(Donyaning Bocah)
Suara Dalam Dua Dunia
Penulis : Arfianto Wisnugroho
Malam itu cerah. Bintang bertaburan memberikan semangat tersendiri bagi Wed dan Nget. Wed menghirup udara dalam-dalam sambil mendongakkan kepala ke angkasa. Mengeluarkan udara lewat mulut sampai mengeluarkan suara hembusan angin. Nget menatap tajam ke arah bukaan tas, sambil hinggap di atas kepala Wed.
“Siap Nget?” tanya Wed sambil menekan kaki kanannya ke tanah.
“Ayo jalan!” jawab Nget.
Mereka berjalan menuju bukaan tas. Dengan sendirinya tubuh mereka mengecil saat mencapai bibir bukaan. Wed terus berjalan. Tidak terlihat apapun di sekitar mereka. Semua gelap. Wed merasa sedang masuk ke dalam gua yang sangat besar.
“Bagaimana ini Nget?” Aku tidak bisa melihat apapun, tanya Wed.
“Jalan saja terus. Sebentar lagi kita akan keluar dari kegelapan ini,” ucap Nget dengan bangga.
Beberapa saat kemudian kepala Wed mulai menembus perbatasan. Terlihat batas gelap dan terang yang jelas. Mereka keluar dari zona gelap tersebut. Wed berjalan sambil melihat ke belakang. Terlihat jelas mereka keluar dari sebuah lubang gelap menyerupai gua. Sedangkan bentuk dari bibir gua tersebut tidak beraturan.
Wed mengamati keadaan sekitar. Benar seperti yang dikatakan Nget. Tidak ada matahari di sini. Tidak ada juga makhluk hidup kecuali tumbuhan.
“Yuuuuhuu…..” tiba-tiba Wed berlari karena sangat senang.
Nget kaget sampai ia terpental dari kepala Wed. Untungnya Nget bisa terbang sehingga itu bukanlah suatu masalah. Nget mengejar kemana Wed berlari. Hingga akhirnya mereka sampai pada suatu tempat yang membuat Wed berhenti tiba-tiba.
“Shittttt….” Wed mengerem larinya. Nget mengikuti apa yang dilakukan Wed.
Mereka melihat beberapa pohon tumbang. Sepertinya pohon itu roboh karena tertindih pohon yang lebih besar. Ada sisa dari pohon yang ditebang. Terlihat jelas itu dilakukan dengan benda tajam. Dilihat dari bulatan yang ada, pohon itu berusia ratusan tahun. Wed mengamati lagi sisa potongan pohon tersebut.
“Tidak salah lagi, ternyata dari sini,” ucap Wed secara tiba-tiba.
“Apa Wed? Apakah ada yang kamu ketahui?” tanya Nget kepada Wed.
“Tentu saja, itu adalah pohon Jati,“ Jawab Wed.
“Lalu, apa lagi Wed?” Nget mulai memberondong pertanyaan kepada Wed.
Wed menceritakan semua yang ia ketahui tentang tempat Pak Kuh kepada Nget. Dan semua bahan untuk rumahnya kemungkinan besar diambil dari tempat ini. Semua nampak jelas hubungan antara yang dialami Wed selama ini. Yang masih menjadi pertanyaan Wed adalah, mengapa Paman Rusa memberikan tas ini kepadanya.
Saat asyik bercerita, tiba-tiba Wed mendengar suara melengking. Sampai-sampai telinganya terasa sakit. Wed berguling ke tanah, menahan kesakitan karena suara itu
“Wed, Wed, Wed… “ teriak Nget sambil terbang di sekitar Wed.
Saat Wed mulai membaik, ia teringat suara yang didengar saat pergi ke taman hijau bersama Kamp, Bes Dan Sud kala itu. Hanya saja suara ini terdengar lebih jelas. Yang lebih aneh lagi, kenapa hanya dia yang bisa mendengarnya.
Pesan moral :
Petualangan akan membawamu kepada rahasia-rahasia yang ingin kau temukan.