Membuat Tulisan yang Spesifik

Artikel ke 28
Membuat Tulisan yang Spesifik

Menulis dengan spesifik dapat membuat pembaca Anda masuk ke dalam cerita. Hal tersebut juga memungkinkan mereka melihat karakter-karakter Anda. Mereka akan melihat, mendengar dan mencium apa yang karakter Anda dengar, lihat dan cium. Dengan kata lain, menjadi spesifik memungkinkan Anda menjadi pendongeng yang lebih baik.

Membuat Tulisan yang Spesifik pada dasarnya untuk mempertegas identitas atau ciri Anda sebagai penulis. Dengan tulisan yang spesifik pembaca jadi lebih mudah mengenal karakter Anda dan karakter tulisan Anda.

Setiap penulis mempunyai cara tersendiri dalam membuat dirinya spesifik, cara menulis spesifik adalah juga sebuah proses kreatif seorang penulis untuk menjadi penulis yang spesifik. Menulis dengan spesifik merupakan bagian dari proses menulis kreatif yang tidak bisa diabaikan begitu saja.

Bagaimana membuat tulisan Anda menjadi spesifik? Tentunya dibutuhkan langkah atau tahapan untuk mencapai hal tersebut. Ada 3 cara yang saya nulikkan dari ellenconny.com, yang sudah saya kembang dan tambahkan seperti berikut ini:

1. Fokus pada Detil

Ini kembali kepada soal pemilihan frasa dalam memilih diksi yang tepat, untuk menggambarkan detil situasi dalam cerita yang dituliskan. Tidak tepat memilih frasa untuk mengungkapkan suatu keadaan, maka tujuan yang ingin dicapai malah tidak sampai.

Jika Anda bicara tentang bulan yang bersinar, jangan hanya mengatakan ‘bulan bersinar,” tapi tunjukkan bahwa kilau atau refleksi cahaya bulan tersebut pada sebuah kaca yang retak. Show, jangan Tell (tunjukkan, jangan beritahu) adalah salah satu teknik klise tapi sangat berguna dalam penulisan fiksi.

Detil yang spesifik akan membuka imajinasi pembaca Anda. Untuk mengumpulkan detil dalam tulisan Anda, fokuskan lima indera Anda: sentuhan, rasa, penglihatan, penciuman dan pendengaran. Saat Anda menuliskan adegan, tantang diri Anda untuk menggunakan minimal satu dari kelima indera Anda. Ini ada kaitannya dengan memaksimalkan Panca Indra.

2. Fokus pada Momen

Sebagai penulis, Anda juga adalah seorang pendongeng. Pendongeng sejati tidak mencoba menceritakan setiap detil kecil kehidupan seorang karakter. Namun, mereka memilih beberapa momen berharga dan kemudian masuk begitu dalam kepada momen-momen itu seolah-olah kita, para pembaca benar-benar menjalani momen-momen tersebut dengan para karakter.

Nah ini sangat berkaitan dengan teknik memanfaatkan momen yang sudah dibahas sebelumnya. Dan ternyata memanfaatkan momen pun menjadi sangat bermanfaat untuk membuat tulisan yang spesifik.

Tentu saja, ini lebih sulit daripada kedengarannya karena ketika Anda pertama kali menulis sebuah cerita, Anda mungkin tidak tahu momen mana yang akan penting bagi kehidupan karakter. Inilah sebabnya mengapa tugas yang paling penting, dan biasanya paling sulit bagi penulis bukanlah proses penulisan tapi proses editing, saat Anda memilih momen-momen yang penting dan memotong sisanya.

3. Menulis Dialog

Dialog adalah bentuk utama jika Anda menulis dengan tepat apa yang sebenarnya dikatakan oleh karakter. Namun, seringkali banyak penulis lebih memilih merangkum apa yang sedang dibicarakan para karakter daripada menggunakan dialog. Tulislah dialog, jangan terus mendeskripsikan percakapan. Potong pembicaraan yang tidak penting, pilihlah dialog-dialog yang menggerakkan cerita ke depan.

Di atas segalanya, janganlah membuat tulisan yang samar-samar.

Bila tulisan Anda tidak jelas atau samar, maka tulisan Anda tidak akan menimbulkan respon emosional bagi pembaca. Sebagai penulis, seringkali kita sulit untuk mengecek kapan tulisan kita tidak jelas. Karenanya kritikan yang baik dari orang lain menjadi sangat penting. Belajar menjadi lebih spesifik dapat menaikkan kemampuan Anda dalam menulis. Bukalah kelima indera Anda terhadap apa yang dialami karakter Anda.

Tinggalkan Balasan

2 komentar