Donyaning Bocah_Malam, Bintang Yang Berbicara

Terbaru25 Dilihat

 (Donyaning Bocah)

Malam, Bintang Yang Berbicara

Penulis : Arfianto Wisnugroho

Hanya berguling. Sulit untuk memejamkan mata. Malam terasa sangat panjang bagi Wed. Setelah apa yang terjadi pada hari ini. Wed masih memikirkan tentang suara yang didengar tadi siang. Kalau dipikir-pikir memang tidak ada selain mereka berempat, tetapi hal itu memang terjadi. Wed mendengar dengan sangat jelas.

 

Wed memandang ke semua penjuru rumah, terlihat kerlip bintang dari lubang kecil langit-langit. Sekilas nampak bintang berjalan dari suatu titik ke titik lain. Berpikir seandainya ia bisa bermain dengan bintang. “Wah, pasti sangat menyenangkan,” gumam Wed. Beberapa detik kemudian muncul kejadian serupa. Hal tersebut terjadi berulang sekitar lima kali. Karena penasaran, Wed memutuskan untuk keluar dari rumah.

Karena takut membangunkan ayah dan ibunya yang tertidur lelap, Wed mengendap-endap menuju pintu keluar. “Ia mengintip keluar rumah, mungkinkah bintang tersebut ada di luar?, Wed penasaran.

Tidak disangka bintang tersebut melintas tepat di depan rumah. Sesegera mungkin Wed berlari keluar rumah untuk mencarinya. Ia mencoba mengikuti jejak yang ditinggalkan bintang tersebut. Namun semua petunjuk itu hilang dengan sangat cepat. Hingga sampailah Wed pada pohon jati yang besar. Tiba-tiba terdengar suara dari balik pohon jati di depannya.

“Kau mencariku?” Terdengar suara yang seolah-olah mengarah kepada Wed.

“Kenapa? sepertinya kamu tampak bingung.” Tiba-tiba datang setitik cahaya ke arahnya. Karena kaget, Wed mundur dengan cepat beberapa langkah.

“Tidak perlu kaget, namaku Nget”.

Wed membalas dengan nada agak ragu. ”Oh, namaku Wed, kenapa kamu ada di sini Nget?”

“Hahaha,” Nget tertawa dengan sangat keras, meskipun bagi Wed tawanya tidak lebih keras dari suara bersinnya.

“Tentu saja, aku kan kunang-kunang,” balas Nget dengan nada ejekan.

“Kunang-kunang? kupikir kamu tadi adalah bintang yang sedang berjalan.”

Nget tertawa lebih keras dari sebelumnya sambil terbang melintasi kepala Wed. Wed tersenyum meski ia harus berputar untuk dapat mengikuti Nget yang sekarang berputar-putar di atas kepalanya. ‘Baiklah Nget, apakah kamu mau menjadi temanku?” seru Wed kepada Nget.

“Teman? hmmmm.. boleh juga. Kita bisa saling ngobrol jika kamu sulit tidur di malam hari Wed.”

Wed sangat gembira, malam itu mereka berdua memulai percakapan panjang yang sampai pada akhirnya Wed harus kembali ke rumah karena sudah sangat larut.

Wed    : “Nget, sampai besok ya.. senang bisa ngobrol denganmu.”

Nget    : “Iya Wed, sampai ketemu… senang bisa mengenalmu.”

Malam itu mereka berpisah. Wed kembali ke rumah dengan perasaan sangat bahagia. Dia menantikan hari-hari untuk bertemu dengan Nget lagi. Wed juga berpikir untuk mengenalkan Nget kepada Kam, Sud dan Bes.

Pesan Moral :

Jika kita selalu berbuat baik, maka kita akan dipertemukan dengan orang yang juga baik

Tinggalkan Balasan