(Donyaning Bocah)
Pemuda Rusa, Sang Ahli Kayu
Penulis : Arfianto Wisnugroho
Ikat kepala itu mungkin membuatnya terlihat lebih percaya diri. Atau mungkin tas berisi peralatan tukang yang selalu dibawanya. Apapun itu tidaklah penting. Yang pasti pemuda itu bersemangat membuatkan tempat paling bagus untuk pemilik tanah yang luas ini, Pak Kuh. Pemuda ini adalah seekor Rusa yang memiliki perawakan kuat. Ia juga pandai membuat sesuatu dari bahan kayu.
“Apa yang membuatmu bersemangat membuatkanku rumah?” tanya Pak Kuh kepada pemuda itu.
“Karena aku percaya, suatu saat tempat ini akan menjadi sumber kehidupan daerah sekitar, terutama kampung Kemb,” jawab pemuda itu.
“Hahaha, apa yang bisa kamu lakukan dengan peralatan seperti itu?” tanya Pak Kuh penasaran. Pak Kuh menantikan jawaban pemuda itu. Meyakinkan dirinya bahwa pemuda itu adalah orang yang cocok untuk membuat tempat paling nyaman untuknya.
Pemuda itu diam untuk sesaat, angin berhembus membuat dedaunan sekitar berputar tak beraturan di tempat itu. Sambil mengeluarkan alat tukangnya, pemuda itu berjalan menuju sebatang kayu dari pohon yang sudah lama tergeletak di dekatnya.
“Lihatlah dengan seksama wahai Bapak Tua. Akan kubuat sesuatu yang sangat menarik,” pemuda itu berkata penuh percaya diri.
Kayu besar tersebut dipotong menjadi dua bagian. Satu bagian dipotong lagi menjadi beberapa bagian kecil dengan ukuran yang beragam. Satu bagian lagi dipotong dengan ukuran yang lebih besar dari kayu yang sudah dipotong sebelumnya.
“Sungguh suatu niat yang bagus, karena dilakukan dengan sungguh-sungguh,” Pak Kuh berkata dalam hati.
Sementara pemuda rusabekerja, Pak Kuh memperhatikan dengan serius. Gerakannya sangatlah lentur. Seperti seekor rusa yang sedang menari. Semua yang sudah dilakukannya juga terlihat sangat rapi. Bahkan yang membuat Pak Kuh kagum adalah potongan-potongan kayu tersebut tidak ada yang terbuang begitu saja. Ia memaksimalkan semua kayu yang ada.
Tidak lama kemudian, jadilah sebuah karya yang luar biasa dari pemuda tukang kayu itu. Sebuah meja bundar yang dilengkapi dengan tiga buah kursi. Baik meja maupun kursi tersebut memiliki bentuk yang unik. Juga terdapat beberapa ukiran di setiap sisinya.
“Sungguh luar biasa,” kata pak Kuh Kepada pemuda tersebut.
“Baiklah, seperti permintaanmu di awal, kamu kuberikan izin untuk membuatkanku rumah di sini,” Pak Kuh menambahkan.
Pemuda tersebut menjawab, “Terima kasih Bapak, Anda tidak akan menyesal. Akan kubuatkan sesuatu yang tidak akan pernah ada sebelumnya. Semoga kelak akan menjadi sesuatu yang berguna bagi anak cucu kita.”
Akhirnya Pak Kuh memberikan kepercayaan kepada pemuda tersebut membuat rumah dan segala sesuatu dengan kayu yang ada di tanahnya.
Pesan moral :
Lakukan pekerjaan dengan serius. Yakinlah bahwa segala yang kita inginkan akan tercapai jika tujuannya adalah kebaikan.