Menulis Karena Gelisah

Gaya Hidup, YPTD54 Dilihat

Artikel ini saya tulis di bulan Juni 2019, bertepatan dengan sehabis lebaran. Itulah makanya artikel ini menyinggung kegairahan menulis paskalebaran, dimana kondisi pikiran sedang gelisah-gelisahnya karena keinginan menulis yang tak tertahankan.

Ada kegelisahan kalau belum menulis, apa lagi kalau ingat kata-kata Jeff Goins, yang begitu sangat nylekit namun sangat memotivasi. Bagi seorang yang hobi menulis maka tidak ada alasan untuk tidak menulis.

Jeff Goins, pemilik situs goinswriter.com, menyatakan bahwa untuk membedakan antara penulis yang baik dengan penulis yang buruk, tak lain perbedaan keduanya tidak pernah terkait skill atau gaya menulis.

 

“Seorang penulis yang buruk akan mudah menyerah dan berhenti. Sedangkan penulis yang baik akan terus menulis.”

Sehabis lebaran aktivitas menulis malah lebih kencang, kalau sebelum lebaran biasanya cuma posting maksimal 2 artikel, sekarang maksimal malah bisa sampai 4 artikel.

Bisa jadi karena sehabis lebaran lebih fresh, sehingga semangat untuk menulis pun lebih tinggi. Tidak bermaksud juga agar dikatakan penulis yang baik, seperti yang dikatakan Jeff Goins, atau takut dikatakan penulis yang buruk kalau tidak menulis, tapi semata memang untuk memenuhi keinginan gairah menulis.

Begitulah kalau menulis sudah dijadikan bagian dari kebutuhan, sehingga menulis tidak lagi harus menunggu adanya Inspirasi, adanya mood. Muncul kegelisahan ketika tidak menulis, kegelisahan terhadap suatu kondisi dan situasi yang dirasakan.

Atas dasar kegelisahan tersebutlah munculnya Inspirasi untuk menulis. Hampir rerata buah tulisan saya lahir dari kegelisahan, kegelisahan terhadap situasi politik, kegelisahan terhadap kondisi sosial masyarakat, juga kegelisahan terhadap situasi dan kondisi keluarga.

Kegelisahan pulalah yang membuat saya terus bertahan dalam dunia penulisan, yang sudah saya mulai sejak masih dibangku SMA. Situasi dan kondisi sekarang jauh lebih bebas dibandingkan dimasa era Orde Baru, dimana kebebasan berpendapat dikebiri.

Sehingga untuk menuangkan kegelisahan terhadap situasi dan kondisi yang kita rasakan tidak mendapatkan tempat, pada akhirnya cuma bisa dituliskan dalam buku diary. Untung-untungan kalau bisa dimuat di kolom Surat pembaca media mainstream.

Selepas lebaran kemarin, saya benar-benar bergairah untuk menulis. Ditambah lagi dengan situasi persidangan sengketa Pilpres di MK, banyak sekali ide menulis yang muncul ditengah mengikuti konflik persidangan tersebut.

Mungkin apa yang dikatakan Jeff Goins diatas ada benarnya, konsistensi seorang yang sudah melibatkan dirinya dalam dunia penulisan adalah harus terus menulis, itu kalau memang ingin konsisten menjadi penulis.

Meskipun pada awalnya menulis hanya merupakan hobi, tapi biar bagaimanpun hobi yang ditekuni secara terus menerus, maka lambat laun akan menjadi profesi.
Inilah yang saya alami saat ini, berawal dari hobi, akhirnya menjadi pilihan profesi, meskipun masih kelas amatiran.

Tinggalkan Balasan