Lingkungan tempat kita tinggal, tentu saja menjadi tanggung jawab setiap kita untuk menjaganya. Bagaimana menyikapi secara cerdas segala permasalahan yang mungkin sedang atau akan muncul. Telah menjadi rahasia umum atau bisa dibilang bukan lagi rahasia, ada penumpukan penggunaan plastik yang akibatnya menyisakan sampah plastik di sekitar kita.
Ada jenis sampah plastik tertentu yang sebenarnya masih bisa kita manfaatkan. Saya dalam tulisan kali ini hanya akan berbagi mengenai apa yang pernah saya lakukan beberapa tahun lalu. Saya memanfaat botol-botol dan gelas-gelas plastik untuk menyalurkan hobi saya yaitu berkebun.
Pertama saya akan menceritakan penggunaan gelas plastik bekas untuk tempat saya melakukan pembibitan tanaman bunga di halaman rumah saya di kampung. Saya mempunyai bahyak tanaman bunga Kamboja Jepang, atau terkenal dengan sebutan Adenium yang tumbuh subur, berbunga dan berbiji.
Biji-biji bunga tersimpan dalam buah yang pada saat semakin tua, mengering akan menebarkan biji-biji itu di tanah dan tumbuh tunas-tunas baru kecil.
Saya memindahkan tunas-tunas kecil itu dari halaman saya ke pot-pot kecil yang saya buat dari gelas plastik bekas seperti gambar di atas.
Saya bahkan sempat menawarkan kepada tetangga dan teman-teman di kampung seandainya ada yang berminat mengambil bibit tersebut di rumah saya dengan gratis. Saya tidak menjualnya.
Lalu setelah tumbuh besar, baru tanaman-tanaman tersebut dipindahkan ke pot yang lebih besar. Waktu itu saya memggunakan kaleng-kaleng biskuit bekas untuk langkah penanaman selanjutnya. Sayang saya tidak menemukan fotonya.
Kira-kira semacam gambar di bawah ini, penggunaan kaleng bekas untuk berkebun.
Tanaman di atas bukan Adenium, tapi beberapa jenis tanaman sukulen, seperti lidah buaya. Ada juga Rhoe discolor yang daunnya merah. Dan ada tanaman Sansivera. Saya memanfaatkan kaleng bekas dan gelas plastik bekas untuk menyalurkan hobi berkebun sekaligus kepedulian saya terhadap lingkungan saya.
Selain kaleng, masih bisa juga memggunakan plastik bekas lainnya yang masih bisa dimanfaatkan. Jangan lupa untuk memberi lubang do bagian dasar kaleng atau plastik yang akan digunakan untuk menanam.
Saya suka memilih jenis tanaman sukulen seperti kaktus dan juga Sansivera karena mudah perawatannya. Selain itu saya juga punya banyak tanaman induknya di halaman rumah.
Selanjutnya, saya akan bagikan mengenai berkebun menggunakan botol plastik bekas. Berikut ini foto salah satu hasil karya saya.
Saya mencoba menanam beberapa tanaman di botol plastik bekas yang berukuran besar, saya lubangi bagian atas dan bawah. Bagian atas untuk tempat tumbuh batang tanaman. Bagian bawah untuk memberi riang akar mencari makanan dan air. Tentu saja seperti biasa diberi lubang secukupnya, beberapa saja.
Lubang-lubang ini untuk memudahkan air mengalir dan tidak mengumpul terlalu banyak dalam botol yang bisa menyebabkan pembusukan akar. Pada akhirnya, tanaman akan mati.
Saya memilih tanaman-tanaman yang mudah tumbuh dan gampang perawatannya. Juga jenis tanaman merambat yang bila digantung akan timbuh indah ke bawah.
Foto di atas, salah satu hasil berkebun saya yang lainnya. Saya menggunakan tali rafia untuk menggantungkan botol di dinding. Resikonya, tali rafia bisa mudah rapuh bila terkena panas dan hujan. Saran saya, Anda bisa menggunakan kawat yang lebih tahan lama.
Saya menanam tanaman yang bisa merambat. Foto di atas pada awal saya mulai menanam. Daunnya masih sedikit dan mengumpul di atas dengan bunga merah kecil yang cantik. Selanjutnya dia tumbuh merambat indah ke bawah. Berikut ini fotonya.
Saya membuat beberapa pot dari botol plastik dan menggantungnya berjejer di dinding dekat rumah saya. Rumah saya berjejeran dengan dinding pasar. Dan terlihat hitam dindingnya. Jadi tanaman saya tidak terlalu terlihat.
Selain itu, saya juga mencoba menanam Sansivera di dalam botol plastik menggunakan media air saja.
Foto di atas gabungan antara tanaman dengan media tanah dan media air saja.
Selain Sansivera, saya mencoba juga tanaman Rheoe discolor.
Itu adalah beberapa cara saya menggunakan barang-barang bekas untuk berkebun. Memang terlihat sangat sederhana dan mungkin hanya hal kexil saja. Tapi seandainya gerakan ini dilakukan bersama-sama, kemungkinan akan lebih terasa manfaatnya bagi lingkungan. Setidaknya saya memulai dari diri saya sendiri dan lingkungan sekitar saya.
Saya tahu, ini bukan ide baru. Saya hanya pernah menerapkannya sendiri dari apa yang pernah saya pelajari sebelumnya. Saya juga pernah melihat di depan salah satu sekolah di kampung saya menerapkan metode ini untuk program sekolah dan itu memang baik. Saran saya bagi yang mau mencoba, harus mengutamakan kedisiplinan dalam perawatannya. Jangan hanya bersemangat membuat program ini tanpa dilanjutkan dengan proses perawatan. Hasilnya tanaman akan kering dan mati. Itu yang saya lihat hasil di depan sekolah tersebut.
Dan terakhir, untuk menutup kisah saya, ada satu lagi kegiatan yang saya lakukan untuk memanfaatkan sampah plastik berupa bekas tempat kosmetik, untuk jadi pot di dalam rumah. Berikut ini hasilnya.
Demikian cerita saya. Cara-cara saya memanfaatkan plastik bekas untuk menyalurkan hobi saya berkebun dan menjaga lingkungan terdekat saya. Lingkungan tempat saya tinggal. Semoga bermanfaat.
Note: Jika ingin tanaman bisa dimanfaatkan, bisa menanam sayuran.
…
Written by Ari Budiyanti
25 March 2019
Pernag tayang di Kompasiana