Donyaning Bocah_Rumah Taman

(Donyaning Bocah)

Rumah Taman

Penulis : Arfianto Wisnugroho

            Wed sungguh terkejut. Banyak keajaiban tanpa terduga terjadi. Di depan rumah megah itu, Wed ingin sekali melompat tinggi-tinggi. Namun tidak pernah ia lakukan. Wed menahan diri. Mengingat semua yang sudah dilewati untuk sampai ke sini membuat Wed sedikit waspada.

            Wed memperhatikan tampilan rumah dengan teliti. Terlihat banyak ukiran pada setiap bagian rumah tersebut. Hingga akhirnya Wed berjalan menuju pintu. Berharap pintu akan terbuka saat ia berada di depan pintu. Tapi hal itu tidak terjadi.

            “Ah, ternyata hanya harapan,” gumam wed sembari mengetuk pintu.

            “Tok, tok..!”

            “Apakah ada orang?” tidak ada jawaban apapun.

            “Mungkinkah tidak ada orang di dalam?”

            Wed mengetuk untuk kedua kalinya sambil menempelkan telinganya di pintu tersebut. Tetap tidak ada yang terjadi. Pintu masih tertutup rapat. Wed bermaksud mengetuk untuk ketiga kalinya. Saat Wed melayangkan ketukan, “Tok,..!” tiba-tiba datang sosok berperawakan tinggi  yang berjalan dengan sedikit membungkuk. Wed berhenti mengetuk pintu. Menoleh dengan wajah kaget, dari mana datangnya sosok tersebut.

            Setelah Wed perhatikan, ternyata ia adalah Jerapah yang terlihat sudah tua. Dengan senyum tulus Jerapah tersebut menyapa Wed.

            “Selamat datang Wed, aku adalah Pak Kuh.”

            Wed senang. Usahanya membuahkan hasil. Pak Kuh yang dicarinya tiba-tiba muncul. Entah dari mana Pak Kuh datang, Wed takjub dengan apa yang terjadi. Sambil membuka pintu, Pak Kuh mengajak Wed masuk. Pintu terbuka, Pak Kuh masuk duluan. Saat itu Wed tidak melihat sesuatu yang spesial, hanya Pak Kuh yang berjalan di atas alas rumah berwarna hijau. Wed menyusul Pak Kuh, masuk ke dalam rumah.

            Mungkin ilusi, atau mungkin saja ini mimpi. Wed sangat kagum dengan apa yang ia lihat setelah melewati pintu rumah. Terdapat di depannya hamparan tanah yang luas dengan rerumputan hijau. Di satu sisi terdapat bunga dengan kupu-kupu beterbangan ke sana-kemari. Di sisi lain terdapat tempat bermain. Terlihat anak kelinci sedang kejar-kejaran di sana. Banyak sekali hal yang tidak masuk akal setelah memasuki rumah Pak Kuh.

Wed begitu terpesona hingga ia tertinggal dari Pak Kuh. Wed berjalan lebih cepat untuk menyusul. Hingga akhirnya mereka sampai di sebuah tempat peristirahatan. Pak Kuh mempersilahkan Wed untuk duduk. Mereka memulai percakapan sambil melihat berbagai keajaiban di dalam rumah Pak Kuh. Bagi Wed rumah itu lebih cocok disebut sebagai taman.

Pesan moral     :

Akan ada keajaiban yang akan kau temukan jika teguh berjuang menggapai tujuan.

Tinggalkan Balasan