Kidung Renjana Asmaraloka
Senja yang tertelan hujan
Kala mendung menguasai hari
Tak lagi menampakkan keceriaan
Andai waktu bisa diputar kembali kala awal kita menyapa
Tiada yang mengusik sebuah kebersamaan
Merajut kembali hati yang terkoyak
Menutup lubang duka yang menganga
Lalu irama klasik yang bernuansa sayang menghiasi bara kata yang selalu menyala
Membungkus rindu yang menari-nari manja, mengerlingkan kehangatan asa
Namun serpihan bayangan menyadarkan sebuah kisah tentang cinta dan harapan yang sepi
Tersembunyi dalam keping kepalsuan hati
Lembar-lembar kisah sudah terlukis pada setiap perjalanan musim dan berkelindan dalam dada, bagai kidung asmaraloka
Bila garis keraguan mulai menyentuh titik kulminasi
Merisak kepastian akan sebuah rasa
Kepada semesta kasih, renjana ini akan kutitipkan
Beranda Kata, 26 09 2021
*Puisi ke 38 KMAA