Sejak dulu, saya adalah orang yang senang mencari tahu. Sering ikut pelatihan apa saja yang saat itu aku tertarik. Namun saya tak pernah punya produk. Kalau untuk kenaikan pangkat, maka angka kredit dari pengembangan diri saya melimpah, berasal dari mengikuti diklat dan seminar di sana – sini. Saya ikut pelatihan dan seminar bukan karena malas mengajar dan juga ingin diberi uang saku. Biasanya saya ikut pelatihan yang diadakan hari Sabtu atau pas hari libur, sehingga tidak meninggalkan jam mengajar. Pelatihan yang kuikutipun kadang berbayar, saya keluarkan dengan uangku sendiri. Ini semua karena saya merasa jauh tertinggal dari teman – temanku. Aku merasa apa yang kuberikan kepada sekolah dan murid – muridku belum sebanding dengan gaji bulanan yang kudapatkan. Aku ingin rizki dari Allah SWT semakin berkah.
Namun, berkali – kali aku belajar, tetap saja aku belum punya produk yang berarti. Memang aku harus bersyukur, banyak ilmu yang aku dapatkan dari pelatihan – pelatihan tersebut, tapi belum bisa merubah rasa percaya diriku. Berkali – kali saya ikut pelatihan membuat media pembelajaran, tetapi setiap membuat media pembelajaran, paling saya gunakan sekali terus sudah. Apalagi setelah melihat produk teman yang lebih bagus, pasti aku akan memilih menggunakan produk teman untuk pembelajaran. Berkali – kali aku ikut pelatihan Penulisan Karya Ilmiah, namun tak satupun Karya Ilmiah kuhasilkan.
Di awal masa pandemi, semua guru di sekolahku mendandak IT. Dari belajar membuat video, menggunakan google classroom, google form, dan sebagainya. Aku merenung, sebenarnya yang dipelajari teman – teman saat ini, semua sudah aku pelajari. Teman – temanku dengan sangat percaya diri cepat menghasilkan produk. Dari sini saya menyadari bahwa kebutuhan mendesak saya saat ini bukan lagi belajar – belajar teknis itu, tetapi tentang membangun mental percaya diri. Motivasi, Belajar Berbicara, Metode Mengajar, itu yang sangat saya butuhkan saat ini.
Alhamdulillah, meski saya lupa asal usulnya dari mana akhirnya saya bisa terbawa ke program berbicara untuk guru yang dilaksanakan oleh PGRI. Di sini aku tersadar, kalau selama ini aku ikut pelatihan hanya datang duduk mendengarkan dan mengerjakan tugas saat itu saja, kemudian pulang membawa sertifikat. Setelah itu aku beraktivitas mengajar dan lainnya. Aku tak pernah lagi memikirkan hasil belajarku yang sesungguhnya harus selalu kupraktekkan dan kembangkan.
Di Program Belajar Berbicara, aku tersadar bahwa biginilah belajar yang sesungguhnya, mendengarkan, menuliskan, kemudian mempraktekkan. Dan supaya berhasil harus dibiasakan. Tidak boleh lowok sekalipun. Jika duapuluh kali tugas itu aku kerjakan, pastilah akan menjadi kebiasaan dalam hidupku.
20 hari menulis tidak bolong, pasti akan menjadi kebiasaan. Dan kunci terpenting yang harus aku bangun dulu adalah mengabaikan perasaan tidak bisa ku. Entah apa bentuk tulisanku, aku harus tetap menulis. Mulailah aku menulis, meski aku belum berani mempublikasikan, setidaknya aku ingin taat, menulis tiap hari, berkunjung ke blog teman tiap hari. Itu satu satunya jalan yang harus kutempuh agar program belajar berbicara dan menulisku bisa membuahkan hasil.
Saya mulai mengunjungi blog teman – teman. Wow, ada perasaan bersalah muncul di benak saya. Aku merasa salah masuk kelas, temanku orang hebat semua. Mereka Kepala Sekolah, Pengawas, Guru Berprestasi, dan seabreg Label telah disandang oleh sebagian besar peserta di Program yang dibuat oleh Om Jay dan teman – teman PGRI. Aku hampir ingin berlari. Namun, apakah dengan berlari aku akan menjadi orang hebat? Pengecut namanya.
Aku memang tidak bermimpi jadi orang hebat. Aku hanya ingin hari – hariku bertemu orang – orang hebat yang selalu mempunyai semangat berbagi. Meski berjalanku sangat lambat, namun aku ingin setiap hari melangkah menuju yang lebih baik. Biarlah teman melejit dengan prestasi setinggi langit, kalau aku mampu, aku akan berlari, tapi kalau belum mampu aku akan tetap berjalan, kalau harus merangkakpu Insya Allah tetap akan aku jalani. Aku sadar bahwa Allah SWT tidak menilai dari hasil akhirku, tetapi seberapa besar perjuangan yang aku lakukan. Semoga Allah SWT Ridlo dengan usaha yang aku lakukan.
Terima kasih buat teman – taman yang selalu memotivasi dan menginspirasi. Semoga menjadi amal jariyah bagi teman semua. Aamiin Yaa Robbal ‘Aalamiin.
Guru Jogja yang sedang belajar berbicara dan menulis.
Yogyakarta, 6 Februari 2021
Askariyah Dasa Novebriyati, S.Pd.