnya berharap kalau penulis buku itu adalah teman kita yang hebat. Karena, Buku tersebut sangat memberikan inspirasi dan memotivasi kita untuk terus menulis.
Kadangkala dari buku yang tidak kita duga, dan bukanlah buku yang kita rencanakan untuk dijadikan referensi justeru memberikan banyak referensi dan inspirasi, sehingga memotivasi kita untuk menjadikannya sebuah referensi.
Membaca karya tulis milik orang lain adalah salah satu cara untuk meningkatkan motivasi menulis. Karena, membaca karya milik orang lain yang sukses di pasaran akan membantu menambah referensi sekaligus menumbuhkan rasa ingin mencapai posisi yang sama.
Jangan takut terpengaruh dengan gaya penulisannya, kalau pun terpengaruh bukanlah menjadi suatu masalah, yang terpenting setelah membaca buku tersebut ada hal-hal positif yang bisa diambil untuk menjadi acuan dalam menulis. Jangan bandingkan diri Anda dengan diri penulis tersebut, karena itu akan mematahkan semangat Anda kalau tidak bisa menerima kenyataan.
Anda perlu membaca banyak buku dan referensi lain mulai dari yang paling buruk dan paling sukses di pasaran. Semakin banyak buku yang Anda baca, maka Anda akan semakin paham gambaran dan kualitas sebuah buku yang bagus. Anda juga akan semakin paham kualitas tulisan sendiri dan berlatihlah terus-menerus.
Menjaga konsistensi menulis itu tidak mudah, terlebih lagi agar terus termotivasi untuk terus menulis buku. Justeru karena tidak mudah itulah yang menjadi sebuah tantangan. Tidak ada orang yang sukses dalam karirnya tanpa melalui berbagai rintangan dan tantangan.
Lihatlah apa yang dikatakan George Orwell dibawah ini, terkait dengan tantangan dalam menulis buku:
“Menulis buku adalah perjuangan yang mengerikan dan melelahkan, seperti pertarungan panjang dengan beberapa penyakit yang menyakitkan.”
Apa yang dikatakan George Orwell itu benar, itu kalau Anda mau menerbitkan buku yang bagus dan berkualitas, tapi kalau sekadar menerbitkan buku mungkin tidak banyak tantangan. Menulis aja setiap hari secara disiplin, dengan sebuah kerangka yang sudah terkonsep dengan baik, maka dalam 40 hari Anda sudah menghasilkan sebuah buku.
Seperti yang sudah tuliskan pada BAB sebelumnya, bahwa menulis dan membaca itu adalah aktivitas yang paralel, yang biasa dilakukan secara berbarengan. Menulis tanpa membaca itu seperti makan tanpa minum, maka tenggorokan menjadi kering.Begitu juga dengan menulis tanpa membaca, maka hasil tulisannya akan kering.
Membaca karya orang lain itu tidak saja Cuma untuk menumbuhkan motivasi, tapi juga untuk menambah wawasan. Bagaimana sebuah karya tulis yang bagus itu kita ketahui dari proses membaca. Dari situ pulalah kita bisa mengambil banyak pelajaran.
Pada awalnya, saya juga malas untuk membaca karya orang lain, karena saya takut dipengaruhi oleh gaya penulisan penulis lainnya. Tapi, pada akhirnya saya sadar kalau saya adalah penulis yang masih butuh banyak belajar dari orang lain. Akhirnya saya mulai untuk membaca karya orang lain, agar bisa menambah ilmu.
Tapi memang saya agak selektif dalam memilih bacaan, tidak semua buku bisa saya baca, terutama buku-buku yang memang saya butuhkan untuk menambah wawasan. Kalau novel, saya cenderung membaca karya penulis populer, agar tidak kecewa saat membacanya.