Meluruskan Niat – Tantangan Menulis di Blog Pribadi – Hari Ke – 5

Terbaru18 Dilihat

Hampir – hampir aku mengijinkan diriku untuk tidak menulis di Blog ini. Berbagai alasan pembenaran dan teleransi yang seolah – olah bisa diterima. Dari pagi ke luar ruamah, banyak urusan baik urusan sekolah maupun keluarga hingga sampai di rumah setelah maghrib. Setelah mandi, sholat maghrib, kemudian menyiapkan makan malam si anak dengan lauk yang sudah kubeli di warung saat pulang kerja tadi. Ternyata, anakku yang sedang tidak enak badan, tidak berselera makan dengan lauk yang ada. Dia minta dibuatkan mie rebus. Untung di rumah ada persediaan bahan. Kubuatkan mie rebus spesial untuk anakku kusuapin pula dia meski sudah kelas IX SMP. Yah, sesekali memang anakku semanja itu, tetapi yang paling sering dia membantu dan menyemangati hidupku. Setelah makan, sholat isya kemudian beberes rumah sampai tahu – tahu waktu sudah menunjuk pukul 21.20.

Aku baru ingat kalau aku belum menulis di Blog. Tidak ada bahan untuk di tulis, Aku hampir mentolerir diri sendiri, kukatakan “Biarlah tidak jadi ikut tantangan, yang penting pekerjaan rumah beres, kebutuhan anak terpenuhi, dan aku sehat”. Yang seperti ini adalah “lagu lama”. Jurus yang sering kugunakan sehingga berbagai program belajarku berhenti di jalan.

Kali ini aku bertanya pada diriku sendiri
Aska….apa sih tujuanmu ikut program belajar berbicara dan menulis?
Aska… apa kamu tidak lihat betapa Ikhlasnya Om Jay dan tim menyiapkan program itu ?
Aska…. apa kamu kira Om Jay tidak sibuk ?
Aska,,,,, apa kamu tidak tahu mengapa Om Jay dan Tim sampai mengadakan Lomba nulis di Blog ?
Aska…. apakah kamu kira orang – orang yang sukses itu secara instan tanpa perjuangan?

Lalu kujawab sendiri pertanyaan – pertanyaan itu.
Aku ikut program belajar berbicara karena berbicara dan menulis itu kelemahan terbesarku sebagai guru. Aku ikut program ini bukan untuk sekedar tahu, tapi aku benar – benar ingin bisa berbicara dan menulis dengan baik. Aku tahu, kalau aku hanya seenaknya dalam ikut program itu, tidak mengikuti kurikulum yang sudah dibuat Om Jay dan kawan – kawan, mana mungkin aku bisa berhasil.
Aku bukan apa – apa dibanding Om Jay yang jelas – jelas super sibuk. Aku hanya sibuk tentang diri dan keluargaku, sementara Om Jay sibuk untuk memberikan pelayanan prima bagi guru – guru yang mau belajar. Beliau sibuk untuk berbagi kebaikan. Sampai mengadakan lomba dan tantangan untuk guru semata – mata untuk menyemangati guru – guru supaya belajar dan terus belajar.

Sungguh, kalau dalam program kali ini aku tidak serius, artinya aku tidak menyukuri nikmat Allah SWT yang sudah mempertemukan saya dengan guru – guru hebat yang ikhlas berbagi. Tidak menyukuri kesempatan belajar di masa pandemi ini tanpa harus keluar biaya besar, tanpa harus meninggalkan pekerjaan kantor, tanpa harus meninggalkan rumah seperti dulu sebelum massa Pandemi.

Katanya merasa kurang berkualitas, katanya ingin berkualitas, katanya ingin bisa berbagi, katanya ingin bisa menjadi lebih baik. Mana usahamu ? Tunjukkan, ayo tunjukkan !

Aku menyadari bahwa Tiada daya dan kekuatan kecuali dari Allah SWT.
Ini artinya selain memiliki niat, motivasi, dan kemauan untuk belajar, aku juga harus selalu memohon kepada Allah SWT agar dimudahkan dalam setiap proses belajarku.

Aku memang harus meluruskan niatku kembali.
Aku berniat untuk belajar, berusaha keras memperbaiki semua kekuranganku, aku ingin menjadi orang yang lebih baik dari sekarang, aku juga ingin berbagi kebaikan. Semoga Allah SWT memudahkan semua niat ikhlasku. Aamiin.

Alhamdulillah, akhirnya jam 23.00 aku bisa menulis, menyelesaikan tantangan hari ke – 5 meski jauh dari berkualitas. Semoga besok dan yang akan datang aku dimampukan oleh Allaah SWT untuk mengerjakan tantangan selanjutnya. Aamiin.

Dari guru Jogja yang sedang belajar berbicara dan menulis


Askariyah Dasa Novembriyati, S.Pd.

Tinggalkan Balasan